Indonesia Sedang Kekurangan Anggaran Tetapi Bangun Dua Jet Tempur Canggih Sekaligus dengan Dua Negara Berbeda


TIMEMOMENTS.COM -
Indonesia belakangan sedang gencar melakukan transaksi pembelian alutsista.

Salah satu yang paling menggemparkan adalah kontrak pembelian jet tempur generasi kelima KAAN dari Turki sebanyak 48 unit.

Penandatanganan tersebut dilakukan pada 28 Juli 2025, di sela-sela acara Pameran pertahanan (IDEF) 2025, di Istanbul Turki.

Menurut Janes, penandatanganan ini mencakup kolaborasi ekstensif di bidang manufaktur, transfer teknologi, dan rekayasa. Lebih lanjut.

Selain itu, perjanjian ini juga mencakup pembangunan infrastruktur kedirgantaraan lokal di Indonesia, bekerja sama dengan PT Republika Aero Dirgantara dan PT Dirgantara Indonesia.

Kementerian Pertahanan Turki menyatakan bahwa selain pesawat, negara ini akan mendapatkan peluang besar untuk meningkatkan kapasitas industri pertahanan lokal, baik Indonesia maupun Turki.

Kolaborasi ini mencerminkan hubungan yang kuat antara Indonesia dan Turki, tidak hanya dalam diplomasi pertahanan tetapi juga dalam transfer teknologi dan penguatan industri pertahanan lokal dengan Turki.

Kementerian tidak mengungkapkan detail nominal transaksinya.

Namun, menurut laporan Jakarta Post, melaporkan bahwa spekulasi beredar luas bahwa kesepakatan tersebut bernilai sekitar 10 miliar dollar AS.

Kesepakatan ini dianggap cukup mentereng, namun menimbulkan pertanyaan mengenai keuangan Indonesia.

Menurut EurAsian Times, pada 29 Juli 2025, mengungkapkan Indonesia disebut sedang menghadapi kendala keuangan.

Anggaran pertahanan Indonesia yang diusulkan untuk tahun 2025 mengalami penurunan sebesar 6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Dengan total belanja pertahanannya masih di bawah 1% dari PDB, bahkan lebih rendah daripada banyak negara kecil seperti Singapura.

Sebelumnya, keterbatasan anggaran Indonesia telah menempatkan perannya dalam pengembangan bersama KF-21 dengan Korea Selatan dalam sorotan.

Setelah berulang kali gagal memenuhi komitmen keuangannya terhadap program tersebut, Korea Selatan dan Indonesia menandatangani perjanjian restrukturisasi pada Juni 2025 untuk mengurangi porsi pembayaran Jakarta.

Kementerian Pertahanan Indonesia saat ini sedang memulai prosedur administratif untuk membayar sisa bagian pengembangan bersama KF-21, ungkap Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan (DAPA).

Selain komitmennya terhadap KAAN dan KF-21, Indonesia telah menandatangani kesepakatan pembelian 42 jet tempur Rafale dengan Dassault Aviation Prancis.

Indonesia berpotensi memperoleh sejumlah Rafale tambahan dari Prancis, sebagaimana ditunjukkan oleh surat pernyataan minat (Letter of Intent/LoI) yang ditandatangani pemerintah baru-baru ini.

Bahkan, beberapa laporan mengindikasikan bahwa pemerintah Indonesia juga sedang menjajaki pembelian Su-35 Rusia.

Tidak hanya itu, pada tahun 2022, Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan raksasa kedirgantaraan Amerika Boeing untuk potensi pembelian hingga 24 pesawat tempur F-15EX.

Meskipun jelas bahwa Indonesia ingin memodernisasi angkatan udaranya yang menua.

Dengan tetap mencari ketidakberpihakan melalui diversifikasi pembelian persenjataannya, negara ini tidak memiliki anggaran untuk akuisisi yang ambisius.

Menambahkan KAAN ke dalam campuran yang beragam ini dapat membebani sumber daya, karena mengoperasikan beberapa jenis pesawat tempur akan meningkatkan biaya logistik, pelatihan, dan pemeliharaan.

Selain itu, menurut EurAsian Times, produksi lokal pada awalnya dapat memberikan beban finansial tambahan pada pembangunan infrastruktur produksi.

***

Posting Komentar untuk " Indonesia Sedang Kekurangan Anggaran Tetapi Bangun Dua Jet Tempur Canggih Sekaligus dengan Dua Negara Berbeda"