Indonesia Semakin di Depan Punya KAAN Justru Malaysia Masih Ngotot dapatkan F-18 Hornet Bekas

F-18 AU Kuwait


TIMEMOMENTS.COM - Demi menjaga ruang udara nasional, Indonesia memilih membeli 48 unti jet tempur generasi kelima KAAN dari Turki.

Pembelian KAAN dan jet tempur lainnya seperti Rafale dan KF-21 Boramae membuat Indonesia memiliki kekuatan tempur udara paling menakutkan di Asia Tenggara.

Meski ada F-35 Singapura, setidaknya Indonesia punya kemampuan untuk membuat KAAN dan KF-21 Boramae.

Nantinya Indonesia bisa membuka pusat perawatan jet tempur generasi kelima di Asia Tenggara berkat kerja sama pembuatan KAAN dengan Turki.

Sebuah keuntungan jangka panjang bagi Indonesia.

Menurut analis pertahanan Barat, adanya KAAN dan KF-21 Boramae merupakan opsi alternatif bagi negara-negara di dunia bila tak bisa mengakuisisi F-35 tau Su-57.

Diyakini pasaran KF-21 Boramae dan KAAN bakal besar, faktor yang membuat Indonesia yakin mengakuisisi keduanya.

Selain itu mempunyai jet tempur generasi kelima penting bagi pertahanan udara Indonesia.

Akuisisi KAAN diyakini akibat Indonesia gagal mendapatkan F-35.

Karenanya perlu memiliki opsi lain dalam memenuhi keinginan Indonesia mengoperasikan jet tempur generasi kelima.

Di saat militer Indonesia semakin memantaskan diri sebagai kekuatan udara utama ASEAN, Malaysia masih berharap mendapat jet tempur F-18 Hornet bekas pakai AU Kuwait.

Mengutip dari Utusan TV pada 15 Agustus 2025, Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) berharap F-18 dari Kuwait nantinya bisa beroperasi hingga tahun 2040.

"Angkatan Udara Kerajaan Malaysia (RMAF) memproyeksikan bahwa pesawat F/A-18C/D Hornet yang akan dibeli dari Kuwait dapat dioperasikan hingga tahun 2040 dengan tunduk pada kerangka kerja dan sistem, pemeliharaan, dan adaptasi terhadap operasi RMAF saat ini," jelasnya.

Menteri Pertahanan Malaysia, Datuk Seri Mohamed Khaled Nordin menjelaskan umur F-18 Kuwait tak terlampau tua rata-rata jet tempur itu mengantongi 1.500-3.000 jam terbang.

Hal itu dirasa cukup karena pesawat bisa dianggap tua jika sudah mencapai 6.000-8.000 jam terbang.

"Mengenai biaya perpanjangan masa paruh, RMAF saat ini belum memiliki rencana untuk menerapkan program perpanjangan masa paruh pada pesawat F/A-18 KAF dalam waktu dekat.

Hal ini mengingat pesawat ini dilengkapi dengan perangkat lunak pemantauan 25X yang sama dengan pesawat F/A-18D RMAF yang ada," jelas Khaled Nordin.

TUDM ngotot ingin mendapatkan tambahan F-18 untuk mempercepat program pertahanan CAP55.

"Kementerian Pertahanan melalui RMAF akan memastikan bahwa setiap program pengadaan dan pemeliharaan dilaksanakan sesuai analisis biaya-manfaat, sejalan dengan kebutuhan operasional saat ini dan aspirasi Rencana Pengembangan Kemampuan RMAF 2055 (CAP55)," ujarnya.

Seharusnya Malaysia mengakuisisi jet tempur yang lebih tinggi dari F-18 Hornet karena ancaman di depan lebih berbahaya.*

Posting Komentar untuk "Indonesia Semakin di Depan Punya KAAN Justru Malaysia Masih Ngotot dapatkan F-18 Hornet Bekas"