Malaysia Diharapkan Beli J-10 Tanggulangi Ancaman Trisula Rafale, KF-21 Boramae dan KAAN Indonesia
TIMEMOMENTS.COM - Pemerintah China sebetulnya tengah mencari pasaran baru bagi jet tempur J-10 buatannya.
Oleh karena itu, jika kita memiliki rencana strategis (menjual J-10) yang melibatkan wilayah Malaka di masa mendatang, berkolaborasi dengan Malaysia bisa jadi sangat memungkinkan," jelas thechinaacademy.org dalam artikelnya berjudul 'Countries to Which China’s J-10 Won’t Be Sold' pada 21 Mei 2025.
Silahkan saja mau negara manapun membeli J-10, yang penting Trisula program jet tempur Indonesia Rafale, KAAN dan KF-21 Boramae wajib terwujud.*
Saat ini cuma ada Pakistan, negara di luar China yang mengoperasikan J-10.
AU Pakistan mengoperasikan J-10 sebanyak 20 unit.
Prestasinya menjatuhkan Rafale membuat Pakistan menambah 50 unit J-20.
AU Pakistan mengoperasikan J-10 sebanyak 20 unit.
Prestasinya menjatuhkan Rafale membuat Pakistan menambah 50 unit J-20.
Baca Juga : Murah Meriah, Indonesia Bisa dapat 20 Unit J-10 Plus Rudal Jarak Jauh PL-15 Sebanyak 240 Buah di Harga Rp 26 Triliun
Sebelum mengoperasikan J-10, Pakistan sudah memakai jet tempur buatan China JF-17 Thunder.
Lebih tepatnya JF-17 Thunder merupakan jet tempur kerja sama Pakistan dan China.
Diperkenalkan pada 18 Februari 2010, JF-17 Thunder saat ini dioperasikan Pakistan sebanyak 156 unit.
Jumlah tersebut didapat karena industri pertahanan Pakistan sudah mandiri membuat JF-17 Thunder.
Selain itu masih ada F-16 sebanyak 75 unit namun AS mulai mempersulit suplai suku cadang ke Pakistan.
Sebab Pakistan dianggap terlalu banyak membeli alutsista dari China.
Juga sistem komunikasi pertahanannya disuplai Beijing.
AS takut sistem F-16 kena spionase China di Pakistan.
Isu ini juga berkembang di Indonesia.
Salah satu alasan Indonesia tidak diperkenankan membeli F-35 saat ini ialah menyoal kerja sama teknologi informasi dengan pemerintah China.
AS membutuhkan sebuah jaminan bahwa Indonesia harus mampu menyediakan tempat bagi F-35 beserta penyimpanan perangkat teknologinya yang benar-benar aman dari potensi kegiatan spionase.
Sebuah tuntutan yang belum bisa dipenuhi Indonesia saat ini.
Sebab inilah Indonesia memilih membeli 40 unit KAAN dari Turki.
Membeli KAAN bukan tanpa resiko bagi Indonesia.
Sederhana saja, KAAN masih berwujud prototype belum masuk ke fase produksi massal.
Pengembangan KAAN bisa gagal di tengah jalan.
Turki pun harus mencari pembeli sebanyak mungkin selain Indonesia dan kini Spanyol menyatakan ketertarikannya.
Spanyol baru saja menolak untuk mengakuisisi F-35, sebuah langkah yang mengejutkan banyak pihak.
Padahal Madrid diprioritaskan sebagai customer penerima F-35.
"Pembatalan pengadaan F-35 Lightning II yang telah lama dinantikan oleh Spanyol telah membuka pintu bagi alternatif radikal: pesawat tempur siluman KAAN generasi kelima milik Turki," jelas Defence Security Asia pada 14 September 2025.
Para analis Spanyol mengedepankan independensi industri pertahanan dalam negerinya.
Dengan demikian pemilihan KAAN menggantikan F-35 masuk akal karena Turki pasti menyertakan klausul transfer teknologi dalam jual beli.
Spanyol juga tengah menggodok mengoperasikan kapal induk yang diisi jet tempur.
"Jika FCAS dibatalkan, dan jika F-35 dianggap terlalu mahal atau berisiko secara politis, KAAN angkatan laut bisa menjadi pilihan yang sangat menarik bagi kapal induk CATOBAR Spanyol di masa depan," jelasnya.
Sementara itu KF-21 Boramae sudah memasuki fase produksi.
Indonesia diharapkan membeli 48 unit KF-21 Boramae.
Korea Selatan tak akan pernah mengeluarkan Indonesia dari program ini.
Rencananya jika semua berjalan lancar tahun 2026 satu prototype KF-21 akan dikirim ke Indonesia.
Belum lagi ada pengadaan Rafale yang menjadikan negeri ini memiliki trio jet tempur baru.
Adaptasi Indonesia dengan trio jet tempur Rafale, KF-21 Boramae dan KAAN membuat tetangga kanan kiri resah.
Malaysia disebut mesti mengimbangi agresivitas Indonesia dengan pembelian J-10.
