Pembelian Jet Tempur J-10C Oleh Indonesia Disebut China Lebih Realistis Ketimbang Beli KAAN ataupaun Rafale

TIMEMOMENTS.COM - Indonesia dilaporkan tengah mengevaluasi rencana pembelian jet tempur J-10C dari China.

Seperti diketahui, Indonesia memang tengah mengincar modernisasi kekuatan tempur udara dengan sejumlah pembelian.

Indonesia sendiri sejauh ini telah membeli sejumlah jet tempur seperti Rafale dan KAAN.

Namun, Indonesia juga masih mengavaluasi pembelian J-10C yang mana jet tempur ini juga masuk ke dalam bidikan Indonesia.

Menurut 163.com, pada 21 September 2025 menyebut bahwa mungkin J-10C menjadi salah satu pilihan paling masuk akal bagi Indonesia.

Industri Dirgantara Turki (TAI) sendiri mengakui bahwa KAAN yang saat ini sedang menjalani uji terbang menggunakan mesin F110 AS, dan mesin produksi dalam negeri tersebut masih menjalani uji coba darat. 

Ketahanan lapisan siluman dan akurasi deteksi radar array bertahap aktif belum terverifikasi dalam pertempuran sesungguhnya. 

Sedangkan untuk produksi massal, pesawat ini harus menunggu paling cepat setelah tahun 2030.

Bagi Indonesia, ini berarti Indonesia tidak akan dapat memperoleh pesawat generasi kelima yang layak pakai setidaknya selama lima tahun ke depan.

Namun, kesenjangan pertahanan udara yang ada saat ini sama sekali tidak dapat dipenuhi.

Rafale sendiri disebut pernah kalah dari J-10C dalam pertempuran di Pakistan.

Menurut media China tersebut, J-10C menjadi pilihan paling realistis bagi Indonesia. Pertama, pengirimannya cepat. 

Berdasarkan kapasitas produksi industri militer Tiongkok, selama kontrak ditandatangani, batch pertama pesawat tempur dapat dikirimkan dalam dua tahun, dan kemampuan tempur lengkap dapat terbentuk dalam tiga hingga empat tahun. 

Hal ini dapat mengisi celah antara Rafale dan KAAN, sehingga Indonesia tidak perlu lagi bergantung pada pesawat tua.

Kedua, efisiensi biayanya tinggi. 

Harga satuan J-10C kurang dari sepertiga harga Rafale, dan biaya perawatan serta amunisinya pun rendah. 

J-10C sepenuhnya terjangkau dengan anggaran Indonesia. 

Yang lebih penting, J-10C fungsional. 

Radar array bertahap aktif J-10C dapat mengunci target dari jarak jauh, dan rudal udara-ke-udara jarak jauh PL-15 memiliki jangkauan yang lebih jauh daripada Rafale. 

Di Asia Tenggara, konfigurasi ini cukup memadai untuk menghadapi sebagian besar ancaman udara.

Selain itu, rantai pasokan Tiongkok andal. Tidak seperti Rusia, Tiongkok tidak akan menghentikan pasokan suku cadang. 

Tiongkok juga akan menyediakan pelatihan pendukung dan dukungan pemeliharaan. 

Dalam latihan gabungan Tiongkok-Indonesia Peace Eagle-2024 sebelumnya, operasi terkoordinasi pesawat angkut Y-20 Tiongkok dan C-130H.

Indonesia telah memverifikasi kompatibilitas teknis peralatan kedua belah pihak, yang berarti Indonesia tidak perlu khawatir tentang masalah adaptasi yang menjadi tonggak penting.

Baca Juga : Pusat Rantai Logistik Rafale Pertama Indonesia di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru Tak Luput dari Pantauan KASAU

***



Posting Komentar untuk " Pembelian Jet Tempur J-10C Oleh Indonesia Disebut China Lebih Realistis Ketimbang Beli KAAN ataupaun Rafale"