Laporan Intelijen Australia Terbukti dalam Kurun Waktu 10 Tahun Indonesia Operasikan Rudal Balistik



TIMEMOMENTS.COM - Australia melihat Indonesia membeli dan mencoba memproduksi sendiri rudal balistik KHAN sebagai pedang bermata dua.

Jika rudal balistikan KHAN Indonesia digunakan untuk menghalau ekspansi China yang dibungkus dalam klaim Nine Dash Line maka Australia gembira.

Namun bila rudal balistik itu diarahkan ke selatan atau diinstal Indonesia di pulau Pamana, kecut perasaan Australia.

Masalah agresivitas China di Indo Pasifik sangat mengkhawatirkan Canberra.

People's Liberation Army Navy (PLAN) mempunyai kemampuan ekspedisi yang mencapai pantai Utara, Barat dan Timur Australia.

"Kapal perang China mengitari Australia, memicu ketakutan terburuk bagi negara yang sedang gelisah," jelas The Straits Times pada 2 Maret 2025.

PLAN memang tengah memperilhatkan taringnya kepada Australia.

Jujur saja bila terjadi clash one by one, Australia bisa kalah.

Pada 10 Februari 2025 tiga kapal perang China mendekati Australia dari arah laut Arafura.

Ketiganya cuma berjarak 150 mil dari bibir pantai Australia.

"Namun Canberra tampaknya tidak tahu sama sekali bahwa kapal-kapal itu baru saja memulai pelayaran yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang akan membawa mereka dalam jarak 150 mil laut dari Sydney, sebagai bagian dari apa yang mungkin menurut Menteri Pertahanan Richard Marles merupakan pelayaran mengelilingi Australia," jelasnya.

Paling bikin senewen Canberra ialah PLAN mengabarkan bahwa mereka akan melakukan latihan tembakkan langsung di sana cuma berjarak 640 km dari pantai Australia.

"Kapal-kapal tersebut pertama kali menjadi berita utama nasional dan internasional pada tanggal 21 Februari ketika terungkap bahwa hampir 50 penerbangan komersial dialihkan setelah kapal perang China mengirimkan peringatan bahwa mereka berencana untukmelakukan latihan tembak langsungsekitar 640km dari pantai timur Australia," bebernya.

Kegilaan PLAN memang membuat resah Australia.

Mereka sama sekali tak menyangka China serius menggelar patroli tempur sejauh itu.

Royal Australian Navy (RAN) langsung diperintahkan mengintai armada PLAN.

Menhan Richard Marles memerintahkan khusus misi pengintaian itu dengan bersiap akan potensi bentrokan bersenjata.

"Ya, kami terus mengawasi mereka dan akan memastikan kami mengawasi setiap gerakan. Dan setelah misi ini selesai, dari pihak satuan tugas China, kami akan menilai semua yang telah kami lihat untuk membuat penilaian yang tepat tentang apa yang sebenarnya ingin mereka capai melalui misi ini," ujar Marles kepada Sky News.

Di sini Australia sangat membutuhkan bantuan Indonesia agar kedepan kapal perang PLAN tak lagi memasuki laut Arafura.

Dengan Indonesia yang condong menolak Nine Dash Line maka PLAN menemui jalan terjal menuju Australia.

Rudal balistik KHAN bisa memberikan ancaman kepada armada China.

Bahkan sejak jauh hari tepatnya tahun 1992-1996 intelijen Australia sudah mengetahui militer Indonesia menginginkan rudal balistik.

10 tahun sejak saat itu Indonesia diperkirakan akan mengoperasikan rudal balistik.

Meski meleset soal perkiraan waktu, kini Indonesia benar-benar mengoperasikan rudal balistik.

"Roket ini nantinya dapat menjadi dasar untuk program rudal balistik, tetapi analis intelijen Australia mengatakan bahwa pengembangan program rudal operasional akan memakan waktu setidaknya 8-10 tahun," jelas Federation of American Scientists dalam artikelnya berjudul 'Threat Missile Indonesia' pada 12 September 1996.

Rudal balistik jarak pendek sudah diwujudkan Indonesia tinggal step up untuk jarak menengah.*

Posting Komentar untuk "Laporan Intelijen Australia Terbukti dalam Kurun Waktu 10 Tahun Indonesia Operasikan Rudal Balistik"