Indonesia Mungkin Bisa Meminang Jet Tempur Generasi Kelima yang Tak Laku di Pasaran Ini Tapi Risiko dan Taruhannya Sangat Tinggi

TIMEMOMENTS.COM - Indonesia tengah berupaya membangun kekuatan Angkatan Udaranya dengan membeli sejumlah jet tempur generasi terbaru.
Berbagai penawaran dilakukan Indonesia untuk mendapatkan jet tempur terbaiknya guna memenuhi kekuatan tempur udaranya.
Misalnya, Indonesia sejauh ini telah membeli jet tempur Rafale dari Prancis pada 10 Februari 2022 silam.
Dipastikan Indonesia akan menerima jet tempur Rafale pertamanya, pada tahun 2026 nanti.
Tak cuma itu saja, Indonesia juga menyepakati pembelian jet tempur generasi kelima dari Turki KAAN, dengan jumlah 48 unit.
Namun, jet tempur ini masih dalam masa pembangunan dan kemungkinan Indonesia baru bisa mendapatkannya dalam waktu 10 tahun ke depan.
Dengan kata lain, hanya jet tempur Rafale yang bisa menjadi andalan Indonesia dalam waktu dekat.
Namun, menurut catatan Asia Times, kurangnya kemampuan siluman dan penindasan pertahanan udara musuh (SEAD) pada pesawat tempur tersebut.
Ini membuat Rafale rentan terhadap musuh dengan sistem pertahanan udara terpadu (IADS) yang canggih, menurut laporan Januari 2025 oleh Institut Hubungan Internasional Prancis (IFRI).
Laporan IFRI menyebutkan bahwa pilot Prancis yang menerbangkan Rafale merasa sulit untuk menang melawan F-35 dalam latihan gabungan karena keterbatasan sensor yang dimiliki Rafale.
Laporan tersebut menambahkan bahwa meskipun Rafale masih relevan dalam jangka pendek dan menengah, kemampuannya semakin tidak memadai untuk operasi tempur intensitas tinggi dalam situasi tertentu.
Dalam situasi ini Indonesia sebenarnya memiliki pilihan jet tempur generasi kelima yang setara dengan F-35 yang mudah untuk dibeli.
Jet tempur tersebut adalah Shenyang J-35A, jet tempur rancangan Tiongkok terus menarik minat besar seiring semakin banyaknya informasi tentang pesawat tersebut.
Akan tetapi, meskipun profil publik pesawat tempur ini makin menanjak, kemampuan canggihnya yang diiklankan, dan kemiripannya dengan jet tempur F-35 AS.
J-35 belum menarik minat banyak pembeli asing sebagaimana yang diharapkan oleh Aviation Industry Corporation of China (AVIC).
Meskipun dipromosikan secara besar-besaran sebagai pesawat tempur siluman yang terjangkau dan berkemampuan tinggi, Shenyang J-35A buatan Tiongkok gagal mendapatkan pembeli asing mana pun, bahkan dari sekutu lama seperti Pakistan.
Berbagai penawaran dilakukan Indonesia untuk mendapatkan jet tempur terbaiknya guna memenuhi kekuatan tempur udaranya.
Misalnya, Indonesia sejauh ini telah membeli jet tempur Rafale dari Prancis pada 10 Februari 2022 silam.
Dipastikan Indonesia akan menerima jet tempur Rafale pertamanya, pada tahun 2026 nanti.
Tak cuma itu saja, Indonesia juga menyepakati pembelian jet tempur generasi kelima dari Turki KAAN, dengan jumlah 48 unit.
Namun, jet tempur ini masih dalam masa pembangunan dan kemungkinan Indonesia baru bisa mendapatkannya dalam waktu 10 tahun ke depan.
Dengan kata lain, hanya jet tempur Rafale yang bisa menjadi andalan Indonesia dalam waktu dekat.
Namun, menurut catatan Asia Times, kurangnya kemampuan siluman dan penindasan pertahanan udara musuh (SEAD) pada pesawat tempur tersebut.
Ini membuat Rafale rentan terhadap musuh dengan sistem pertahanan udara terpadu (IADS) yang canggih, menurut laporan Januari 2025 oleh Institut Hubungan Internasional Prancis (IFRI).
