Thailand Belum Tenang, Jet Tempur F-5 RTAF Masih Siaga 24 Jam Berjaga Siap Serang Kamboja

Thailand Belum Tenang, Jet Tempur F-5 RTAF Masih Siaga 24 Jam Ancang-ancang Serang Kamboja


TIMEMOMENTS.COM- Thailand dan Kamboja telah berkonflik di perbatasan kedua negara sejak awal tahun 2025 dan berubah menjadi konfrontasi bersenjata pada 24 Julii 2025 lalu.

Baik Thailand maupun Kamboja saling balas menembak sehingga menimbulkan korban jiwa, termasuk warga sipil.

Awal Agustus, Thailand dan Kamboja mengumumkan gencatan senjata setelah pertemuan antara Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet yang dimediasi oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur.

Dilansir Timemoments.com dari Antara edisi 7 Agustus 2025, Thailand dan Kamboja menandatangani dokumen resmi gencatan senjata dan kesepakatan implementasinya setelah pertemuan luar biasa Komite Perbatasan bilateral di Kuala Lumpur, Malaysia, ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura, Kamis (7/8/2025).

“(Kedua pihak) hari ini menandatangani dokumen resmi mengenai gencatan senjata antara angkatan bersenjata kedua negara dan mengenai implementasinya,” ujar Balankura dalam sebuah pengarahan di Bangkok.

Perjanjian tersebut menetapkan dan merinci kesepakatan yang dicapai pada dalam pertemuan para kepala pemerintahan kedua negara di Kuala Lumpur pada 28 Juli, kata dia.

Di antaranya, kedua negara sepakat menghentikan serangan, membebaskan semua tahanan perang, melaksanakan komunikasi rutin antara satuan militer di perbatasan, serta mengizinkan pengawasan dari tim monitoring gencatan senjata yang dibentuk ASEAN.

Kedua pihak juga memastikan status pengerahan pasukan saat ini tetap dipertahankan, efektif mulai 28 Juli (tanggal berlakunya gencatan senjata), tanpa pemindahan pasukan baru ke perbatasan Thailand-Kamboja dan patroli ke arah posisi pihak lawan.

Kedua pihak juga sepakat bahwa personel militer yang ditangkap harus segera dibebaskan dan dipulangkan setelah berakhirnya permusuhan aktif, dan bahwa mereka yang gugur harus dikembalikan ke pihak mereka dengan bermartabat dan tepat waktu dengan bantuan pihak lawan, ujar juru bicara itu.

Jika terjadi bentrokan bersenjata baru di perbatasan selama masa gencatan senjata, kedua pihak akan menyelesaikan masalah tersebut melalui negosiasi di tingkat komando lokal dalam kerangka mekanisme bilateral yang ada untuk mencegah eskalasi situasi, ujar Balankura.

Selain itu, Thailand dan Kamboja sepakat untuk menjaga komunikasi rutin antara distrik militer dan unit angkatan bersenjata yang ditempatkan di sepanjang perbatasan, dan sepakat untuk mengadakan pertemuan komite perbatasan regional dalam waktu dua minggu.

Mereka juga sepakat untuk menjaga komunikasi yang teratur dan langsung antara menteri pertahanan dan kepala staf angkatan bersenjata kedua negara, dan sepakat untuk menahan diri dari penyebaran informasi palsu.

Perjanjian tersebut juga mencakup pemantauan dan verifikasi kepatuhan terhadap gencatan senjata, kata Balankura, seraya menambahkan bahwa kedua pihak harus melaksanakan kesepahaman bersama yang dicapai pada 28 Juli, termasuk pembentukan kelompok pengamat dari ASEAN yang dipimpin oleh Malaysia (ketua ASEAN pada 2025).

Sampai kelompok pengamat permanen itu terbentuk, kelompok pengamat sementara yang terdiri dari atase militer dari negara-negara anggota ASEAN yang terakreditasi di Thailand dan Kamboja akan digunakan, kata Balankura.

Para pihak juga sepakat untuk mengadakan pertemuan Komite Perbatasan Umum bilateral berikutnya pada 7 Agustus, yang lokasinya masih dibahas. 

Jika diperlukan, pertemuan luar biasa komite dapat diadakan, kata pejabat tersebut.

Para pihak juga sepakat untuk mengadakan pertemuan Komite Perbatasan Umum bilateral berikutnya pada 7 Agustus, yang lokasinya masih dibahas.

Jika diperlukan, pertemuan luar biasa komite dapat diadakan, kata pejabat tersebut.

Meski Thailand sudah menyepakati gencatan senjata tapi negeri Gajah Putih itu rupanya masih waspada terhadap Kamboja.

Dikutip Timemoments.com dari Nation Thailand edisi 15 Agustus 2025, Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF) memamerkan jet tempur F-5TH-nya pada hari Jumat (15/8/2025), berjanji melakukan serangan tepat guna melawan potensi serangan di tengah situasi Thailand-Kamboja yang sedang berlangsung.

Dalam sebuah posting Facebook, RTAF menulis: “Eagle sepanjang hari, sepanjang malam – kesiapan 24/7".

Skuadron Tempur ke-211, Wing 21, melaksanakan latihan untuk menjaga kesiapan operasional bagi misi udara-ke-darat, dengan fokus pada akurasi untuk memaksimalkan penghancuran target sambil menghindari bahaya bagi non-kombatan.

RTAF juga melakukan tinjauan operasi udara berdasarkan hukum humaniter internasional dengan semua pilot F-5TH.

Ia menegaskan kembali kesiapannya untuk mendukung operasi udara dalam membela kedaulatan nasional dan perdamaian rakyat Thailand, sesuai dengan hukum humaniter.

***

Posting Komentar untuk "Thailand Belum Tenang, Jet Tempur F-5 RTAF Masih Siaga 24 Jam Berjaga Siap Serang Kamboja"