Ikuti Jejak Indonesia Kali Ini Giliran Filipina Incar Rudal Balistik Pralay
TIMEMOMENTS.COM - Keberadaan rudal balistik KHAN di Indonesia jelas menyita perhatian kawasan.
Dengan rudal balistik KHAN sudah saatnya Indonesia menunjukkan taring tajam di kawasan Asia Tenggara.
Diprediksi adanya rudal balistik KHAN memantik perlombaan senjata di ASEAN.
Benar saja hal itu akan terjadi cepat atau lambat.
Semakin diperkuatnya angkatan bersenjata negara-negara ASEAN karena adanya klaim Nine Dash Line China.
Oleh sebab itu perlombaan senjata di Asia Tenggara tak bisa dihindari.
"Belanja pertahanan di Asia Tenggara (SEA) telah mengalami peningkatan selama dekade terakhir di tengah meningkatnya persaingan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik.
Negara-negara SEA menggelontorkan miliaran dolar untuk memodernisasi angkatan darat, laut, dan udara mereka dengan tank, kapal perang, pesawat terbang, dan rudal generasi mendatang," jelas Modern Diplomacy pada 22 Februari 2025.
Modernisasi militer negara-negara Asia Tenggara sudah dimulai sejak tahun 2013.
Karena masing-masing sudah memprediksi bakal ada clash di Indo Pasifik, China Vs AS.
"Sejak 2013, telah terjadi peningkatan belanja pertahanan yang signifikan di sebagian besar negara-negara SEA. Dalam dekade terakhir, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam telah mengakuisisi atau berencana untuk membeli aset militer canggih, termasuk pesawat tempur generasi mendatang, fregat, kapal selam, rudal antikapal, dan platform canggih lainnya," jelasnya.
Di sini wajar bila Indonesia akhirnya membeli rudal balistik.
Melihat hal ini, Filipina ikut-ikutan.
Manila mulai mempertimbangkan rudal balistik Pralay buatan India.
"Angkatan Darat Filipina telah menunjukkan minat untuk membeli rudal lain dari India setelah Brahmos. Ada kemungkinan kesepakatan antara kedua negara mengenai penjualan rudal ini dapat segera dicapai," lapor India Times pada 27 Agustus 2025.
Dengan rudal balistik KHAN sudah saatnya Indonesia menunjukkan taring tajam di kawasan Asia Tenggara.
Diprediksi adanya rudal balistik KHAN memantik perlombaan senjata di ASEAN.
Benar saja hal itu akan terjadi cepat atau lambat.
Semakin diperkuatnya angkatan bersenjata negara-negara ASEAN karena adanya klaim Nine Dash Line China.
Oleh sebab itu perlombaan senjata di Asia Tenggara tak bisa dihindari.
"Belanja pertahanan di Asia Tenggara (SEA) telah mengalami peningkatan selama dekade terakhir di tengah meningkatnya persaingan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik.
Negara-negara SEA menggelontorkan miliaran dolar untuk memodernisasi angkatan darat, laut, dan udara mereka dengan tank, kapal perang, pesawat terbang, dan rudal generasi mendatang," jelas Modern Diplomacy pada 22 Februari 2025.
Modernisasi militer negara-negara Asia Tenggara sudah dimulai sejak tahun 2013.
Karena masing-masing sudah memprediksi bakal ada clash di Indo Pasifik, China Vs AS.
"Sejak 2013, telah terjadi peningkatan belanja pertahanan yang signifikan di sebagian besar negara-negara SEA. Dalam dekade terakhir, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam telah mengakuisisi atau berencana untuk membeli aset militer canggih, termasuk pesawat tempur generasi mendatang, fregat, kapal selam, rudal antikapal, dan platform canggih lainnya," jelasnya.
Di sini wajar bila Indonesia akhirnya membeli rudal balistik.
Melihat hal ini, Filipina ikut-ikutan.
Manila mulai mempertimbangkan rudal balistik Pralay buatan India.
"Angkatan Darat Filipina telah menunjukkan minat untuk membeli rudal lain dari India setelah Brahmos. Ada kemungkinan kesepakatan antara kedua negara mengenai penjualan rudal ini dapat segera dicapai," lapor India Times pada 27 Agustus 2025.
Filipina ingin melanjutkan kesuksesan pembelian BrahMos dari India.
Rudal Pralay sendiri dibuat oleh DRDO bekerja sama dengan Bharat Dynamics Limited dan Bharat Electronics Limited.
Jarak tembak rudal Pralay layaknya KHAN, berkisar di angka 150-500 km.
Paling gila ialah kecepatan rudal Pralay mencapai 6,1 Mach yang membuatnya sulit ditangkis oleh musuh.
Munisi yang dibawanya juga beragam mulai dari High Explosive Preformed Fragmentation, Penetration Cum Blast, dan Runway Denial Penetration Submunitions.
Muatan hulu ledak mencapai 350-1000 kg, tergantung sasaran apa yang mau digasak.
"Rudal ini menggunakan sistem navigasi awal untuk serangan presisi. Rudal ini juga dilengkapi koordinator area pencocokan pemandangan digital gelombang milimeter dan pencitraan radar untuk fase terminal.
Rudal ini dikerahkan menggunakan peluncur erektor (TEL) transporter Ashok Leyland Heavy Mobility Vehicle (HMV) 12x12 dengan waktu peluncuran-ke-peluncuran 10 menit dan waktu perintah-ke-peluncuran 60 detik," jelasnya.
Jika Filipina membeli rudal balistik Pralay sasarannya sudah jelas siapa.*
Rudal Pralay sendiri dibuat oleh DRDO bekerja sama dengan Bharat Dynamics Limited dan Bharat Electronics Limited.
Jarak tembak rudal Pralay layaknya KHAN, berkisar di angka 150-500 km.
Paling gila ialah kecepatan rudal Pralay mencapai 6,1 Mach yang membuatnya sulit ditangkis oleh musuh.
Munisi yang dibawanya juga beragam mulai dari High Explosive Preformed Fragmentation, Penetration Cum Blast, dan Runway Denial Penetration Submunitions.
Muatan hulu ledak mencapai 350-1000 kg, tergantung sasaran apa yang mau digasak.
"Rudal ini menggunakan sistem navigasi awal untuk serangan presisi. Rudal ini juga dilengkapi koordinator area pencocokan pemandangan digital gelombang milimeter dan pencitraan radar untuk fase terminal.
Rudal ini dikerahkan menggunakan peluncur erektor (TEL) transporter Ashok Leyland Heavy Mobility Vehicle (HMV) 12x12 dengan waktu peluncuran-ke-peluncuran 10 menit dan waktu perintah-ke-peluncuran 60 detik," jelasnya.
Jika Filipina membeli rudal balistik Pralay sasarannya sudah jelas siapa.*
Posting Komentar untuk "Ikuti Jejak Indonesia Kali Ini Giliran Filipina Incar Rudal Balistik Pralay"