Moskow Kirim Bantuan 200 Perwira Militer Lalu Ultimatum Belanda Usai Kapal Perang Indonesia Ditenggelamkan
![]() |
| Kapal selam Whiskey class ALRI yang dibeli dari Uni Soviet untuk persiapan operasi Jayawijaya (foto : @submarines.id) |
TIMEMOMENTS.COM - Kisah operasi Jayawijaya dalam gaung Tri Komando Rakyat alias Trikora yang dimulai pada 19 Desember 1961 hingga 15 Agustus 1962 cukup menarik disimak hingga kini.
Banyak kisah-kisah persiapan operasi itu yang tak banyak diketahui publik Indonesia sekarang karena pelajaran sejarah di sekolah hanya menerangkan garis besarnya saja.
Padahal banyak sekali jurnal atau artikel dari AS dan Rusia membahas mengenai Trikora yang masuk dalam salah satu babakan Perang Dingin.
Ya, operasi itu bagian integral dari perebutan pengaruh Sosialis melawan Demokrasi yang memengaruhi jalannya dunia hingga detik ini.
Baca Juga : Misi Berani Mati Awak Kapal Selam Rusia Bantu Militer Indonesia Berperang di Garis Depan
Uni Soviet sejak 1958 sudah mengadopsi taktik merangkul negara Dunia Ketiga karena mereka merasa kalah di Eropa NATO begitu digdaya.
Hanya negara-negara seperti Korea Utara, Vietnam, Kamboja, Indonesia, Mesir, India dan Kuba yang bila disatukan mampu melawan dominasi Sekutu.
Langkah ini dinilai realistis terlebih Indonesia tengah berusaha merebut Irian Barat dari tangan Belanda, salah satu anggota NATO.
Persiapan Perang
Kremlin menyatakan pada 1958 bahwa mereka siap membantu Indonesia melawan Belanda.
Benar-benar siap karena sampai mengirim prajurit dan perwiranya ke Indonesia mempersiapkan perang.
Serapi-rapinya mengelabui toh nyatanya intelijen AS berhasil mengendus langkah ini.
Secara kontinyu CIA melaporkan perkembangan terkini perihal Perang Dingin termasuk Krisis Rudal Kuba dan Trikora ke atas meja 'Lancer'
Hanya negara-negara seperti Korea Utara, Vietnam, Kamboja, Indonesia, Mesir, India dan Kuba yang bila disatukan mampu melawan dominasi Sekutu.
Langkah ini dinilai realistis terlebih Indonesia tengah berusaha merebut Irian Barat dari tangan Belanda, salah satu anggota NATO.
Persiapan Perang
Kremlin menyatakan pada 1958 bahwa mereka siap membantu Indonesia melawan Belanda.
Benar-benar siap karena sampai mengirim prajurit dan perwiranya ke Indonesia mempersiapkan perang.
Serapi-rapinya mengelabui toh nyatanya intelijen AS berhasil mengendus langkah ini.
Secara kontinyu CIA melaporkan perkembangan terkini perihal Perang Dingin termasuk Krisis Rudal Kuba dan Trikora ke atas meja 'Lancer'
Lancer adalah kode nama yang diberikan Secret Service untuk Presiden AS, John F Kennedy.
Laporan ini salah satunya tertuang pada history.state.gov yang merilis classified information pada 2 Januari 2025 mengenai kondisi Indonesia tahun 1958-1965.
"Pemerintah Indonesia mulai melakukan pembelian besar-besaran peralatan militer dari luar negeri. Karena Amerika Serikat dan negara-negara Dunia Bebas lainnya pada umumnya tidak bersedia menjual peralatan militer ke Indonesia pada saat itu.
Indonesia telah membeli lebih dari $200 juta peralatan militer Blok Timur dengan persyaratan kredit jangka panjang, terutama untuk Angkatan Udara (jet tempur dan pembom, transportasi dan pelatih) dan Angkatan Laut (kapal patroli, kapal perusak, dan kapal selam)," jelasnya.
