Terdiri dari 17 Ribu Pulau, Hanya Operasi Militer Multidimensi Kapal Induk yang Bisa Kalahkan Indonesia
TIMEMOMENTS.COM - Belanda tak pernah menjajah Indonesia selama 350 tahun.
Sebab menurut Gertrudes Johannes Resink dalam bukunya Indonesia’s History Between the Myths: Essays in Legal History and Historical Theory (1968) memberikan telaah bahwa Hindia Belanda cuma menjajah selama 37 tahun.
Belanda tak menerima penjelasan ini dan tetap ngotot menjajah selama 350 tahun karena untuk prestise dan kebanggaan kolonial saja.
Salah satu yang membuat Resink yakin adalah adanya kerajaan-kerajaan pada abad 17 di Nusantara masih bisa menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain tanpa harus tunduk pada Belanda.
Baca Juga : Indonesia Hanya Perlu Kerahkan Sedikit Pasukan Guna Kendalikan 30 Persen Volume Transportasi Laut China
Juga tak semua wilayah Nusantara dijajah Belanda, contoh paling dekat ialah Kasultanan Yogyakarta.
Masih banyak lagi yakni Deli Serdang, Kutai, Pontianak, Buton, Klungkung Bali, hingga sebagian Irian Barat.
Lantas kenapa Belanda tak bisa menguasai Nusantara 100 persen?
Jawabannya simpel, negeri ini terdiri dari puluhan ribu pulau.
Merunut Badan Informasi Geospasial (BIG) pada 2024, Indonesia terdiri dari 17.380 pulau.
Itu pun masih belum hitungan pasti karena ada kans pulau Indonesia yang belum terdata.
Tantangan geografis inilah yang membuat Belanda kesulitan menguasai Indonesia 100 persen.
Membawa logistik serta pasukan tempur dari satu pulau ke lainnya membutuhkan banyak usaha.
Apalagi di zaman itu jumlah kapal perang kerajaan Belanda sangat terbatas, mempertahankan negerinya dalam persaingan hegemoni di Eropa saja sudah membuat Amsterdam kesulitan.
Terhitung dua kali Belanda dijajah negara lain, mutlak kalah.
Pada tahun 1795 Napoleon Bonaparte dari Prancis menguasai seluruh wilayah Belanda.
Hal ini menyebabkan sang adik, Louis Bonaparte diangkat jadi Raja Belanda pada 1806 dan tentunya kalian paham ia lantas mengirim Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal ke Hindia Belanda.
Jika Inggris tak memenangkan perang melawan Napoleon pada 1811 bukan tak mungkin Belanda akan dijajah lebih lama lagi.
Kedua saat Jerman menaklukkan Belanda dalam babakan Perang Dunia II 10 Mei 1940.
Cuma butuh 4 hari saja bagi Jerman menguasai Belanda karena pasukan Oranye menyerah di Rotterdam.
Ada dua sebab kenapa Belanda begitu mudah ditaklukkan oleh negara Eropa lainnya.
Alasan pertama karena kurang kuatnya angkatan bersenjata, bayangkan saja saat diinvasi Jerman jumlah kendaraan lapis baja Belanda tak sampai angka 200 unit.
Yang kedua alasan geografis dimana wilayah Belanda kebanyakan dataran luas yang terhubung dengan kanal-kanal sehingga memudahkan pasukan musuh menyerangnya.
Kekalahan ini disembunyikan agar wilayah kolonialnya seperti Hindia tak memberontak.
Bayangkan jika tahun 1940 kesadaran akan kemerdekaan sudah membuncah di republik ini, saat tahu Ratu Wilhelmina mengungsi ke Inggris karena invasi Jerman bisa jadi pasukan Belanda kalah menghadapi para pejuang Indonesia.
Dari zaman itu ke zaman ini masalahnya tetap sama.
Kali ini militer Indonesia dihadapkan pada tantangan mobilitas pasukan ke seluruh negeri dalam waktu singkat serta berjumlah banyak.
Juga tak semua wilayah Nusantara dijajah Belanda, contoh paling dekat ialah Kasultanan Yogyakarta.
Masih banyak lagi yakni Deli Serdang, Kutai, Pontianak, Buton, Klungkung Bali, hingga sebagian Irian Barat.
