Shenyang J-13, Jet Tempur Modern China Lebih Tangguh dari J-10 Namun Batal Diproduksi

Shenyang J-13 yang lebih canggih dari J-10


TIMEMOMENTS.COM - Indonesia sepakat membeli 42 unit J-10 seri BD dari Chengdu Aircraft Corporation (CAC).

Ditaksir harga 42 unit J-10 yang dibeli Indonesia senilai 9 miliar dolar AS atau sekiranya Rp 149 triliun lebih namun ini masih perkiraan karena harga Vigorous Dragon tak semahal itu.

Belum jelas kelengkapan apa saja yang diterima Indonesia dalam pembelian J-10.

Yang pasti tugas bertambah bagi Depo Pemeliharaan karena nantinya AU Indonesia mengoperasikan banyak sekali jet tempur, ada J-10, Rafale, KAAN, KF-21 Boramae, F-16, Su-27, Su-30, Hawk 109 209 dan T-50i.

Baca Juga : Indonesia Akusisi 42 Unit J-10 BD Dilengkapi Radar AESA dan IRST untuk Lawan Jet Tempur Siluman

Satu yang pasti, pembelian J-10 sebagai penyeimbang adanya kepentingan Non-Blok Indonesia.

Indonesia melakukan diversifikasi alutsista dari Barat dan Timur.

Embargo militer membuat Indonesia enggan mengakusisi seutuhnya perangkat keras militer dari Barat.

Dari Barat pun, Indonesia memilih bukan AS melainkan Prancis.

Fair saja, bila dari AS pasti kontrak F-15 Eagle II sudah diteken bukan J-10.

AS belum terlalu bernafsu mendukung modernisasi militer Indonesia terutama di lini angkatan udara.

Faktanya begitu sekarang.

Superstar Pertempuran Udara India Vs Pakistan

Sukses menjatuhkan Rafale India membuat nama J-10 yang dioperasikan Pakistan melambung tinggi.

Perlu diketahui jika jatuhnya Rafale India bukan cuma dikalahkan oleh J-10.

Pakistan menerbangkan unsur udara lain seperti pesawat AWACS dan JF-17 Thunder membantu J-10.

AWACS mengidentifikasi keberadaan Rafale, salah pilot tempur India tak memanfaatkan kemampuan jamming SPECTRA untuk mengacaukan sapuan radar Pakistan.

Inilah yang menjadi pertanyaan, apa yang sebetulnya dilakukan pilot AU India ketika tahu bahwa musuh pasti menerbangkan pesawat peringatan dini dan reaksi apa yang mereka lakukan.

Hasilnya Rafale ditembak jatuh J-10.

China memanfaatkan momentum ini dengan pas, langsung mempromosikannya ke berbagai negara.

Bahkan intelijen Prancis menuduh ada upaya propaganda menjatuhkan nama Rafale yang didanai Partai Komunis China (PKC).

Tapi fakta di lapangan berkata Rafale ditembak jatuh J-10, itu tak terbantahkan.

Pengganti Shenyang J-13

Siapa sangka sebetulnya China sama sekali tak kepikiran membuat J-10.

Sebelum adanya J-10, Kementerian Pertahanan China kebingungan teknologi jet tempur mereka seperti J-6, J-7 dan J-8 ketinggalan jauh dari AS.

Tak bisa dibayangkan J-8 harus menghadapi F-14D Tomcat dan F-15 Eagle bila harus menginvasi Taiwan kala itu.

Semua berawal dari tahun 1971 kala Institut 601 Shenyang Aircraft Corporation diperintahkan merancang blueprint jet tempur baru menggantikan J-6.

Butuh dua tahun membuat blueprint itu dimana proyek ini resmi dinamai Shenyang J-13.

Shenyang J-13 (atas) dan Chengdu J-10 (bawah)


Proyek sempat mandek hingga pada tahun 1980 PLAAF semakin gusar karena mereka membutuhkan jet tempur canggih segera.

Akhirnya J-13 dilanjutkan dengan syarat kecepatannya harus ditingkatkan lebih dari 2 Mach dan jangkauan tempur sejauh 2.340 km.

Ketinggian terbangnya juga mesti didongkrak mencapai 62.000 kaki.

Shenyang menerima tantangan ini dengan langsung mengatakan mereka bakal membuat J-13 hanya dengan satu mesin!

Alasannya sederhana, Shenyang ingin J-13 jadi jet tempur hemat anggaran meniru metode pembuatan F-16.

Namun satu mesin apakah kuat untuk memenuhi permintaan PLAAF seperti di atas?

Bedanya F-16 ditenagai mesin luar biasa GE F110 yang sangat bertenaga sehingga bisa mendorongnya secepat 2 Mach.

Sementara China sampai detik ini pun tak punya kemampuan membuat mesin jet tempur dengan durability jempolan.

Akhirnya Shenyang mencoba menyalin mesi Rolls Royce Spey Mk. 202 yang mentenagai F-4 Phantom di dalam diri WS-9.

Sialnya WS-9 ternyata tak memenuhi ekspetasi, ia loyo ketika prototipe J-13 diajak menanjak cepat di udara.

Shenyang kemudian mendapat mesin MiG-23 Flogger dari Mesir.

Para insinyur diperintahkan mencopot mesin turbojet Tumansky R-29 milik MiG-23 dan merekayasa ulang.

Hasilnya ialah mesin turbojet WP-15 untuk mentenagai J-13.

WP-15 meski sesuai ekspetasi namun pemerintah China mulai menambah persyaratan bagi J-13.

Yakni mesti mampu melawan MiG-29 dan F-16 dengan rasio kemenangan tinggi.

Persyaratan ini tak pernah bisa dicapai Shenyang terlebih Chengdu berhasil dengan proyek J-10 pada 1990 an.

J-10 secara kemampuan di bawah J-13 namun ia menawarkan kemudahan dan murahnya biaya operasional.

Ya, setelah itu Shenyang menyuntik mati J-13 karena tempatnya sudah diduduki J-10.*






















Seto Ajinugroho adalah seorang Wartawan yang berkecimpung di dunia Jurnalisme terutama menggeluti tentang informasi perkembangan teknologi pertahanan nasional dan internasional

Posting Komentar untuk "Shenyang J-13, Jet Tempur Modern China Lebih Tangguh dari J-10 Namun Batal Diproduksi"