Laporan IFRI menyebutkan bahwa pilot Prancis yang menerbangkan Rafale merasa sulit untuk menang melawan F-35 dalam latihan gabungan karena keterbatasan sensor yang dimiliki Rafale.
Laporan tersebut menambahkan bahwa meskipun Rafale masih relevan dalam jangka pendek dan menengah, kemampuannya semakin tidak memadai untuk operasi tempur intensitas tinggi dalam situasi tertentu.
Dalam situasi ini Indonesia sebenarnya memiliki pilihan jet tempur generasi kelima yang setara dengan F-35 yang mudah untuk dibeli.
Jet tempur tersebut adalah Shenyang J-35A, jet tempur rancangan Tiongkok terus menarik minat besar seiring semakin banyaknya informasi tentang pesawat tersebut.
Akan tetapi, meskipun profil publik pesawat tempur ini makin menanjak, kemampuan canggihnya yang diiklankan, dan kemiripannya dengan jet tempur F-35 AS.
J-35 belum menarik minat banyak pembeli asing sebagaimana yang diharapkan oleh Aviation Industry Corporation of China (AVIC).
Meskipun dipromosikan secara besar-besaran sebagai pesawat tempur siluman yang terjangkau dan berkemampuan tinggi, Shenyang J-35A buatan Tiongkok gagal mendapatkan pembeli asing mana pun, bahkan dari sekutu lama seperti Pakistan.
Pakistan, pelanggan terlama perangkat keras militer Tiongkok, pernah dikabarkan akan menjadi pembeli asing pertama untuk J-35A.
Namun, bulan Juli 2025 lalu, diumumkan bahwa tak lama setelah kunjungan Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan, Marsekal Lapangan Asim Munir, ke AS, Islamabad menolak tawaran Tiongkok tersebut.
Selain itu, salah satu penyebab jet tempur ini tak laku di pasaran adalah syarat yang rumit dan konsekuensinya yang tinggi.
Menurut National Security Journal, salah satu masalah membeli produk Tiongkok, adalah konsekuensinya, kata seorang mantan pejabat intelijen AS.
“Anda mendapatkan teknisi Tiongkok kehadiran permanen di wilayah Anda dan juga mendapatkan konektivitas pesawat yang kini terhubung dengan semua sistem komputer Anda yang lain," jelasnya.
"Beberapa tahun yang lalu, ketika militer Swiss memutuskan untuk membeli F-35, ada suara-suara anti-Amerika yang sangat lantang di sana yang mengatakan bahwa jika Anda membeli jet Amerika ini, maka CIA selalu ada di kokpit bersama Anda,” sambungnya.
“Saya pikir beberapa orang di tempat-tempat seperti Riyadh dan Abu Dhabi menyadari bahwa dengan pesawat tempur Cina ini, Anda akan menghadapi situasi yang serupa, hanya saja jauh lebih buruk," ujarnya.
***
Menurut National Security Journal, salah satu masalah membeli produk Tiongkok, adalah konsekuensinya, kata seorang mantan pejabat intelijen AS.
“Anda mendapatkan teknisi Tiongkok kehadiran permanen di wilayah Anda dan juga mendapatkan konektivitas pesawat yang kini terhubung dengan semua sistem komputer Anda yang lain," jelasnya.
"Beberapa tahun yang lalu, ketika militer Swiss memutuskan untuk membeli F-35, ada suara-suara anti-Amerika yang sangat lantang di sana yang mengatakan bahwa jika Anda membeli jet Amerika ini, maka CIA selalu ada di kokpit bersama Anda,” sambungnya.
“Saya pikir beberapa orang di tempat-tempat seperti Riyadh dan Abu Dhabi menyadari bahwa dengan pesawat tempur Cina ini, Anda akan menghadapi situasi yang serupa, hanya saja jauh lebih buruk," ujarnya.
***
Posting Komentar untuk "Indonesia Mungkin Bisa Meminang Jet Tempur Generasi Kelima yang Tak Laku di Pasaran Ini Tapi Risiko dan Taruhannya Sangat Tinggi"