Lantas kenapa Belanda tak bisa menguasai Nusantara 100 persen?
Jawabannya simpel, negeri ini terdiri dari puluhan ribu pulau.
Merunut Badan Informasi Geospasial (BIG) pada 2024, Indonesia terdiri dari 17.380 pulau.
Itu pun masih belum hitungan pasti karena ada kans pulau Indonesia yang belum terdata.
Tantangan geografis inilah yang membuat Belanda kesulitan menguasai Indonesia 100 persen.
Membawa logistik serta pasukan tempur dari satu pulau ke lainnya membutuhkan banyak usaha.
Apalagi di zaman itu jumlah kapal perang kerajaan Belanda sangat terbatas, mempertahankan negerinya dalam persaingan hegemoni di Eropa saja sudah membuat Amsterdam kesulitan.
Terhitung dua kali Belanda dijajah negara lain, mutlak kalah.
Pada tahun 1795 Napoleon Bonaparte dari Prancis menguasai seluruh wilayah Belanda.
Hal ini menyebabkan sang adik, Louis Bonaparte diangkat jadi Raja Belanda pada 1806 dan tentunya kalian paham ia lantas mengirim Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal ke Hindia Belanda.
Jika Inggris tak memenangkan perang melawan Napoleon pada 1811 bukan tak mungkin Belanda akan dijajah lebih lama lagi.
Kedua saat Jerman menaklukkan Belanda dalam babakan Perang Dunia II 10 Mei 1940.
Cuma butuh 4 hari saja bagi Jerman menguasai Belanda karena pasukan Oranye menyerah di Rotterdam.
Ada dua sebab kenapa Belanda begitu mudah ditaklukkan oleh negara Eropa lainnya.
Alasan pertama karena kurang kuatnya angkatan bersenjata, bayangkan saja saat diinvasi Jerman jumlah kendaraan lapis baja Belanda tak sampai angka 200 unit.
Yang kedua alasan geografis dimana wilayah Belanda kebanyakan dataran luas yang terhubung dengan kanal-kanal sehingga memudahkan pasukan musuh menyerangnya.
Kekalahan ini disembunyikan agar wilayah kolonialnya seperti Hindia tak memberontak.
Bayangkan jika tahun 1940 kesadaran akan kemerdekaan sudah membuncah di republik ini, saat tahu Ratu Wilhelmina mengungsi ke Inggris karena invasi Jerman bisa jadi pasukan Belanda kalah menghadapi para pejuang Indonesia.
Dari zaman itu ke zaman ini masalahnya tetap sama.
Kali ini militer Indonesia dihadapkan pada tantangan mobilitas pasukan ke seluruh negeri dalam waktu singkat serta berjumlah banyak.
![]() |
| Peta wilayah pertahanan laut Indonesia |
Maka dibuatlah berbagai platform angkut pasukan dan material tempur seperti Landing Platform Dock (LPD) Banjarmasin class, Landing Ship Tank (LST) Teluk Bintuni class dan pembelian pesawat angkut C-130J Hercules serta A400M Atlas.
Pun dengan negara lain yang ingin mencoba menginvasi Indonesia, mereka perlu mempunyai operasi militer multidimensi yang mencakup darat, laut dan udara secara bersamaan dengan unsur pengerahan kapal induk.
"Tindakan balasan (serangan) yang paling efektif terhadap Indonesia adalah dengan menggunakan kapal-kapal besar seperti kapal serbu amfibi, yang mampu meluncurkan dan mendaratkan helikopter bersenjata dan kapal pendarat amfibi, bersama dengan angkatan laut lepas pantai untuk melakukan serangan multidimensi," jelas mil.sina.cn dalam artikelnya berjudul 'China's maritime routes may be blocked, Indonesia uses new warships for disputes' pada 20 Juli 2016.
Itu pun belum menjamin keberhasilan karena militer Indonesia juga hendak diperkuat kapal induk guna mencegat ancaman jauh sebelum masuk wilayah NKRI.*


Posting Komentar untuk "Terdiri dari 17 Ribu Pulau, Hanya Operasi Militer Multidimensi Kapal Induk yang Bisa Kalahkan Indonesia"