Malaysia Sering Langgar Wilayah Ambalat, Armada Perang Indonesia Menjawab Selalu Siap Gelar Operasi Tempur
TIMEMOMENTS.COM - Perairan Ambang Batas Laut alias Ambalat dan Karang Unarang menjadi perhatian serius bagi armada perang Indonesia.
Secara kontinyu angkatan laut Indonesia menggelar patroli tempur di sana.
Tujuannya ialah menegakkan yurisdiksi NKRI supaya tak diklaim Malaysia.
Malaysia memang mengklaim Ambalat sebagai wilayah lautnya.
Dasar klaim Malaysia ialah peta nasional yang dirilis pada 1979.
Sementara Indonesia mendasarkan klaimnya melalui Deklarasi Djuanda tahun 1957, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PrP) No. 4 Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia dan UNCLOS 1982.
Artinya dengan meratifikasi UNCLOS 1982, PBB sah mengakui Ambalat sebagai milik Indonesia.
Dari dasar klaim Indonesia lebih kuat dibanding Malaysia.
Secara kontinyu angkatan laut Indonesia menggelar patroli tempur di sana.
Tujuannya ialah menegakkan yurisdiksi NKRI supaya tak diklaim Malaysia.
Malaysia memang mengklaim Ambalat sebagai wilayah lautnya.
Dasar klaim Malaysia ialah peta nasional yang dirilis pada 1979.
Sementara Indonesia mendasarkan klaimnya melalui Deklarasi Djuanda tahun 1957, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PrP) No. 4 Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia dan UNCLOS 1982.
Artinya dengan meratifikasi UNCLOS 1982, PBB sah mengakui Ambalat sebagai milik Indonesia.
Dari dasar klaim Indonesia lebih kuat dibanding Malaysia.
Beberapa waktu lalu pun Malaysia sempat menegaskan mengganti nama blok Ambalat menjadi laut Sulawesi.
Menurut mereka supaya penyebutan blok laut tersebut tak memakai diksi yang sering diucapkan Indonesia.
Presiden Indonesia Prabowo Subianto menanggapi serius, menjelaskan bahwa kedua negara akan menyelesaikan sengketa ini secara damai.
Upaya damai, perundingan berujung win-win solution harus diutamakan, dikedepankan.
"Ya kita cari penyelesaian yang baik, yang damai, ada itikad baik dari 2 pihak. Kita jangan, biasalah ada mungkin. Intinya kita mau penyelesain yang baik," kata Presiden Prabowo dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Menurut lib.ui.ac.id dalam sebuah Tesis berjudul 'Klaim sepihak Ambalat oleh Malaysia dan implikasinya bagi hubungan Indonesia-Malaysia (2005)' menjelaskan memang kedua negara sudah mencari kesepakatan bersama mengenai hal ini.
Keduanya tak mau sampai terjadi bentrokan bersenjata di sana karena dampaknya sangat merugikan.
"Upaya-upaya diplomasi dan negosiasi dilakukan untuk menghindari dari terjadinya konflik bersenjata yang akan berakibat merugikan masing-masing negara, pertemuan-pertemuan dilakukan untuk mencari titik temu atau jalan keluar dari permasalahan tersebut," jelasnya.
Memang perlu diakui bahwa jalan keluar belum ditemukan karena kedua negara masih belum mencapai kata puas.
"Akan tetapi tujuan yang dimaksud yakni untuk mencari jalan keluar dari penyelesaian masalah batas wilayah tersebut belum mencapai kepuasan yang terbaik bagi kedua negara.
Itikad baik dari kedua negara sangat dihargai karena menyangkut Indonesia dan Malaysia merupakan satu rumpun; jadi diharapkan upaya-upaya bilateral dapat menyelesaikan masalah batas wilayah tersebut," ungkapnya.
Tetapi sudah jadi rahasia umum bahwa diplomasi di meja perundingan harus dibarengi dengan kekuatan bersenjata.
Angkatan bersenjata Indonesia mesti menunjukkan gairahnya, melenturkan otot militernya di Ambalat.
Mengutip dari majalah Cakrawala terbitan Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal) edisi Sabtu 3 Januari 2015 berjudul 'Kami Memang Bukan yang Terbesar Tapi Mematikan' menampilkan wawancara dengan Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur (Danguspurlatim) saat itu, Laksamana Pertama TNI I Nyoman Gede Ariawan menjelaskan adanya potensi konflik melawan Malaysia.
