Alasan Politis Mengapa Indonesia Tak Pernah Mau Membeli Senjata Buatan China Seperti Jet Tempur J-10C


TIMEMOMENTS.COM - Indonesia mungkin sedang melakukan upaya untuk memodernisasi kekuatan tempur udaranya.

Beberapa jet tempur pun dipilih Indonesia untuk mengisi kekosongan kekuatan udara yang dianggap telah lama tertinggal.

Sejauh ini, Indonesia baru mencapai kesepakan pembelian Rafale dari Prancis, namun juga mendapatkan tawaran dari banyak negara.

Misalnya Indonesia juga ditawari jet tempur F-15EX dan bahkan sudah melakukan penandatanganan MoU dengan AS.

Kemudian Indonesia juga mencapai kesepakatan untuk membangun jet tempur generasi kelima KAAN dengan Turki.

Lalu, Indonesia juga sedang dalam proses pembangunan bersama jet tempur KF-21 Boramae bersama dengan Korea Selatan.

Tak cuma itu saja, China juga menawari kontrak pembelian jet tempur J-10 ke Indonesia.

Namun, di balik semua tawaran tersebut kans pembelian senjata dari China disebut terbilang kecil, dan hanya kemungkinan kecil Indonesia membelinya.

Menurut keterangan China Global South, pada Mei 2025 lalu, saat Indonesia ditawari jet tempur J-10 Indonesia justru lebih memilih menandatangani perjanjian pertahanan dengan Prancis.

Pada 28 Mei 2025, Indonesia menandatangani perjanjian pertahanan dengan Prancis, termasuk rencana pembelian jet tempur Rafale.

Meskipun kinerja J-10C Tiongkok yang mengesankan dalam pertempuran udara India-Pakistan tahun 2019 yang ramai diperbincangkan. 

Dalam pertempuran tersebut, J-10C Pakistan dilaporkan menembak jatuh Rafale buatan Prancis milik India, yang menunjukkan kemampuan tempur jet Tiongkok tersebut.

Jadi, mengapa Indonesia tidak memilih J-10C yang lebih murah dan teruji dalam pertempuran?

Menurut laporan tersebut menjelaskan bahwa, kesepakatan senjata antarnegara jarang ditentukan hanya berdasarkan harga atau spesifikasi kinerja. 

Keputusan Indonesia mencerminkan kepercayaan politik yang mendalam terhadap Prancis, hubungan diplomatik yang telah terjalin lama, dan tujuan strategis seperti transfer teknologi dan stabilitas rantai pasokan.

Prancis dan Indonesia telah memperkuat kerja sama militer mereka selama lebih dari satu dekade, yang berpuncak pada kesepakatan tingkat tinggi dan kunjungan pribadi Presiden Macron untuk mempromosikan kesepakatan senjata.

Pengadaan militer pada dasarnya bersifat politis. Intinya adalah menyelaraskan diri dengan mitra, mengurangi risiko, dan memastikan keandalan dan tidak hanya dalam persenjataan.

Tetapi juga dalam ekosistem kolaborasi pertahanan yang lebih luas. 

Bagi negara seperti Indonesia, yang militernya saat ini mengoperasikan pesawat "Perserikatan Bangsa-Bangsa" dari AS, Rusia, Inggris, dan negara-negara lain, mengintegrasikan seluruh ekosistem pertahanan Tiongkok mungkin akan lebih rumit daripada bernilai.

Sementara itu, kinerja jet tempur hanya sebaik sistem yang mendukungnya yaitu, jaringan radar, tautan data, struktur komando, dan logistik perawatan. 

Misalnya kesuksesan Pakistan dengan J-10C lebih banyak ditentukan oleh integrasi sistem daripada pesawat itu sendiri. 

***

Posting Komentar untuk " Alasan Politis Mengapa Indonesia Tak Pernah Mau Membeli Senjata Buatan China Seperti Jet Tempur J-10C"