Sebelum mengoperasikan J-10, Pakistan sudah memakai jet tempur buatan China JF-17 Thunder.
Lebih tepatnya JF-17 Thunder merupakan jet tempur kerja sama Pakistan dan China.
Diperkenalkan pada 18 Februari 2010, JF-17 Thunder saat ini dioperasikan Pakistan sebanyak 156 unit.
Jumlah tersebut didapat karena industri pertahanan Pakistan sudah mandiri membuat JF-17 Thunder.
Selain itu masih ada F-16 sebanyak 75 unit namun AS mulai mempersulit suplai suku cadang ke Pakistan.
Sebab Pakistan dianggap terlalu banyak membeli alutsista dari China.
Juga sistem komunikasi pertahanannya disuplai Beijing.
AS takut sistem F-16 kena spionase China di Pakistan.
Isu ini juga berkembang di Indonesia.
Salah satu alasan Indonesia tidak diperkenankan membeli F-35 saat ini ialah menyoal kerja sama teknologi informasi dengan pemerintah China.
AS membutuhkan sebuah jaminan bahwa Indonesia harus mampu menyediakan tempat bagi F-35 beserta penyimpanan perangkat teknologinya yang benar-benar aman dari potensi kegiatan spionase.
Sebuah tuntutan yang belum bisa dipenuhi Indonesia saat ini.
Sebab inilah Indonesia memilih membeli 40 unit KAAN dari Turki.
Membeli KAAN bukan tanpa resiko bagi Indonesia.
Sederhana saja, KAAN masih berwujud prototype belum masuk ke fase produksi massal.
Pengembangan KAAN bisa gagal di tengah jalan.
Turki pun harus mencari pembeli sebanyak mungkin selain Indonesia dan kini Spanyol menyatakan ketertarikannya.
Spanyol baru saja menolak untuk mengakuisisi F-35, sebuah langkah yang mengejutkan banyak pihak.
Padahal Madrid diprioritaskan sebagai customer penerima F-35.
"Pembatalan pengadaan F-35 Lightning II yang telah lama dinantikan oleh Spanyol telah membuka pintu bagi alternatif radikal: pesawat tempur siluman KAAN generasi kelima milik Turki," jelas Defence Security Asia pada 14 September 2025.
Para analis Spanyol mengedepankan independensi industri pertahanan dalam negerinya.
Dengan demikian pemilihan KAAN menggantikan F-35 masuk akal karena Turki pasti menyertakan klausul transfer teknologi dalam jual beli.
Spanyol juga tengah menggodok mengoperasikan kapal induk yang diisi jet tempur.
"Jika FCAS dibatalkan, dan jika F-35 dianggap terlalu mahal atau berisiko secara politis, KAAN angkatan laut bisa menjadi pilihan yang sangat menarik bagi kapal induk CATOBAR Spanyol di masa depan," jelasnya.
Sementara itu KF-21 Boramae sudah memasuki fase produksi.
Indonesia diharapkan membeli 48 unit KF-21 Boramae.
Korea Selatan tak akan pernah mengeluarkan Indonesia dari program ini.
Rencananya jika semua berjalan lancar tahun 2026 satu prototype KF-21 akan dikirim ke Indonesia.
Belum lagi ada pengadaan Rafale yang menjadikan negeri ini memiliki trio jet tempur baru.
Adaptasi Indonesia dengan trio jet tempur Rafale, KF-21 Boramae dan KAAN membuat tetangga kanan kiri resah.
Malaysia disebut mesti mengimbangi agresivitas Indonesia dengan pembelian J-10.
"Indonesia telah melengkapi dirinya dengan banyak jet tempur Rafale Prancis.
Sedangkan untuk Malaysia, ancaman utama datang dari Indonesia dan Singapura, khususnya Singapura.
Mereka yang familier dengan sejarah pasti tahu bahwa Singapura pernah terpisah dari Malaysia dan masih berada di bawah tekanan akibat akuisisi peralatan buatan AS oleh Singapura.
Sedangkan untuk Malaysia, ancaman utama datang dari Indonesia dan Singapura, khususnya Singapura.
Mereka yang familier dengan sejarah pasti tahu bahwa Singapura pernah terpisah dari Malaysia dan masih berada di bawah tekanan akibat akuisisi peralatan buatan AS oleh Singapura.
![]() |
J-10 |
Oleh karena itu, jika kita memiliki rencana strategis (menjual J-10) yang melibatkan wilayah Malaka di masa mendatang, berkolaborasi dengan Malaysia bisa jadi sangat memungkinkan," jelas thechinaacademy.org dalam artikelnya berjudul 'Countries to Which China’s J-10 Won’t Be Sold' pada 21 Mei 2025.
Silahkan saja mau negara manapun membeli J-10, yang penting Trisula program jet tempur Indonesia Rafale, KAAN dan KF-21 Boramae wajib terwujud.*
Posting Komentar untuk "Malaysia Diharapkan Beli J-10 Tanggulangi Ancaman Trisula Rafale, KF-21 Boramae dan KAAN Indonesia"