China Kebakaran Jenggot ASEAN All Out Mendukung Bila Indonesia Tolak Klaim Nine Dash Line
TIMEMOMENTS.COM - Klaim Nine Dash Line yang terus digelorakan oleh pemerintah Komunis China menjadi sumbu konflik di Indo Pasifik.
Padahal sebelum tahun 2010, Indo Pasifik cenderung stabil karena klaim Nine Dash Line tak terlalu digemborkan China.
Baru sekitar 2014, pemerintah China mulai menerapkan Nine Dash Line secara besar-besaran dan memaksa.
Klaim ini didasarkan atas peta kuno peninggalan Dinasti Ming bahwa wilayah maritim Kekaisaran China meliputi hampir separuh Indo Pasifik.
Mulai Taiwan membentang ke selatan menyentuh perairan Natuna.
Padahal sebelum tahun 2010, Indo Pasifik cenderung stabil karena klaim Nine Dash Line tak terlalu digemborkan China.
Baru sekitar 2014, pemerintah China mulai menerapkan Nine Dash Line secara besar-besaran dan memaksa.
Klaim ini didasarkan atas peta kuno peninggalan Dinasti Ming bahwa wilayah maritim Kekaisaran China meliputi hampir separuh Indo Pasifik.
Mulai Taiwan membentang ke selatan menyentuh perairan Natuna.
Negara yang terkena klaim ini jelas protes.
Filipina, Malaysia, Vietnam dan Brunei Darussalam melayangkan protes resmi.
Sebab Nine Dash Line tak sesuai United Nations Convention on the Law of the Sea (UNLCOS) Konvensi Hukum Laut yang diprakarsai oleh PBB.
Padahal pemerintah China sudah meratifikasi UNCLOS namun tindakan di lapangan jauh berbeda.
Lantas kenapa China berbuat demikian? apa tujuannya?
Ujungnya masalah ekonomi, China tengah membuat Belt and Road Initiative (BRI) sebuah jalur perdagangan yang akan menjalankan roda perekonomian negara selama ratusan tahun kedepan.
Perlu diketahui bahwa perekonomian China ditopang dari ekspor, macetnya pasar berakibat fatal bagi mereka.
Maka dikumandangkanlah Nine Dash Line, ditopang kekuatan militernya yang tumbuh besar, negara lain dibuat ciut olehnya.
"Secara khusus, China berupaya membangun logistik global dan infrastruktur pangkalan untuk memungkinkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) memproyeksikan dan mempertahankan kekuatan militer pada jarak yang lebih jauh. RRT menyalahgunakan pengaturan komersial di pelabuhan negara tuan rumah untuk mendukung fungsi militer dan menyembunyikan tujuan sebenarnya dari instalasinya di luar negeri," jelas state.gov pada 3 Desember 2020.
Selain itu, China ingin menguasai sumber daya alam di perairan Indo Pasifik terutama sektor mineral.
Sektor bahari pun ikut disikat, secara terstruktur AL China, PLAN dan Coast Guardnya melindungi nelayan mencuri ikan diperairan negara lain.
"Beijing menggunakan intimidasi untuk merongrong hak kedaulatan negara-negara pesisir Asia Tenggara di Laut Cina Selatan, mengintimidasi mereka agar tidak mendapatkan sumber daya lepas pantai, mengancam mereka agar tidak mendapatkan jalur pelayaran, menegaskan dominasi sepihak, dan merampas akses nelayan terhadap mata pencaharian mereka.
Beijing berupaya mengganti hukum internasional dengan prinsip yang kuat adalah yang benar," ungkapnya.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) sudah menyatakan berkali-kali bahwa Nine Dash Line melanggar UNCLOS.
Washington menegaskan mereka akan berdiri bersama negara-negara Asia Tenggara dalam upayanya mempertahankan kedaulatan atas klaim semena-mena China.
"Amerika Serikat berdiri bersama sekutu dan mitranya di Asia Tenggara dalam melindungi hak kedaulatan mereka atas sumber daya lepas pantai, sesuai dengan hak dan kewajiban mereka di bawah hukum internasional," tegasnya.
Di kawasan Asia Tenggara, China mengganggap Indonesia merupakan motor utama ASEAN.
Secara de facto, Indonesia dianggap pemimpin ASEAN dimana langkahnya menyikapi Nine Dash Line kerap dipandang strategis oleh negara anggota.
