Indonesia Berpotensi Bantu Kapal Perang AS Agar Terus Laksanakan Misi di Indo Pasifik
TIMEMOMENTS.COM - Amerika Serikat alias AS saat ini terus meningkatkan kehadirannya di Indo Pasifik.
Armada Ketujuh US Navy bertanggung jawab jalannya kepentingan nasional AS di Indo Pasifik.
Sebetulnya US Navy punya beberapa pangkalan militer yang tersebar di Indo Pasifik dan Asia.
Tentunya yang paling kuat ialah pangkalan US Navy Armada Ketujuh di Yokosuka, Jepang.
Kemudian ada Guam sebagai proyeksi kekuatan tiga matra AS di Asia Pasifik.
Kemudian Kampu Humphreys di Korea Selatan yang secara ukuran terbesar di luar negeri.
Di Filipina ada empat titik pangkalan baru AS sesuai perjanjian pertahanan dengan Manila pada 2024 lalu.
Sebetulnya US Navy punya beberapa pangkalan militer yang tersebar di Indo Pasifik dan Asia.
Tentunya yang paling kuat ialah pangkalan US Navy Armada Ketujuh di Yokosuka, Jepang.
Kemudian ada Guam sebagai proyeksi kekuatan tiga matra AS di Asia Pasifik.
Kemudian Kampu Humphreys di Korea Selatan yang secara ukuran terbesar di luar negeri.
Di Filipina ada empat titik pangkalan baru AS sesuai perjanjian pertahanan dengan Manila pada 2024 lalu.
Mariana Utara tepatnya di pulau Tinian juga ada pangkalan AS.
Kemudian di Diego Garcia, Australia, juga ada pangkalan AS yang diisi oleh pesawat pembom nuklir hingga kapal selam nuklir.
Semua itu berada di bawah US Indo Pacific Command (USINDOPACOM) yang mengurus berbagai operasi militer AS.
"Sekitar 375.000 personel militer dan sipil AS ditugaskan ke wilayah tanggung jawab USINDOPACOM. Armada Pasifik AS terdiri dari sekitar 200 kapal (termasuk lima kelompok penyerang kapal induk), hampir 1.100 pesawat, dan lebih dari 130.000 pelaut dan warga sipil yang didedikasikan untuk melindungi kepentingan keamanan bersama kita.
Pasukan Korps Marinir, Pasifik mencakup dua Pasukan Ekspedisi Marinir dan sekitar 86.000 personel dan 640 pesawat yang ditugaskan. Angkatan Udara Pasifik AS terdiri dari sekitar 46.000 penerbang dan warga sipil dan lebih dari 420 pesawat," jelas pacom.mil.
Kemudian di Diego Garcia, Australia, juga ada pangkalan AS yang diisi oleh pesawat pembom nuklir hingga kapal selam nuklir.
Semua itu berada di bawah US Indo Pacific Command (USINDOPACOM) yang mengurus berbagai operasi militer AS.
"Sekitar 375.000 personel militer dan sipil AS ditugaskan ke wilayah tanggung jawab USINDOPACOM. Armada Pasifik AS terdiri dari sekitar 200 kapal (termasuk lima kelompok penyerang kapal induk), hampir 1.100 pesawat, dan lebih dari 130.000 pelaut dan warga sipil yang didedikasikan untuk melindungi kepentingan keamanan bersama kita.
Pasukan Korps Marinir, Pasifik mencakup dua Pasukan Ekspedisi Marinir dan sekitar 86.000 personel dan 640 pesawat yang ditugaskan. Angkatan Udara Pasifik AS terdiri dari sekitar 46.000 penerbang dan warga sipil dan lebih dari 420 pesawat," jelas pacom.mil.
Boleh dibilang jika ada eskalasi yang menyeret AS dan berujung bentrokan bersenjata di Indo Pasifik maka USINDOPACOM lah yang akan turun tangan.
Hal itu sudah terbukti saat perang Korea pecah, Armada Ketujuh langsung menyerbu Incheon di bawah Jenderal Douglas MacArthur.
Namun AS meski beradaptasi dengan keadaan sekarang, mereka harus sebisa mungkin tetap ada di Indo Pasifik meski tak harus mengandalkan pangkalannya.
Sebetulnya AS ingin sekali membuka pangkalan militer di wilayah republik Indonesia.
Hal itu sudah terbukti saat perang Korea pecah, Armada Ketujuh langsung menyerbu Incheon di bawah Jenderal Douglas MacArthur.
Namun AS meski beradaptasi dengan keadaan sekarang, mereka harus sebisa mungkin tetap ada di Indo Pasifik meski tak harus mengandalkan pangkalannya.
Sebetulnya AS ingin sekali membuka pangkalan militer di wilayah republik Indonesia.
Namun Indonesia tetap pada pendiriannya, wilayah NKRI hanya boleh didirikan, dioperasikan dan dimiliki oleh tentara republik, haram ada angkatan bersenjata lainnya melakukan hal yang sama di sini.
Meski demikian ada potensi kesalahpahaman dimana baru-baru ini Indonesia menawarkan perbaikan kapal perang AS di galangan dalam negerinya.
Namun hal ini akan berakibat pandangan negatif negara lain kepada Indonesia.
"Perjanjian MRO antara PT PAL dan Angkatan Laut AS akan melampaui kesepakatan industri, karena mungkin membawa beberapa konsekuensi geopolitik.
Memberikan akses perawatan kepada kapal-kapal Angkatan Laut AS, bahkan hanya untuk kapal pendukung tambahan, mungkin dipandang oleh negara-negara tertentu sebagai bantuan langsung bagi Washington untuk mempertahankan kehadiran militernya di Indo-Pasifik.
Dalam pandangan ini, Indonesia perlu mempertimbangkan dampak geopolitik dari keputusan tersebut, terutama di tengah meningkatnya persaingan AS-China," jelas Naval News pada 10 Agustus 2025.
Namun dari segi bisnis merawat kapal perang AS di galangan dalam negerinya membawa keuntungan tersendiri bagi bisnis perkapalan Indonesia.*
Meski demikian ada potensi kesalahpahaman dimana baru-baru ini Indonesia menawarkan perbaikan kapal perang AS di galangan dalam negerinya.
Namun hal ini akan berakibat pandangan negatif negara lain kepada Indonesia.
"Perjanjian MRO antara PT PAL dan Angkatan Laut AS akan melampaui kesepakatan industri, karena mungkin membawa beberapa konsekuensi geopolitik.
Memberikan akses perawatan kepada kapal-kapal Angkatan Laut AS, bahkan hanya untuk kapal pendukung tambahan, mungkin dipandang oleh negara-negara tertentu sebagai bantuan langsung bagi Washington untuk mempertahankan kehadiran militernya di Indo-Pasifik.
Dalam pandangan ini, Indonesia perlu mempertimbangkan dampak geopolitik dari keputusan tersebut, terutama di tengah meningkatnya persaingan AS-China," jelas Naval News pada 10 Agustus 2025.
Namun dari segi bisnis merawat kapal perang AS di galangan dalam negerinya membawa keuntungan tersendiri bagi bisnis perkapalan Indonesia.*
Posting Komentar untuk "Indonesia Berpotensi Bantu Kapal Perang AS Agar Terus Laksanakan Misi di Indo Pasifik"