Kerja Sama Pembangunan Jet Tempur KAAN Indonesia-Turki Disebut Bisa Membebani Turki Dalam Hal Ini
TIMEMOMENTS.COM - Dalam sebuah kesepakatan bersejarah, Indonesia dan Turki mencapai kesepakatan pembelian jet tempur generasi kelima KAAN.
Menurut Turkiye Today, 29 Juli 2025, Indonesia telah menandatangani kontrak pembelian 48 jet tempur buatan Turki tersebut.
Hal ini sebagai upaya peningkatan kekuatan angkatan udaranya yang sudah tua, menurut pengumuman Kementerian Pertahanan Indonesia.
Jet tempur KAAN, dikembangkan oleh Turkish Aerospace Industries (TAI), merupakan pesawat tempur pertama yang diproduksi di dalam negeri oleh Turki.
Pesawat ini menyelesaikan penerbangan perdananya pada Februari tahun lalu, dan produksinya diperkirakan akan dimulai secara serius pada tahun 2028.
Indonesia merupakan pelanggan ekspor pertama untuk jet generasi kelima yang baru ini.
Jangka waktu pengiriman 10 tahun akan mencakup perakitan dan integrasi pesawat tempur KAAN dengan mesin buatan Turki, sementara fasilitas produksi dan perawatan baru akan dibangun di Indonesia .
Hal ini akan mendukung pertukaran teknologi dan pengembangan basis industri pertahanan Indonesia.
Perusahaan kedirgantaraan milik negara, PT Dirgantara Indonesia, dan produsen sistem pertahanan darat, PT Republik Armorindo Defense, akan berpartisipasi dalam program ini bersama TAI.
Meski dipandang akan meningkatkan kekuatan udara Indonesia di masa depan pembelian ini juga menuai pro dan kontra dari berbagai media internasional.
Debuglies, pada 3 Agustus 2025, menyebut bahwa pembelian ini mencerminkan upaya yang lebih luas di antara negara-negara menengah yang berupaya menyeimbangkan modernisasi dengan kendala ekonomi.
Namun, implikasi lingkungan dan energi dari akuisisi Kaan kurang menonjol tetapi patut dipertimbangkan.
Badan Energi Internasional (IEA) mencatat bahwa penerbangan militer menyumbang 0,4% dari konsumsi bahan bakar penerbangan global.
Dengan pesawat tempur generasi kelima seperti KAAN membutuhkan bahan bakar berkinerja tinggi yang meningkatkan biaya operasional.
Sektor energi Indonesia, yang sangat bergantung pada batu bara (43% pembangkit listrik pada tahun 2024 menurut IRENA), menghadapi tekanan untuk beralih ke energi terbarukan, yang dapat bersaing dengan belanja pertahanan untuk alokasi anggaran.
Program pengembangan mesin TEI-TF35000 Turki, yang bertujuan untuk menggantikan mesin General Electric pada tahun 2030, akan membutuhkan input energi dan material yang signifikan.
Hal ini berpotensi membebani kapasitas industri Turki jika alokas anggaran Indonesia tidak dikelola secara efisien.
Meski demikian, bagi Indonesia, produksi lokal komponen KAAN dapat mendorong permintaan energi, sehingga memerlukan investasi dalam infrastruktur industri yang berkelanjutan.
***
Menurut Turkiye Today, 29 Juli 2025, Indonesia telah menandatangani kontrak pembelian 48 jet tempur buatan Turki tersebut.
Hal ini sebagai upaya peningkatan kekuatan angkatan udaranya yang sudah tua, menurut pengumuman Kementerian Pertahanan Indonesia.
Jet tempur KAAN, dikembangkan oleh Turkish Aerospace Industries (TAI), merupakan pesawat tempur pertama yang diproduksi di dalam negeri oleh Turki.
Pesawat ini menyelesaikan penerbangan perdananya pada Februari tahun lalu, dan produksinya diperkirakan akan dimulai secara serius pada tahun 2028.
Indonesia merupakan pelanggan ekspor pertama untuk jet generasi kelima yang baru ini.
Jangka waktu pengiriman 10 tahun akan mencakup perakitan dan integrasi pesawat tempur KAAN dengan mesin buatan Turki, sementara fasilitas produksi dan perawatan baru akan dibangun di Indonesia .
Hal ini akan mendukung pertukaran teknologi dan pengembangan basis industri pertahanan Indonesia.
Perusahaan kedirgantaraan milik negara, PT Dirgantara Indonesia, dan produsen sistem pertahanan darat, PT Republik Armorindo Defense, akan berpartisipasi dalam program ini bersama TAI.
Meski dipandang akan meningkatkan kekuatan udara Indonesia di masa depan pembelian ini juga menuai pro dan kontra dari berbagai media internasional.
Debuglies, pada 3 Agustus 2025, menyebut bahwa pembelian ini mencerminkan upaya yang lebih luas di antara negara-negara menengah yang berupaya menyeimbangkan modernisasi dengan kendala ekonomi.
Namun, implikasi lingkungan dan energi dari akuisisi Kaan kurang menonjol tetapi patut dipertimbangkan.
Badan Energi Internasional (IEA) mencatat bahwa penerbangan militer menyumbang 0,4% dari konsumsi bahan bakar penerbangan global.
Dengan pesawat tempur generasi kelima seperti KAAN membutuhkan bahan bakar berkinerja tinggi yang meningkatkan biaya operasional.
Sektor energi Indonesia, yang sangat bergantung pada batu bara (43% pembangkit listrik pada tahun 2024 menurut IRENA), menghadapi tekanan untuk beralih ke energi terbarukan, yang dapat bersaing dengan belanja pertahanan untuk alokasi anggaran.
Program pengembangan mesin TEI-TF35000 Turki, yang bertujuan untuk menggantikan mesin General Electric pada tahun 2030, akan membutuhkan input energi dan material yang signifikan.
Hal ini berpotensi membebani kapasitas industri Turki jika alokas anggaran Indonesia tidak dikelola secara efisien.
Meski demikian, bagi Indonesia, produksi lokal komponen KAAN dapat mendorong permintaan energi, sehingga memerlukan investasi dalam infrastruktur industri yang berkelanjutan.
***
Posting Komentar untuk " Kerja Sama Pembangunan Jet Tempur KAAN Indonesia-Turki Disebut Bisa Membebani Turki Dalam Hal Ini"