China Puji Cara Cerdik Indonesia Hemat Biaya Namun Bisa dapatkan Teknologi Fregat Martadinata Class
TIMEMOMENTS.COM - Antara kepepet atau memang cerdik, akuisisi alutsista Indonesia terutama kapal perang jenis fregat kerap mengundang pertanyaan.
Namun tak jarang pula mengundang decak kagum karena dengan keterbatasan anggaran, militer Indonesia tahu harus bagaimana mengakalinya.
Memang anggaran pertahanan Indonesia tak semewah Jepang, China atau Korea Selatan.
Namun tak jarang pula mengundang decak kagum karena dengan keterbatasan anggaran, militer Indonesia tahu harus bagaimana mengakalinya.
Memang anggaran pertahanan Indonesia tak semewah Jepang, China atau Korea Selatan.
Akan tetapi bukan berarti tidak mungkin mewujudkan ambisinya meski harus jalan pelan-pelan.
Salah satu contohnya saat membeli korvet Bung Tomo class yang awalnya merupakan pesanan AL Brunei Darussalam.
Salah satu contohnya saat membeli korvet Bung Tomo class yang awalnya merupakan pesanan AL Brunei Darussalam.
Tiga unit Nakhoda Ragam class, nama sebelum jadi Bung Tomo class didapat Indonesia dengan harga murah.
Indonesia cuma perlu membayar sekitar 70 persen dari harga aslinya karena Brunei membatalkan pesanan.
Indonesia cuma perlu membayar sekitar 70 persen dari harga aslinya karena Brunei membatalkan pesanan.
Padahal kapal sudah siap dikirim, masih dalam kondisi baru namun istilahnya 'ngendon' beberapa tahun di galangan Lurssen, Jerman.
Saat itu bukan cuma Indonesia saja yang minat dengan Nakhoda Ragam class.
Saat itu bukan cuma Indonesia saja yang minat dengan Nakhoda Ragam class.
Ada Thailand hingga Malaysia mau menebusnya dengan harga lebih tinggi.
Tapi kecakapan Indonesia bernegosiasi memastikan ketiga kapal di dapat.
Tapi kecakapan Indonesia bernegosiasi memastikan ketiga kapal di dapat.
Hal-hal seperti inilah yang tak dipunyai Malaysia dan Thailand, skill negosiasi pembelian alutsista oleh Indonesia memang jempolan.
Contoh lainnya adalah pembelian tank Leopard 2.
Dengan anggaran tak terlalu besar, mendapatkan Leopard 2A4 second hand dalam kondisi baik dan Leopard 2 Revolution gress plus gratisan IFV Marder 1A3 sungguh memuaskan.
Bandingkan dengan Malaysia yang nekat membeli PT-91M Twardy dari Polandia, harganya terlampau mahal, jumlahnya sedikit dan kualitas jauh di bawah Leopard 2 RI.
Taktik Indonesia masih berlanjut saat ini.
Indonesia meneken kerja sama pembelian 48 unit jet tempur generasi kelima KAAN dengan Turki.
Indonesia lantas 'menodong' Turki agar memberikan transfer teknologi KAAN sekaligus membangun pabrik pembuatan pesawat bersama di sini.
Jelas langkah strategis Indonesia patut diperhitungkan oleh negara lain.
Jika berhasil maka industri pertahanan dalam negeri Indonesia terdongkrak tinggi.
"Melalui kontrak ini, Indonesia tidak hanya memperoleh alutsista berteknologi tinggi, tetapi juga mendapatkan peluang besar dalam pengembangan kapasitas industri pertahanan dalam negeri.
Basis industri lokal yang akan dibentuk di Indonesia diharapkan menjadi bukti nyata dari kemitraan yang saling menguntungkan dan berlandaskan pada persahabatan," jelas Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) pada 28 Juli 2025.
Menurut Kemhan RI, transfer teknologi pembelian alutsista canggih dari luar negeri mesti ada.
Hanya dengan ini militer Indonesia bisa diperkuat perlahan lepas ketergantungan dari negara lain.
"Kolaborasi antara Indonesia dan Turki di bidang pertahanan ini menunjukkan eratnya hubungan bilateral kedua negara, tidak hanya diplomasi pertahanan, tetapi juga transfer teknologi dan peningkatan kemandirian industri pertahanan nasional," jelasnya.
Cara cerdik Indonesia membeli alutsista inilah yang dipuji oleh media pemerintah China, Xinhua.
Contoh lainnya adalah pembelian tank Leopard 2.
Dengan anggaran tak terlalu besar, mendapatkan Leopard 2A4 second hand dalam kondisi baik dan Leopard 2 Revolution gress plus gratisan IFV Marder 1A3 sungguh memuaskan.
Bandingkan dengan Malaysia yang nekat membeli PT-91M Twardy dari Polandia, harganya terlampau mahal, jumlahnya sedikit dan kualitas jauh di bawah Leopard 2 RI.
Taktik Indonesia masih berlanjut saat ini.
Indonesia meneken kerja sama pembelian 48 unit jet tempur generasi kelima KAAN dengan Turki.
Indonesia lantas 'menodong' Turki agar memberikan transfer teknologi KAAN sekaligus membangun pabrik pembuatan pesawat bersama di sini.
Jelas langkah strategis Indonesia patut diperhitungkan oleh negara lain.
Jika berhasil maka industri pertahanan dalam negeri Indonesia terdongkrak tinggi.
"Melalui kontrak ini, Indonesia tidak hanya memperoleh alutsista berteknologi tinggi, tetapi juga mendapatkan peluang besar dalam pengembangan kapasitas industri pertahanan dalam negeri.
Basis industri lokal yang akan dibentuk di Indonesia diharapkan menjadi bukti nyata dari kemitraan yang saling menguntungkan dan berlandaskan pada persahabatan," jelas Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) pada 28 Juli 2025.
Menurut Kemhan RI, transfer teknologi pembelian alutsista canggih dari luar negeri mesti ada.
Hanya dengan ini militer Indonesia bisa diperkuat perlahan lepas ketergantungan dari negara lain.
"Kolaborasi antara Indonesia dan Turki di bidang pertahanan ini menunjukkan eratnya hubungan bilateral kedua negara, tidak hanya diplomasi pertahanan, tetapi juga transfer teknologi dan peningkatan kemandirian industri pertahanan nasional," jelasnya.
Cara cerdik Indonesia membeli alutsista inilah yang dipuji oleh media pemerintah China, Xinhua.
Indonesia cerdik hemat biaya dalam pembelian fregat Martadinata class.
"Baik untuk meningkatkan kemampuan angkatan laut Indonesia maupun mendorong perkembangan industri militernya, pembelian dua fregat berpeluru kendali kelas SIGMA 10514 yang telah ditingkatkan merupakan kesepakatan yang sangat hemat biaya.
Namun, mengembangkan kapal perang secara mandiri merupakan proyek yang kompleks dan berjangka panjang.
Namun, mengembangkan kapal perang secara mandiri merupakan proyek yang kompleks dan berjangka panjang.
Sebagai contoh, Bung Karno class, fregat berpeluru kendali pertama Indonesia yang diproduksi di dalam negeri, yang diresmikan tahun lalu, mencapai tingkat produksi dalam negeri sebesar 80%, tetapi masih jauh tertinggal dari fregat-fregat tercanggih di dunia," jelas Xinhua pada 11 Mei 2024.
Dengan ini fregat Martadinata class merupakan pembelian cerdik Indonesia.(*)
Posting Komentar untuk "China Puji Cara Cerdik Indonesia Hemat Biaya Namun Bisa dapatkan Teknologi Fregat Martadinata Class"