China Waspada Pembelian 48 KAAN Oleh Indonesia Berimbas Buruk Bagi J-35
Pembelian 48 KAAN Indonesia berimbas buruk bagi pasaran J-35 China
TIMEMOMENTS.COM - Indonesia sudah menyatakan ketersediaannya membeli 48 unit jet tempur generasi kelima, KAAN dari Turki.
Rencananya jet tempur tersebut akan diduetkan dengan KF-21 Boramae.
Duo jet tempur siluman dalam satu bendera jelas keuntungan bagi negeri ini.
Pasalnya tak semua negara melakukan hal demikian.
Diversifikasi alutsista seperti ini punya keuntungan yakni menghindari embargo senjata sepihak dari negara produsen.
Misal Korea Selatan mengembargo suku cadang KF-21 Boramae maka masih ada KAAN yang bisa terbang.
Pun sebaliknya jika Turki berbuat demikian maka tinggal KF-21 yang dimaksimalkan.
Namun Indonesia punya cara ketiga yakni meminta transfer teknologi kedua jet tempur tersebut.
Agar setidaknya bisa membuat sebagian besar suku cadang atau pesawat itu sendiri di dalam negerinya.
Dalam artikelnya pada 26 Agustus 2024, kemhan.go.id menjelaskan industri pertahanan merupakan sektor strategis yang harus terus dikembangkan.
"Di banyak negara, industri pertahanan dianggap sebagai sektor strategis yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah karena keterlibatannya yang langsung dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara tersebut," tulisnya.
Setidaknya ada empat poin kenapa industri pertahanan begitu penting bagi sebuah negara.
"1. Sebuah industri pertahanan seringkali melibatkan pengembangan teknologi canggih baik digunakan dalam mesin maupun pada sistem komunikasinya;
2. Produksi dan perdagangan industri pertahanan memiliki regulasi yang ketat dan diatur oleh pemerintah karena keterkaitannya dengan pertahanan dan keamanan nasional;
3. Perkembangan industri pertahanan dipengaruhi oleh kebijakan dan anggaran pemerintah yang mempengaruhi kemampuan dalam penyediaan produk dari industri pertahanan tersebut;
4. Banyak industri pertahanan melakukan kemitraan dengan industri lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan produk pertahanan yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh industri tersebut," beber Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.
Pun diakui bahwa untuk membuatnya mandiri Indonesia mesti melakukan kerja sama dengan negara lain.
Kerja sama ini dilakukan secara kontinyu, kenapa? karena memproduksi alutsista merupakan jalan panjang yang memakan waktu puluhan tahun.
Negeri ini mencari partner yang sekiranya matang dalam pengembangan alutsista, Korea Selatan dan Turki contohnya.
"Dalam rangka meningkatkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri, maka salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan kegiatan promosi dan kerjasama.
Kegiatan promosi merupakan kegiatan pemasaran melalui berbagai pameran baik di dalam negeri dan ke luar negeri secara periodik dan berkesinambungan, sedangkan kegiatan kerja sama dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, alih teknologi, penelitian dan pengembangan baik di dalam maupun di luar negeri secara bilateral, regional maupun multilateral dalam rangka percepatan peningkatan penguasaan teknologi pertahanan dan keamanan maupun untuk efisiensi biaya pengembangan teknologi pertahanan dan keamanan," ungkap Kemhan RI.
Namun siapa sangka di balik pengembangan KAAN oleh Turki yang hendak dibeli Indonesia menyimpan kekhawatiran bagi China.
China tengah mengembangkan jet tempur siluman baru, J-35.
Namun mereka khawatir Turki akan mencuri teknologi mesin J-35 dimana KAAN masih memakai mesin impor GE F110-129.
Maka Turki ingin mengambil mesin dari J-35 yakni WS-19.
"Karena tidak dapat menyelesaikan masalah mesin, Turki mulai menjajaki opsi lain. Beredar rumor bahwa mereka sedang berupaya memperoleh teknologi mesin WS-10 atau WS-19 Tiongkok melalui jalur Pakistan.
Turki berharap Pakistan akan bertindak sebagai perantara untuk memperoleh teknologi secara tidak langsung, bahkan menargetkan mesin WS-19 J-35.
Mesin berdaya dorong sedang ini cocok untuk pesawat siluman berbasis kapal induk, tetapi ukurannya tidak sebanding dengan KAAN," jelas media asal China, 163.com pada 4 Agustus 2025.
Belum jelas nantinya KAAN mau memakai mesin apa, bagi Indonesia mungkin bisa disamakan saja dengan KF-21 Boramae memakai GE F414.(*)
Posting Komentar untuk "China Waspada Pembelian 48 KAAN Oleh Indonesia Berimbas Buruk Bagi J-35"