Langkah Indonesia untuk mengusir Belanda dari Irian Barat begitu meresahkan Washington.
Akhirnya pada pertengahan tahun 1958 AS menyetujui beberapa penjualan senjata ke Indonesia yang telah lama diajukan Jakarta.
Ada tiga paket senjata pertama pada tahun 1959 AS menjual alutsista senilai 22 juta dolar.
Tahun 1960 dengan nilai 20 juta dolar dan 1961 sebesar 21 juta dolar.
Tujuannya untuk membendung pengaruh Komunis di dalam negeri Indonesia.
Pertempuran Laut Aru
Namun bantuan-bantuan di atas seakan tak berarti ketika Laksamana Muda ALRI Komodor Yos Soedarso dengan RI Matjan Tutul gugur dalam pertempuran Vlakke Hoek atau di sini dikenal pertempuran laut Aru pada 15 Januari 1962.
Akibat tenggelamnya RI Matjan Tutul, perlawanan Indonesia agak meredup di Irian Barat karena gagal mendaratkan 150 pasukan khusus di Kaimana.
Gagalnya operasi ini terdengar hingga ke telinga Kremlin.
![]() |
| Kosmonot Yuri Gagarin, PM Soviet Nikita Khrushschev dan Presiden Indonesia Soekarno (foto : akun X Kedubes Rusia di Jakarta) |
Usai tenggelamnya kapal perang Indonesia, Soviet memberi ultimatum Belanda bahwa konflik bisa berubah menjadi perang terbuka.
Lantas Soviet mengirim 200 perwira sebagai penasehat militer ke Indonesia.
"Pada 9 Februari 1962, pemerintah Soviet mengeluarkan pernyataan yang menegaskan kembali dukungannya terhadap posisi Indonesia dan memperingatkan bahaya eskalasi konflik.
Meski Uni Soviet menolak memasok pesawat tambahan (ke Indonesia) tetapi mengirimkan 200 penasihat militer tambahan dan berjanji untuk mempercepat pembangunan zona pertahanan udara di sekitar Jakarta," jelas alerozin.narod.ru pada 2017 dalam artikelnya berjudul 'Soviet participation in the formation of the Indonesian Navy'
Benar saja meski sempat meredup, pada 10-15 Agustus 1962, Komando Mandala mengerahkan segala kekuatannya mendekati Irian Barat memulai operasi Seroja.
Secara serempak militer Indonesia bakal menyerbu Biak dan beberapa titik Irian Barat melalui darat, laut dan udara
Tak mau Uni Soviet ikut campur terlalu jauh, AS ambil sikap agar segera menyerahkan Irian Barat ke Indonesia melalui perjanjian New York.*
"Pada 9 Februari 1962, pemerintah Soviet mengeluarkan pernyataan yang menegaskan kembali dukungannya terhadap posisi Indonesia dan memperingatkan bahaya eskalasi konflik.
Meski Uni Soviet menolak memasok pesawat tambahan (ke Indonesia) tetapi mengirimkan 200 penasihat militer tambahan dan berjanji untuk mempercepat pembangunan zona pertahanan udara di sekitar Jakarta," jelas alerozin.narod.ru pada 2017 dalam artikelnya berjudul 'Soviet participation in the formation of the Indonesian Navy'
Benar saja meski sempat meredup, pada 10-15 Agustus 1962, Komando Mandala mengerahkan segala kekuatannya mendekati Irian Barat memulai operasi Seroja.
Secara serempak militer Indonesia bakal menyerbu Biak dan beberapa titik Irian Barat melalui darat, laut dan udara
Tak mau Uni Soviet ikut campur terlalu jauh, AS ambil sikap agar segera menyerahkan Irian Barat ke Indonesia melalui perjanjian New York.*


Posting Komentar untuk "Moskow Kirim Bantuan 200 Perwira Militer Lalu Ultimatum Belanda Usai Kapal Perang Indonesia Ditenggelamkan"