"Masing-masing kawasan selalu memiliki titik-titik rawan yang prlu menjadi prioritas dan perhatian. Bagi Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur, perairan Ambalat dan Karang Unarang masih menjadi anak emas yang perlu perhatian khusus.
Di kawasan ini masih sering terjadi pelanggaran wilayah oleh pihak Malaysia baik kapal perang, kapal spil maupun pesawat udara sipil dan militer.
Kondisi tersebut sewaktu-waktu pasti bisa meningkatkan eskalasi hubungan antara Indonesia dan Malaysia," jelas Ariawan.
Ariawan menjawab tegas bahwa armada perang Guspurlatim siap menggelar operasi tempur guna menjaga kedaulatan NKRI.
"Setiap saat harus siap gelar operasi bahkan siap tempur sesuai program kerja Koarmatim dan kapan pun diperlukan," tegas Ariawan.
Armada perang Indonesia memang didirikan, dirancang, dibentuk dan dilatih untuk bertempur demi menjunjung tinggi kedaulatan NKRI.*
Presiden Indonesia Prabowo Subianto menanggapi serius, menjelaskan bahwa kedua negara akan menyelesaikan sengketa ini secara damai.
Upaya damai, perundingan berujung win-win solution harus diutamakan, dikedepankan.
"Ya kita cari penyelesaian yang baik, yang damai, ada itikad baik dari 2 pihak. Kita jangan, biasalah ada mungkin. Intinya kita mau penyelesain yang baik," kata Presiden Prabowo dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Menurut lib.ui.ac.id dalam sebuah Tesis berjudul 'Klaim sepihak Ambalat oleh Malaysia dan implikasinya bagi hubungan Indonesia-Malaysia (2005)' menjelaskan memang kedua negara sudah mencari kesepakatan bersama mengenai hal ini.
Keduanya tak mau sampai terjadi bentrokan bersenjata di sana karena dampaknya sangat merugikan.
"Upaya-upaya diplomasi dan negosiasi dilakukan untuk menghindari dari terjadinya konflik bersenjata yang akan berakibat merugikan masing-masing negara, pertemuan-pertemuan dilakukan untuk mencari titik temu atau jalan keluar dari permasalahan tersebut," jelasnya.
Memang perlu diakui bahwa jalan keluar belum ditemukan karena kedua negara masih belum mencapai kata puas.
"Akan tetapi tujuan yang dimaksud yakni untuk mencari jalan keluar dari penyelesaian masalah batas wilayah tersebut belum mencapai kepuasan yang terbaik bagi kedua negara.
Itikad baik dari kedua negara sangat dihargai karena menyangkut Indonesia dan Malaysia merupakan satu rumpun; jadi diharapkan upaya-upaya bilateral dapat menyelesaikan masalah batas wilayah tersebut," ungkapnya.
Tetapi sudah jadi rahasia umum bahwa diplomasi di meja perundingan harus dibarengi dengan kekuatan bersenjata.
Angkatan bersenjata Indonesia mesti menunjukkan gairahnya, melenturkan otot militernya di Ambalat.
Mengutip dari majalah Cakrawala terbitan Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal) edisi Sabtu 3 Januari 2015 berjudul 'Kami Memang Bukan yang Terbesar Tapi Mematikan' menampilkan wawancara dengan Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur (Danguspurlatim) saat itu, Laksamana Pertama TNI I Nyoman Gede Ariawan menjelaskan adanya potensi konflik melawan Malaysia.
"Masing-masing kawasan selalu memiliki titik-titik rawan yang prlu menjadi prioritas dan perhatian. Bagi Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur, perairan Ambalat dan Karang Unarang masih menjadi anak emas yang perlu perhatian khusus.
Di kawasan ini masih sering terjadi pelanggaran wilayah oleh pihak Malaysia baik kapal perang, kapal spil maupun pesawat udara sipil dan militer.
Kondisi tersebut sewaktu-waktu pasti bisa meningkatkan eskalasi hubungan antara Indonesia dan Malaysia," jelas Ariawan.
Ariawan menjawab tegas bahwa armada perang Guspurlatim siap menggelar operasi tempur guna menjaga kedaulatan NKRI.
"Setiap saat harus siap gelar operasi bahkan siap tempur sesuai program kerja Koarmatim dan kapan pun diperlukan," tegas Ariawan.
Armada perang Indonesia memang didirikan, dirancang, dibentuk dan dilatih untuk bertempur demi menjunjung tinggi kedaulatan NKRI.*

Posting Komentar untuk " Malaysia Sering Langgar Wilayah Ambalat, Armada Perang Indonesia Menjawab Selalu Siap Gelar Operasi Tempur"