Operasi Kapal Induk Giuseppe Garibaldi Tak Bisa Sendiri, Indonesia Harus Siapkan 2 Armada Permukaan Hingga Kapal Selam Lagi

Kapal Induk Giuseppe Garibaldi Tak Bisa Dioperasikan Sendiri, Indonesia Harus Siapkan 2 Armada Permukaan Hingga Kapal Selam Lagi (Marina Militare)


TIMEMOMENTS.COM- Transaksi jual beli antara Roma dan Jakarta memang belum diumumkan secara resmi, namun kapal induk Giuseppe Garibaldi menarik perhatian di ajang peringatan HUT TNI Ke-80 pada Minggu, 5 Oktober 2025 lalu.

Dikutip Timemoments.com dari siaran langsung akun YouTube Sekretariat Presiden pada 5 Oktober 2025, kapal induk Giuseppe Garibaldi masuk daftar alutsista terbaru yang akan segera datang ke Indonesia.

"Hadirin sekalian, saat ini dapat kita saksikan di layar Videotron, tampilan alutsista terbaru yang akan segera datang untuk memperkuat Tentara Nasional Indonesia.

Jika transaksi jual beli Giuseppe Garibaldi benar terjadi maka Indonesia akan menjadi negara Asia Tenggara kedua pemilik kapal induk, setelah Thailand.

Indonesia bahkan dibocorkan telah menyiapkan dana untuk melakukan pembelian kapal bekas Angkatan Laut Italia tersebut.

Baca Juga: Media Italia Bocorkan Kapal Induk Giuseppe Garibaldi Akan Dikirim ke Indonesia dalam Beberapa Bulan Kedepan

Dikutip Timemoments.com dari Janes edisi 19 September 2025, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Indonesia dilaporkan menyetujui rencana pembiayaan melalui pinjaman eksternal untuk akuisisi bekas kapal induk Angkatan Laut Italia Giuseppe Garibaldi (C-551).

"Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Indonesia telah menyetujui rencana negara untuk mendanai akuisisi kapal induk bekas Angkatan Laut Italia dengan pinjaman luar negeri.

Dokumen yang diberikan kepada Janes oleh sumber yang dekat dengan masalah tersebut menunjukkan bahwa rencana tersebut secara resmi disetujui dalam surat tertanggal 29 Agustus yang dikirim oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia Rachmat Pambudy kepada mitranya di Kementerian Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin.

Lampiran yang menyertai surat tersebut menunjukkan bahwa BAPPENAS telah menyetujui jumlah pinjaman maksimum sebesar USD450 juta untuk mendanai akuisisi kapal pengangkut dan membeli peralatan yang diperlukan untuk mendukung operasi kapal," jelas Janes.

Selain akuisisi kapal induk eks-Italia, BAPPENAS juga menyetujui rencana negara untuk mengakuisisi helikopter angkut dan utilitas baru dalam surat yang sama.

"Jumlah pinjaman maksimum sebesar USD250 juta telah disetujui untuk akuisisi helikopter transportasi, sementara jumlah batas atas yang ditetapkan untuk akuisisi helikopter utilitas adalah USD300 juta," terang Janes.

Pinjaman untuk akuisisi ini dapat bersumber dari lembaga kredit ekspor asing, kreditor bilateral, atau lembaga pinjaman swasta, lampiran tersebut mencatat.

Sehubungan dengan hal ini, BAPPENAS telah memasukkan ketiga program ini ke dalam daftar proyek prioritas yang disetujui untuk pendanaan asing.

Meski sudah menyiapkan dana besar, namun kapal induk Giuseppe Garibaldi yang mau dibeli Indonesia rupanya tak bisa dioperasikan sendirian.

Dikutip Timemoments.com dari Antara edisi 6 Oktober 2025, Co-Founder Jakarta Defence Society (JDS) Ade P. Marboen menekankan TNI AL perlu menyiapkan beberapa kapal pendamping untuk mengawal kapal induk saat beroperasi.

"Jenis kapal ini perlu diperkuat dengan kapal lain seperti LHD sebelum langkah berikutnya memiliki kapal induk, walaupun saat ini TNI AL sudah memiliki dua fregat terbesarnya (kelas

KRI Brawijaya) dan armada kapal selam dari berbagai kelas," kata Marboen.

Dia pun mencontohkan beberapa negara yang tidak pernah membiarkan kapal induk beroperasi sendiri melainkan selalu berada dalam satu gugus tugas.

Setiap kapal induk, kata Marboen, selalu diiringi oleh dua kapal permukaan, satu kapal selam dan satu kapal suplai.

Hal tersebut dilakukan demi menjaga kapal induk yang merupakan bagian dari salah satu aset penting negara.

Baca Juga: Taksiran Harga Kapal Induk Giuseppe Garibaldi Bekas Italia Incaran TNI AL Indonesia Puluhan Triliun Rupiah, Segini Perkiraannya

"Permasalahannya, TNI AL tidak terbiasa membentuk gugus tugas (task force) ketika ada aset strategis yang bergerak jarak jauh," kata Marboen.

"Sebagai contoh adalah kapal BRS, KRI dr Radjiman Wedyodiningrat, yang melakukan misi kemanusiaan ke Mesir berjalan sendiri tanpa adanya pengawalan sehingga dapat menjadi sasaran empuk pihak-pihak tertentu," ujar Marboen.

Ia juga menilai rencana TNI AL membeli kapal induk ringan ITS Giuseppe Garibaldi merupakan langkah tepat untuk memperkuat kekuatan maritim Indonesia.

Dengan kapal Induk, menurut Marboen, TNI AL dapat dengan mudah mengoperasikan armada yang dapat menampung kekuatan udara maupun alat utama sistem senjata (alutsista) tempur.

Tidak hanya itu, kapal induk juga dapat mendukung TNI AL membawa logistik untuk menjalankan misi kemanusiaan atau operasi militer selain perang (OMSP).

***

Posting Komentar untuk "Operasi Kapal Induk Giuseppe Garibaldi Tak Bisa Sendiri, Indonesia Harus Siapkan 2 Armada Permukaan Hingga Kapal Selam Lagi"