Media asal China, mil.sina.cn sudah memprediksi jauh hari pada 24 Juni 2016 memberitakan jika Indonesia menolak klaim Nine Dash Line maka ASEAN all out mendukungnya.
"Jika Indonesia mengambil tindakan (menolak klaim) hal itu pasti akan memicu gelombang intervensi lanjutan dari negara-negara tetangga (ASEAN).
Bahkan gesekan kecil pun sulit dikendalikan, dan inilah saatnya kemampuan tempur armada laut China semakin ditekankan," jelasnya.
Indonesia sendiri berkepentingan menjaga Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Natuna Utara yang sebagian kena caplok klaim Nine Dash Line.(*)
Filipina, Malaysia, Vietnam dan Brunei Darussalam melayangkan protes resmi.
Sebab Nine Dash Line tak sesuai United Nations Convention on the Law of the Sea (UNLCOS) Konvensi Hukum Laut yang diprakarsai oleh PBB.
Padahal pemerintah China sudah meratifikasi UNCLOS namun tindakan di lapangan jauh berbeda.
Lantas kenapa China berbuat demikian? apa tujuannya?
Ujungnya masalah ekonomi, China tengah membuat Belt and Road Initiative (BRI) sebuah jalur perdagangan yang akan menjalankan roda perekonomian negara selama ratusan tahun kedepan.
Perlu diketahui bahwa perekonomian China ditopang dari ekspor, macetnya pasar berakibat fatal bagi mereka.
Maka dikumandangkanlah Nine Dash Line, ditopang kekuatan militernya yang tumbuh besar, negara lain dibuat ciut olehnya.
"Secara khusus, China berupaya membangun logistik global dan infrastruktur pangkalan untuk memungkinkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) memproyeksikan dan mempertahankan kekuatan militer pada jarak yang lebih jauh. RRT menyalahgunakan pengaturan komersial di pelabuhan negara tuan rumah untuk mendukung fungsi militer dan menyembunyikan tujuan sebenarnya dari instalasinya di luar negeri," jelas state.gov pada 3 Desember 2020.
Selain itu, China ingin menguasai sumber daya alam di perairan Indo Pasifik terutama sektor mineral.
Sektor bahari pun ikut disikat, secara terstruktur AL China, PLAN dan Coast Guardnya melindungi nelayan mencuri ikan diperairan negara lain.
"Beijing menggunakan intimidasi untuk merongrong hak kedaulatan negara-negara pesisir Asia Tenggara di Laut Cina Selatan, mengintimidasi mereka agar tidak mendapatkan sumber daya lepas pantai, mengancam mereka agar tidak mendapatkan jalur pelayaran, menegaskan dominasi sepihak, dan merampas akses nelayan terhadap mata pencaharian mereka.
Beijing berupaya mengganti hukum internasional dengan prinsip yang kuat adalah yang benar," ungkapnya.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) sudah menyatakan berkali-kali bahwa Nine Dash Line melanggar UNCLOS.
Washington menegaskan mereka akan berdiri bersama negara-negara Asia Tenggara dalam upayanya mempertahankan kedaulatan atas klaim semena-mena China.
"Amerika Serikat berdiri bersama sekutu dan mitranya di Asia Tenggara dalam melindungi hak kedaulatan mereka atas sumber daya lepas pantai, sesuai dengan hak dan kewajiban mereka di bawah hukum internasional," tegasnya.
Di kawasan Asia Tenggara, China mengganggap Indonesia merupakan motor utama ASEAN.
Secara de facto, Indonesia dianggap pemimpin ASEAN dimana langkahnya menyikapi Nine Dash Line kerap dipandang strategis oleh negara anggota.
Media asal China, mil.sina.cn sudah memprediksi jauh hari pada 24 Juni 2016 memberitakan jika Indonesia menolak klaim Nine Dash Line maka ASEAN all out mendukungnya.
"Jika Indonesia mengambil tindakan (menolak klaim) hal itu pasti akan memicu gelombang intervensi lanjutan dari negara-negara tetangga (ASEAN).
Bahkan gesekan kecil pun sulit dikendalikan, dan inilah saatnya kemampuan tempur armada laut China semakin ditekankan," jelasnya.
Indonesia sendiri berkepentingan menjaga Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Natuna Utara yang sebagian kena caplok klaim Nine Dash Line.(*)
Posting Komentar untuk "China Kebakaran Jenggot ASEAN All Out Mendukung Bila Indonesia Tolak Klaim Nine Dash Line"