Indonesia Berpotensi Diserang Inggris Bila Konflik Ambalat Berubah Jadi Perang
TIMEMOMENTS.COM - Konflik Indonesia dan Malaysia di blok Ambalat kembali menghangat.
Tentunya kedua negara punya dasar tersendiri mengklaim kepemilikan blok laut ini.
Malaysia mendasarkan klaimnya atas Ambalat dengan putusan Mahkamah Internasional (ICJ) soal kepemilikan Ambalat.
Sementara Indonesia mendasarkan klaimnya di Ambalat melalui Continental Shelf Agreement Indonesia-Malaysia tahun 1969.
Kali ini Presiden Indonesia Prabowo Subianto mengatakan konflik ini mesti diselesaikan secara damai.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Sugiono juga sudah menyampaikan sengketa ini akan diselesaikan secara damai.
"Selesaikan baik-baik," jelas Sugiono ketika ditemui para awak media pada 8 Agustus 2025.
Pun dengan Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim, persoalan Ambalat mesti diselesaikan melalui fakta sejarah.
"Kita harus mengadakan diskusi berdasarkan hukum, sejarah, dan dengan persetujuan pemerintah negara bagian (Sabah) dan ini harus dibawa ke Dewan Perwakilan Rakyat Negara Bagian," jelas Anwar dikutip dari Bernama.
Tak ada yang menginginkan konflik ini berubah jadi perang.
Tentunya kedua negara punya dasar tersendiri mengklaim kepemilikan blok laut ini.
Malaysia mendasarkan klaimnya atas Ambalat dengan putusan Mahkamah Internasional (ICJ) soal kepemilikan Ambalat.
Sementara Indonesia mendasarkan klaimnya di Ambalat melalui Continental Shelf Agreement Indonesia-Malaysia tahun 1969.
Kali ini Presiden Indonesia Prabowo Subianto mengatakan konflik ini mesti diselesaikan secara damai.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Sugiono juga sudah menyampaikan sengketa ini akan diselesaikan secara damai.
"Selesaikan baik-baik," jelas Sugiono ketika ditemui para awak media pada 8 Agustus 2025.
Pun dengan Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim, persoalan Ambalat mesti diselesaikan melalui fakta sejarah.
"Kita harus mengadakan diskusi berdasarkan hukum, sejarah, dan dengan persetujuan pemerintah negara bagian (Sabah) dan ini harus dibawa ke Dewan Perwakilan Rakyat Negara Bagian," jelas Anwar dikutip dari Bernama.
Tak ada yang menginginkan konflik ini berubah jadi perang.
Namun tak ada yang menginginkan pula kedaulatan kedua negara terlecehkan.
Bagi Indonesia, perang melawan Malaysia sangat merugikan.
Semua sumber daya bakal tersedot ke sana.
Pun dengan faktor taktis militer, Inggris bisa ikut nimbrung bantu Malaysia berperang melawan Indonesia.
Kenapa hal ini bisa terjadi?
Malaysia tergabung dalam Five Power Defence Arrangements (FPDA), pakta pertahanan lima negara persemakmuran Inggris.
"Adalah serangkaian perjanjian pertahanan yang berkelanjutan antara Singapura, Malaysia, Australia, Selandia Baru, dan Britania Raya.
Pertama kali ditandatangani pada tahun 1971, satu alasan yang mendasari pengaturan tersebut adalah bahwa pertahanan Singapura dan Malaysia tetap tidak terpisahkan, dan bahwa kedua negara masih menghadapi potensi ancaman bersama di kawasan tersebut," jelas nlb.gov.sg.
Pembentukan FPDA diprakarsai saat Inggris memutuskan menarik pasukan dari Semenanjung Malaya usai konfrontasi dengan Indonesia mereda pada 1970.
Namun Singapura dan Malaysia merasa perginya pasukan Inggris meninggalkan celah dimana bisa datang serangan dari musuh.
"Pada awal 1970-an, penarikan pasukan Inggris dari kawasan tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa hal ini akan meninggalkan celah pertahanan yang dapat dieksploitasi oleh kekuatan musuh," ungkapnya.
Berangkat dari sini FPDA dibentuk, dimana jika salah satu anggotanya diserang maka yang lain segera datang membantu.
Solusi pas bagi Inggris dimana mereka meninggalkan pesan kuat kepada negara yang mencoba menyerang anggota persemakmurannya.
"Solusi yang dicari adalah memberikan pesan pencegahan bahwa setiap serangan terhadap Singapura atau Malaysia akan berhasil dihalau dengan bantuan pasukan Inggris, Australia, dan Selandia Baru," bebernya.
Hal inilah yang membuat Indonesia harus berpikir ulang jika menyerang lebih dulu ke wilayah kedaulatan Malaysia.
Namun FPDA tak akan punya alasan ikut campur bila Malaysia menyerang lebih dulu ke wilayah kedaulatan Indonesia meskipun itu di Ambalat.*
Bagi Indonesia, perang melawan Malaysia sangat merugikan.
Semua sumber daya bakal tersedot ke sana.
Pun dengan faktor taktis militer, Inggris bisa ikut nimbrung bantu Malaysia berperang melawan Indonesia.
Kenapa hal ini bisa terjadi?
Malaysia tergabung dalam Five Power Defence Arrangements (FPDA), pakta pertahanan lima negara persemakmuran Inggris.
"Adalah serangkaian perjanjian pertahanan yang berkelanjutan antara Singapura, Malaysia, Australia, Selandia Baru, dan Britania Raya.
Pertama kali ditandatangani pada tahun 1971, satu alasan yang mendasari pengaturan tersebut adalah bahwa pertahanan Singapura dan Malaysia tetap tidak terpisahkan, dan bahwa kedua negara masih menghadapi potensi ancaman bersama di kawasan tersebut," jelas nlb.gov.sg.
Pembentukan FPDA diprakarsai saat Inggris memutuskan menarik pasukan dari Semenanjung Malaya usai konfrontasi dengan Indonesia mereda pada 1970.
Namun Singapura dan Malaysia merasa perginya pasukan Inggris meninggalkan celah dimana bisa datang serangan dari musuh.
"Pada awal 1970-an, penarikan pasukan Inggris dari kawasan tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa hal ini akan meninggalkan celah pertahanan yang dapat dieksploitasi oleh kekuatan musuh," ungkapnya.
Berangkat dari sini FPDA dibentuk, dimana jika salah satu anggotanya diserang maka yang lain segera datang membantu.
Solusi pas bagi Inggris dimana mereka meninggalkan pesan kuat kepada negara yang mencoba menyerang anggota persemakmurannya.
"Solusi yang dicari adalah memberikan pesan pencegahan bahwa setiap serangan terhadap Singapura atau Malaysia akan berhasil dihalau dengan bantuan pasukan Inggris, Australia, dan Selandia Baru," bebernya.
Hal inilah yang membuat Indonesia harus berpikir ulang jika menyerang lebih dulu ke wilayah kedaulatan Malaysia.
Namun FPDA tak akan punya alasan ikut campur bila Malaysia menyerang lebih dulu ke wilayah kedaulatan Indonesia meskipun itu di Ambalat.*

Posting Komentar untuk "Indonesia Berpotensi Diserang Inggris Bila Konflik Ambalat Berubah Jadi Perang"