Ada Potensi Teknologi KF-21 Boramae Bocor Usai Indonesia Jalin Kerja Sama Bilateral dengan Korea Utara
![]() |
| Potensi teknologi KF-21 Boramae bocor ke Korea Utara melalui Indonesia |
Indonesia akhirnya sepakat menerima transfer teknologi KF-21 Boramae di angka 7.5 persen.
Meski sharing teknologi diperkecil, Indonesia masih berkomitmen menyelesaikan program KF-21 Boramae bersama Korea Selatan (Korsel).
Meski Indonesia memperoleh 7.5 persen teknologi KF-21 Boramae, rupanya banyak ilmu penting yang didapat.
Baca Juga : Koresponden Korsel Khawatir Korea Utara Bagikan Teknologi Pertahanan ke Indonesia
Termasuk cara membangun badan pesawat yang efisien mengurangi pantulan radar.
KF-21 Boramae membuat Indonesia selangkah lebih maju mengenal perkembangan industri dirgantara terutama di rantau Asia Tenggara.
Di Asia Tenggara atau ASEAN, cuma Indonesia yang punya program jet tempur.
Korsel secara khusus mengundang Indonesia bergabung dalam proyek KFX yang melahirkan KF-21 Boramae.
Tak ada negara lain di ASEAN yang mendapat undangan seperti ini.
Ambisi Membangun Jet Tempur Nasional
Industri pertahanan Indonesia menjadi kunci masa depan angkatan bersenjata negeri ini.
Pemerintah ingin memperkuat basis industri pertahanan dalam negeri agar mampu memproduksi berbagai alutsista secara mandiri.
Jet tempur, kapal perang hingga tank medium semuanya ingin diproduksi sendiri.
Meski kandungan minimal TKDN belum sepenuhnya tercapai setidaknya jalan menuju kemandirian itu sudah ada.
KF-21 Boramae bisa dijadikan tonggak lahirnya jet tempur nasional yang selama ini diidamkan.
Korsel pun mengharapkan hal yang sama, KF-21 Boramae bisa sesuai ekspetasi dan laku terjual.
"Bagi Indonesia, program joint development KF-21 ini didasari oleh keinginan membangun industri pertahanan nasional melalui penguasaan teknologi jet tempur generasi 4.5," jelas DPR RI Komisi I dalam telaahnya berjudul 'Keberlanjutan Pembangunan Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korea Selatan' pada Mei 2024.
Selain nego dengan Korsel, Indonesia mesti pintar melobi Lockheed Martin karena sebagian teknologi kunci KF-21 berasal darinya.
Opsi lobi ke Lockheed Martin paling utama bila negeri ini masih menginginkan program KF-21 tetap lancar di masa depan.
Potensi Kebocoran Teknologi KF-21 Boramae ke Korea Utara
Di saat pengembangan KF-21 tengah ditahap positif dan pilot tempur Indonesia sudah mencoba mengendarainya di kursi depan, mendadak Korsel dikejutkan oleh sebuah pemberitaan.
Yakni kunjungan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Sugiono ke Korea Utara pada 11 Oktober 2025.
Kunjungan ini membuahkan Memorandum of Understanding (MoU) yang mengawali kerja sama bilateral antara Indonesia-Korea Utara.
Salah satu yang disepakati ialah kerja sama teknologi antar kedua negara.
Koresponden SBS News, Kim Tae-hoon tertarik mengulas kunjungan Menlu RI ke Pyongyang yang meneken MoU tersebut.
Kim mengulas nasib program KF-21 Boramae yang bekerja sama dengan Indonesia kedepannya bakal seperti apa setelah adanya MoU bersama Korea Utara.
Termasuk cara membangun badan pesawat yang efisien mengurangi pantulan radar.
KF-21 Boramae membuat Indonesia selangkah lebih maju mengenal perkembangan industri dirgantara terutama di rantau Asia Tenggara.
Di Asia Tenggara atau ASEAN, cuma Indonesia yang punya program jet tempur.
Korsel secara khusus mengundang Indonesia bergabung dalam proyek KFX yang melahirkan KF-21 Boramae.
Tak ada negara lain di ASEAN yang mendapat undangan seperti ini.
Ambisi Membangun Jet Tempur Nasional
Industri pertahanan Indonesia menjadi kunci masa depan angkatan bersenjata negeri ini.
Pemerintah ingin memperkuat basis industri pertahanan dalam negeri agar mampu memproduksi berbagai alutsista secara mandiri.
Jet tempur, kapal perang hingga tank medium semuanya ingin diproduksi sendiri.
Meski kandungan minimal TKDN belum sepenuhnya tercapai setidaknya jalan menuju kemandirian itu sudah ada.
