Indonesia Incar Bom KGGB yang Berhasil Hancurkan Markas Besar Angkatan Bersenjata Kamboja
TIMEMOMENTS.COM - Pertempuran antara angkatan bersenjata Kamboja melawan tentara kerajaan Thailand beberapa waktu lalu mengejutkan publik.
Kamboja mendadak menyerang pos perbatasan yang dijaga oleh pasukan Thailand pada 24 Juli 2025.
Serangannya tak main-main, menggunakan MLRS BM-21 Grad menghujani posisi pasukan Thailand.
Setelah itu pasukan Kamboja di sepanjang perbatasan mulai menembak ke arah Thailand.
Serangan ini membuat gusar Bangkok.
Rupanya Kamboja merasa pada 28 Mei 2025 terjadi bentrokan bersenjata dengan Thailand di perbatasan dekat Preah Vihear.
Baku tembak selama 10 menit tersebut menewaskan satu prajurit Kamboja, Letda Suon Roun.
Untuk membalas hal ini maka dilakukanlah serangan pada 24 Juli.
Thailand menanggapinya dengan cepat, pos perbatasan di Prasat Don Tuan meminta dukungan udara karena pasukan Kamboja mencoba memasuki wilayah Thailand dengan dukungan tembakan artileri.
RTAF segera menerbangkan enam unit F-16 untuk menekan balik.
F-16 RTAF memasuki ruang udara Kamboja dan menyerang ke Chong An Ma, Provinsi Ubon Ratchathani.
Thailand mengklaim berhasil menghancurkan beberapa pangkalan militer yang digunakan Kamboja sebagai basis awal serangan.
F-16 masih melanjutkan aksinya, kali ini di provinsi Sisaket mereka membom BM-21 Grad Kamboja.
Dukungan udara dari F-16 membuat AD Thailand langsung melancarkan operasi militer bersandi Yuttha Bodin.
AL Thailand turut serta dalam operasi Yuttha Bodin, mereka mengerahkan kapal induk HTMS Chakri Naruebet dengan pengawalan ketat Task Force HTMS Bhumibol Adulyadej.
Sasaran utamanya ialah pangkalan AL Kamboja di Sihanoukville.
PM Kamboja, Hun Manet ketika mengetahui Thailand melancarkan operasi Yuttha Bodin langsung jiper seketika.
Takut negaranya diinvasi Thailand, Hun Manet mengirim surat kepada DK PBB agar diadakan pertemuan darurat untuk menghentikan serangan Bangkok ke Phnom Penh.
Ada yang menarik dalam konflik ini dimana F-16 RTAF begitu presisi menyerang target-target strategis militer Kamboja.
Rupanya F-16 membom sasaran-sasaran itu menggunakan bom berpemandu GPS KGGB buatan Korea Selatan.
Indonesia langsung tertarik mengakuisisi KGGB karena sudah terbukti dalam pertempuran.
"Indonesia telah menyatakan minatnya untuk membeli perlengkapan pemandu dan pemanjang jangkauan Bom Berpandu GPS (KGGB) Korea dan telah meminta presentasi resmi produk tersebut dari LIG Nex1, Republik Korea.
Sumber yang dekat dengan masalah tersebut telah mengonfirmasi kepada Janes bahwa presentasi perangkat bom jelajah berpemandu satelit KGGB terjadi di Jakarta pada tanggal 30 September 2025," lapor Janes.
F-16 Indonesia dan Hawk 209 diyakini bisa mengoperasikan bom berpemandu KGGB buatan Korsel.*
Kamboja mendadak menyerang pos perbatasan yang dijaga oleh pasukan Thailand pada 24 Juli 2025.
Serangannya tak main-main, menggunakan MLRS BM-21 Grad menghujani posisi pasukan Thailand.
Setelah itu pasukan Kamboja di sepanjang perbatasan mulai menembak ke arah Thailand.
Serangan ini membuat gusar Bangkok.
Rupanya Kamboja merasa pada 28 Mei 2025 terjadi bentrokan bersenjata dengan Thailand di perbatasan dekat Preah Vihear.
Baku tembak selama 10 menit tersebut menewaskan satu prajurit Kamboja, Letda Suon Roun.
Untuk membalas hal ini maka dilakukanlah serangan pada 24 Juli.
Thailand menanggapinya dengan cepat, pos perbatasan di Prasat Don Tuan meminta dukungan udara karena pasukan Kamboja mencoba memasuki wilayah Thailand dengan dukungan tembakan artileri.
RTAF segera menerbangkan enam unit F-16 untuk menekan balik.
F-16 RTAF memasuki ruang udara Kamboja dan menyerang ke Chong An Ma, Provinsi Ubon Ratchathani.
Thailand mengklaim berhasil menghancurkan beberapa pangkalan militer yang digunakan Kamboja sebagai basis awal serangan.
F-16 masih melanjutkan aksinya, kali ini di provinsi Sisaket mereka membom BM-21 Grad Kamboja.
Dukungan udara dari F-16 membuat AD Thailand langsung melancarkan operasi militer bersandi Yuttha Bodin.
AL Thailand turut serta dalam operasi Yuttha Bodin, mereka mengerahkan kapal induk HTMS Chakri Naruebet dengan pengawalan ketat Task Force HTMS Bhumibol Adulyadej.
Sasaran utamanya ialah pangkalan AL Kamboja di Sihanoukville.
PM Kamboja, Hun Manet ketika mengetahui Thailand melancarkan operasi Yuttha Bodin langsung jiper seketika.
Takut negaranya diinvasi Thailand, Hun Manet mengirim surat kepada DK PBB agar diadakan pertemuan darurat untuk menghentikan serangan Bangkok ke Phnom Penh.
Ada yang menarik dalam konflik ini dimana F-16 RTAF begitu presisi menyerang target-target strategis militer Kamboja.
Rupanya F-16 membom sasaran-sasaran itu menggunakan bom berpemandu GPS KGGB buatan Korea Selatan.
![]() |
KGGB bom dipasang di F-16 RTAF sesaat sebelum menyerang Kamboja |
Indonesia langsung tertarik mengakuisisi KGGB karena sudah terbukti dalam pertempuran.
"Indonesia telah menyatakan minatnya untuk membeli perlengkapan pemandu dan pemanjang jangkauan Bom Berpandu GPS (KGGB) Korea dan telah meminta presentasi resmi produk tersebut dari LIG Nex1, Republik Korea.
Sumber yang dekat dengan masalah tersebut telah mengonfirmasi kepada Janes bahwa presentasi perangkat bom jelajah berpemandu satelit KGGB terjadi di Jakarta pada tanggal 30 September 2025," lapor Janes.
F-16 Indonesia dan Hawk 209 diyakini bisa mengoperasikan bom berpemandu KGGB buatan Korsel.*
Posting Komentar untuk "Indonesia Incar Bom KGGB yang Berhasil Hancurkan Markas Besar Angkatan Bersenjata Kamboja"