Rusia Pergoki Ada Galangan Militer Besar di Surabaya Guna Bangun Kapal Perang Indonesia

Galangan kapal militer besar di Surabaya (foto : PT PAL)


TIMEMOMENTS.COM - Indonesia saat ini tengah berusaha membangun armada laut dengan memperbanyak kapal perang.

Dua cara ditempuh Indonesia yakni membeli kapal perang langsung dari luar negeri atau membangunnya sendiri di dalam negeri.

Contoh pertama ialah pembelian dua unit korvet PPA dari Fincantieri yakni KRI Brawijaya dan KRI Prabu Siliwangi.

Pembelian ini dilakukan untuk mempercepat modernisasi armada kapal kombatan Indonesia.

Sementara di dalam negeri pembangunan Fregat Merah Putih sebanyak dua unit terus dikebut.

Pembangunan Fregat Merah Putih mempertegas upaya Indonesia memajukan industri pertahanan dalam negeri.

Industri pertahanan dalam negeri yang mandiri satu-satunya cara agar militer Indonesia benar-benar kuat, responsif menghadapi gejolak geopolitik kawasan.

Misalnya ada konflik di Natuna Utara, penempatan kapal perang seperti korvet KRI Brawijaya menjamin stabilitas keamanan di sana.

Natuna Utara punya kekayaan bahari, bermacam ikan terkandung di sana.

Dinas Perikanan Kabupaten Natuna menjelaskan ada sekitar 1.306.376 ton per tahun sesuai potensi lestari WPP-RI 711.

Selain itu Kementerian Kelautan dan Perikanan RI mencatat di Kabupaten Natuna per tahun mencapai 54.212,85 ton.

Sayangnya konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Natuna sangat rendah hanya 6,52 persen dari total produksi.

Belum lagi potensi di laut Natuna Utara seperti minyak, gas bumi dan gas hidrokarbon.

Cadangan minyak dan gas bumi di Laut Natuna Utara diperkirakan mencapai 127 juta barel, dengan rincian 14.386.470 barel minyak bumi dan 112.356.680 barel gas bumi.

Potensi gas hidrokarbon di kawasan ini juga sangat besar, diperkirakan mencapai 46 triliun kaki kubik (TCF).

Itu baru di Natuna Utara, sementara lautan Indonesia sangat luas, kaya akan Sumber Daya Alam (SDA).

Untuk itulah perlu adanya armada yang mampu menjaga semua kekayaan dan masyarakat Indonesia supaya kedaulatan NKRI tetap utuh.

Seperti dijelaskan di atas bahwa memperkuat industri pertahanan dalam negeri jadi satu-satunya cara untuk lebih memperbesar otot angkatan bersenjata.

Untuk mewujudkannya perlu transfer teknologi dari negara lain yang sudah tinggi pengalamannya membuat alutsista.

Transfer teknologi Fregat Merah Putih contoh paling nyata perwujudan itu, tonase kapal perang ini tergolong besar 6.625 ton dengan panjang 140 meter.

Wajar saja nantinya Fregat Merah Putih jadi kapal perang terbesar dan terpanjang milik Indonesia.

Tak gampang bagi setiap negara mempunyai galangan yang mampu membuat kapal perang sepanjang 140 meter dengan berat lebih dari 5.000 ton.

Indonesia sudah meniti fasilitas galangan kapal sedari lama.

Bahkan Rusia sampai tahu Indonesia mengembangkan galangan kapal militer besar di Surabaya, Jawa Timur.

"Indonesia juga dengan sangat hati-hati memenuhi kewajibannya saat ini untuk memasok persenjataan angkatan lautnya.

Meskipun produksi kapalnya sendiri sedang berkembang di sana misalnya, sebuah galangan kapal militer besar di Surabaya sedang aktif dikembangkan," jelas media asal Rusia pravda.ru dalam artikelnya berjudul 'Indonesian Navy : Towards Friendship with Russia'

Indonesia memang tak main-main dalam mengembangkan kekuatan angkatan lautnya terlebih produksi kapal perang.*










Seto Ajinugroho
Seto Ajinugroho adalah seorang Wartawan yang berkecimpung di dunia Jurnalisme terutama menggeluti tentang informasi perkembangan teknologi pertahanan nasional dan internasional

Posting Komentar untuk "Rusia Pergoki Ada Galangan Militer Besar di Surabaya Guna Bangun Kapal Perang Indonesia"