Laporan dari USAF Sebut Pabrik Pembuat J-10 Incaran Indonesia Seperti Lockheed Martin
TIMEMOMENTS.COM - J-10 masih dipertimbangkan masuk ke jajaran jet tempur Indonesia.
Indonesia berminat dengan J-10 karena merupakan opsi jet tempur murah.
China tak mungkin bersaing secara harga dengan jet tempur buatan Lockheed Martin macam F-16 atau F-35.
Dipastikan jet tempur buatan China selalu mengambil harga di bawah produk Barat.
Contoh gampangnya J-10, ia mengambil harga seperempat lebih dari Rafale.
Tak percaya? satu unit Rafale dibanderol 120 juta dolar AS.
Sementara J-10C cuma 40-50 juta dolar AS per unit.
Perbedaan harga yang mencolok inilah membuat Indonesia tergiur.
Dipastikan jet tempur buatan China selalu mengambil harga di bawah produk Barat.
Contoh gampangnya J-10, ia mengambil harga seperempat lebih dari Rafale.
Tak percaya? satu unit Rafale dibanderol 120 juta dolar AS.
Sementara J-10C cuma 40-50 juta dolar AS per unit.
Perbedaan harga yang mencolok inilah membuat Indonesia tergiur.
Apalagi J-10 Pakistan terbukti dalam pertempuran melawan Rafale AU India.
Mau menyangkal seribu kali pun tetap saja Rafale jatuh dalam pertempuran melawan J-10 Pakistan.
Sebuah alutsista jadi laku terjual karena teruji dalam pertempuran.
Pun yang dialami Prancis, kala perang Malvinas rudal Exocet milik AL Argentina buatan Aerospatiale atau MBDA saat ini gilang gemilang menenggelamkan HMS Sheffield Royal Navy.
Prancis sangat bangga dengan Exocet, mengembar gemborkan kemampuannya sungguh luar biasa dan terbukti benar.
Kali ini dibalik, Rafale jatuh ditembak namun Prancis tak terima sembari menuding ada persekongkolan untuk menurunkan kredibiltas jet tempurnya.
Jadi ini hanya bisnis berujung duit, promosi paling efektif ialah saat alutsista terjun ke medan tempur.
Lucunya ketika Prancis menuding adanya persekongkolan jahat menurunkan kredibilitas Rafale, justru USAF melalui laporannya yang dimuat Air University pada 22 Januari 2024 berjudul 'Organization of the Aviation Industry Corporation of China (AVIC)' menerangkan sebaliknya.
Air University menjelaskan AVIC, pabrik pembuat J-10 seperti Lockheed Martin.
"Dari perspektif AS, AVIC dapat dianggap seolah-olah Lockheed Martin, Northrop Grumman, Sikorsky, setidaknya sebagian dari Boeing dan Raytheon, dan hampir semua perusahaan penerbangan domestik lainnya, merupakan anak perusahaan dari satu perusahaan, yang juga berinvestasi besar dalam otomotif, komoditas, asuransi, keuangan, dan berbagai skema lainnya.
Per tahun 2022, AVIC mempekerjakan 386.000 personel, memiliki total aset senilai $185 miliar, total pendapatan operasional sebesar $77,8 miliar, dan laba bersih tahunan sebesar $2,5 miliar. Perusahaan ini mengawasi 33 lembaga penelitian ilmiah, sembilan laboratorium kunci nasional, 30 laboratorium kunci teknologi penerbangan, 24 pusat teknologi perusahaan yang diakui secara nasional, dan 32 pusat teknologi perusahaan tingkat provinsi dan kementerian," jelasnya.
Tapi tetap saja dari segi pengalaman, Lockheed Martin dengan F-16 nya unggul jauh dari J-10 China.*
Mau menyangkal seribu kali pun tetap saja Rafale jatuh dalam pertempuran melawan J-10 Pakistan.
Sebuah alutsista jadi laku terjual karena teruji dalam pertempuran.
Pun yang dialami Prancis, kala perang Malvinas rudal Exocet milik AL Argentina buatan Aerospatiale atau MBDA saat ini gilang gemilang menenggelamkan HMS Sheffield Royal Navy.
Prancis sangat bangga dengan Exocet, mengembar gemborkan kemampuannya sungguh luar biasa dan terbukti benar.
Kali ini dibalik, Rafale jatuh ditembak namun Prancis tak terima sembari menuding ada persekongkolan untuk menurunkan kredibiltas jet tempurnya.
Jadi ini hanya bisnis berujung duit, promosi paling efektif ialah saat alutsista terjun ke medan tempur.
Lucunya ketika Prancis menuding adanya persekongkolan jahat menurunkan kredibilitas Rafale, justru USAF melalui laporannya yang dimuat Air University pada 22 Januari 2024 berjudul 'Organization of the Aviation Industry Corporation of China (AVIC)' menerangkan sebaliknya.
Air University menjelaskan AVIC, pabrik pembuat J-10 seperti Lockheed Martin.
"Dari perspektif AS, AVIC dapat dianggap seolah-olah Lockheed Martin, Northrop Grumman, Sikorsky, setidaknya sebagian dari Boeing dan Raytheon, dan hampir semua perusahaan penerbangan domestik lainnya, merupakan anak perusahaan dari satu perusahaan, yang juga berinvestasi besar dalam otomotif, komoditas, asuransi, keuangan, dan berbagai skema lainnya.
Per tahun 2022, AVIC mempekerjakan 386.000 personel, memiliki total aset senilai $185 miliar, total pendapatan operasional sebesar $77,8 miliar, dan laba bersih tahunan sebesar $2,5 miliar. Perusahaan ini mengawasi 33 lembaga penelitian ilmiah, sembilan laboratorium kunci nasional, 30 laboratorium kunci teknologi penerbangan, 24 pusat teknologi perusahaan yang diakui secara nasional, dan 32 pusat teknologi perusahaan tingkat provinsi dan kementerian," jelasnya.
Tapi tetap saja dari segi pengalaman, Lockheed Martin dengan F-16 nya unggul jauh dari J-10 China.*
Posting Komentar untuk " Laporan dari USAF Sebut Pabrik Pembuat J-10 Incaran Indonesia Seperti Lockheed Martin"