Kepemilikan Rudal Balistik KHAN Indonesia Dipandang Melanggar Kesepakatan di Asia Tenggara Ini

TIMEMOMENTS.COM - Kehadiran sistem rudal balistik KHAN di Indonesia meningkatkan kemampuan militernya.
Menurut Chanel News Asia, pada 6 Agustus 2025, hal ini membuat Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki sistem rudal balistik taktis.
Hal ini membuatnya akan meningkatkan kemampuan di peperangan jarak pendek.
Gambar rudal KHAN milik Indonesia juga telah tersebar secara luas di sosial media, pada 1 Agustus 2025, kemudian dilaporkan oleh beberapa situs pertahanan.
Foto rudal pada peluncur dilaporkan diambil di fasilitas Raipur A milik Angkatan Darat Indonesia di Kalimantan Timur.
Rudal balistik adalah rudal berpeluncur roket yang dapat membawa hulu ledak nuklir atau konvensional.
Rudal KHAN 7,1 m memiliki diameter 610 mm dan jangkauan hingga 280 km, menurut keterangan di situs web Roketsan.
Beratnya 2.500 kg dan dipersenjatai dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi seberat 470 kg.
“Senjata ini memiliki akurasi probabilitas kesalahan melingkar di bawah 10m, memberikan daya tembak yang akurat dan efektif terhadap target strategis di medan perang,” ungkap Roketsan.
Adapun sasaran potensial meliputi sistem artileri dan pertahanan udara, lokasi radar dan fasilitas logistik.
Jangkauan rudal KHAN memperluas radius serangan Indonesia ke koridor maritim yang disengketakan, lapor situs berita Defence Security Asia.
Meskipun Indonesia bukan pengklaim Laut Cina Selatan, menurut sembilan garis putus-putus.
Namun, Cina yang mengklaim sebagian besar jalur perairan tersebut tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di dekat Kepulauan Natuna yang kaya minyak dan gas.
Sehingga Indonesia memperkuat kekuatan militernya salah satunya dengan pembelian rudal balistik KHAN.
Namun, menurut The Asia Live, pada 4 Agustus 2025, Asia Tenggara sebenarnya lama dianggap sebagai zona bebas rudal balistik, sebagian besar atas pilihan mereka sendiri.
Bahkan di tengah sengketa wilayah dan peningkatan kekuatan militer yang saling bersaing.
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tetap mempertahankan preferensi kolektif untuk postur kekuatan konvensional, yang sebagian besar bersifat defensif.
Namun, pembelian rudal balistik KHAN oleh Indonesia membuat norma tersebut telah dilanggar.
Pengerahan KHAN oleh Indonesia telah membuka pintu menuju era baru, saat para aktor regional mungkin merasa terdorong untuk menyamai atau menghalangi kemampuan Indonesia yang terus berkembang.
Seperti Vietnam, Filipina, Thailand, dan Malaysia, khususnya, kini mungkin akan menjalankan program modernisasi rudal mereka sendiri.
Hubungan pertahanan Filipina yang lebih erat dengan Amerika Serikat.
Sedangkan, kemitraan Vietnam dengan Korea Selatan, dan investasi Malaysia dalam sistem pesawat nirawak jarak jauh sudah mengisyaratkan bahwa kawasan tersebut sedang bersiap untuk eskalasi kinetik.
Jika tidak diatasi, kawasan ini dapat menyaksikan awal dari tren penyebaran rudal secara lokal, dengan doktrin strategis yang beralih dari pertahanan dan pencegahan menjadi pendahuluan dan penolakan.
Keputusan Indonesia untuk mendapatkan KHAN dari Turki menggarisbawahi strategi yang lebih luas untuk mempertahankan otonomi strategis di tengah meningkatnya persaingan AS-Tiongkok di Indo-Pasifik.
***
Posting Komentar untuk "Kepemilikan Rudal Balistik KHAN Indonesia Dipandang Melanggar Kesepakatan di Asia Tenggara Ini"