KF-21 Boramae bisa dijadikan tonggak lahirnya jet tempur nasional yang selama ini diidamkan.
Korsel pun mengharapkan hal yang sama, KF-21 Boramae bisa sesuai ekspetasi dan laku terjual.
"Bagi Indonesia, program joint development KF-21 ini didasari oleh keinginan membangun industri pertahanan nasional melalui penguasaan teknologi jet tempur generasi 4.5," jelas DPR RI Komisi I dalam telaahnya berjudul 'Keberlanjutan Pembangunan Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korea Selatan' pada Mei 2024.
Selain nego dengan Korsel, Indonesia mesti pintar melobi Lockheed Martin karena sebagian teknologi kunci KF-21 berasal darinya.
Opsi lobi ke Lockheed Martin paling utama bila negeri ini masih menginginkan program KF-21 tetap lancar di masa depan.
Potensi Kebocoran Teknologi KF-21 Boramae ke Korea Utara
Di saat pengembangan KF-21 tengah ditahap positif dan pilot tempur Indonesia sudah mencoba mengendarainya di kursi depan, mendadak Korsel dikejutkan oleh sebuah pemberitaan.
Yakni kunjungan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Sugiono ke Korea Utara pada 11 Oktober 2025.
Kunjungan ini membuahkan Memorandum of Understanding (MoU) yang mengawali kerja sama bilateral antara Indonesia-Korea Utara.
Salah satu yang disepakati ialah kerja sama teknologi antar kedua negara.
Koresponden SBS News, Kim Tae-hoon tertarik mengulas kunjungan Menlu RI ke Pyongyang yang meneken MoU tersebut.
Kim mengulas nasib program KF-21 Boramae yang bekerja sama dengan Indonesia kedepannya bakal seperti apa setelah adanya MoU bersama Korea Utara.
Salah satu narasumber yang tak disebutkan identitasnya diwawancari Kim, seorang pejabat pemerintah Korsel yang terlibat dalam program KF-21 Boramae.
Menurut pendapat pejabat Korsel tersebut, adanya MoU ini apalagi kerja sama teknologi dengan Korut membuat sedikit ketidaknyamanan bagi Seoul.
"Mengingat kerja sama industri pertahanan kami, tindakan Indonesia agak kurang nyaman." jelasnya dikutip dari YouTube SBS News pada 15 Oktober 2025.
Masih dari ulasan Kim, menurutnya Indonesia memiliki informasi rahasia industri pertahanan yang luas dari Korsel dan AS.
Pemerintah Korsel dilaporkan khawatir tentang adanya potensi kebocoran teknologi jet tempur KF-21 dan T-50 dari Indonesia ke Korut.
"Pemerintah juga dilaporkan khawatir tentang pengelolaan informasi rahasia pesawat tempur Korea Selatan-AS yang tepat selama proses kerja sama Korea Utara-Indonesia," jelas Kim.
Menurut pendapat pejabat Korsel tersebut, adanya MoU ini apalagi kerja sama teknologi dengan Korut membuat sedikit ketidaknyamanan bagi Seoul.
"Mengingat kerja sama industri pertahanan kami, tindakan Indonesia agak kurang nyaman." jelasnya dikutip dari YouTube SBS News pada 15 Oktober 2025.
Masih dari ulasan Kim, menurutnya Indonesia memiliki informasi rahasia industri pertahanan yang luas dari Korsel dan AS.
Pemerintah Korsel dilaporkan khawatir tentang adanya potensi kebocoran teknologi jet tempur KF-21 dan T-50 dari Indonesia ke Korut.
"Pemerintah juga dilaporkan khawatir tentang pengelolaan informasi rahasia pesawat tempur Korea Selatan-AS yang tepat selama proses kerja sama Korea Utara-Indonesia," jelas Kim.
Tapi perlu diingat ini hanya laporan seorang koresponden pertahanan bukan sikap resmi dari pemerintah Korsel.
Sampai detik ini Korsel dan Indonesia tetap berkomitmen menyelesaikan program KF-21 Boramae.
Bahkan jika tak ada halangan pada 2026 satu prototipe KF-21 Boramae akan dikirim ke Indonesia.
Besar harapannya Indonesia tetap mengikuti program KF-21 Boramae hingga ke tahap Block II dan III.*
Bahkan jika tak ada halangan pada 2026 satu prototipe KF-21 Boramae akan dikirim ke Indonesia.
Besar harapannya Indonesia tetap mengikuti program KF-21 Boramae hingga ke tahap Block II dan III.*


Posting Komentar untuk "Ada Potensi Teknologi KF-21 Boramae Bocor Usai Indonesia Jalin Kerja Sama Bilateral dengan Korea Utara"