Ngeyel Ganggu Mercusuar Karang Unarang Indonesia, Kisah KD Rencong Malaysia Kabur Usai Diseruduk KRI Tedong Naga

KRI Tedong Naga dan KD Rencong Malaysia saat bertubrukan di Ambalat


TIMEMOMENTS.COM - Kedaulatan Indonesia di Ambang Batas Laut (Ambalat) lepas pantai Timur Kalimantan kembali diuji Malaysia.

Menteri Luar Negeri Malaysia, Mohamad Hasan dalam sidang Dewan Rakyat pada 5 Agustus 2025 menegaskan bahwa negaranya tak lagi mau menyebut nama Ambalat.

Sebab Ambalat ialah penyebutan yang diprakarsai Pemerintah Indonesia.

Menurut Hasan, Malaysia akan mengganti penyebutan Ambalat denga laut Sulawesi.

Hal ini sejalan dengan penamaan dari Peta Baru, sebuah peta teritori buatan pemerintah Malaysia tahun 1979.

"Menteri Luar Negeri menekankan terminologi (laut Sulawesi) harus digunakan dengan benar supaya mencerminkan kedaulatan dan hak hukum Malaysia atas wilayah yang bersangkutan," jelas Kementerian Luar Negeri Malaysia pada 9 Agustus 2025.

Putusan dari Mahkamah Internasional (ICJ) pada 17 Desember 2007 atas kepemilikan pulau Sipadan Ligitan yang direbut Malaysia jadi dasar mereka mengklaim blok Ambalat.

Sementara Indonesia mendasarkan klaimnya di Ambalat pada peta batas wilayah tahun 1969 yang justru disepakati kedua negara dalam Continental Shelf Agreement Indonesia-Malaysia.

Di sini dijelaskan bahwa Ambalat masuk sebagai wilayah kedaulatan NKRI.

Hubungan kedua negara menghangat gegara ini, Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim pada Juni 2025 sudah sepakat akan menyelesaikan persoalan perbatasan agar menguntungkan kedua belah pihak melalui pengelolaan bersama.

Kini Prabowo juga mengungkapkan bahwa cara damai akan selalu diutamakan untuk penyelesaian konflik teritori Ambalat.

"Intinya kita mau penyelesaian yang baik," jelas Prabowo di Bandung, Jawa Barat pada 7 Agustus 2025.

Tapi selalu ingat bahwa diplomasi yang terukur, terarah dan tegas itu harus dibarengi dengan kekuatan bersenjata.

Militer Indonesia mesti siap perang, profesionalitas mereka diuji kali ini.

Pun begitu di masa lampau saat KRI Tedong Naga milik TNI AL membuktikan bahwa militer Indonesia mesti siap menghadapi situasi terburuk di Ambalat.

Pada 8 April 2005, KRI Tedong Naga berpatroli di Ambalat sebagai respon klaim Malaysia.

Apalagi Malaysia melakukan konsensi kepada Shell mengebor minyak bumi lepas pantai di sana.

Angkatan laut Malaysia, TLDM, mengerahkan KD Rencong untuk mengamankan pengeboran itu.

Indonesia menanggapi dengan mengirimkan kapal perang dan pembangunan mercusuar Karang Unarang sebagai penegasan Ambalat milik NKRI.

Singkat kata KD Rencong malah melakukan manuver berbahaya yang mengganggu pembangunan mercusuar.

KRI Tedong Naga datang dan memperingatkan secara lisan agar KD Rencong menjauh.

Berkali-kali diperingatkan, tetap saja KD Rencong ngeyel.

Tak digubris, KRI Tedong Naga langsung mendekati dan memepet KD Rencong.

Tanpa basa basi KRI Tedong Naga menyeruduk sekaligus menyerempet lambung KD Rencong.

Insiden ini mengagetkan awak kapal KD Rencong, mereka tak menyangka KRI Tedong Naga nekat menabraknya.

Mercusuar Karang Unarang

Bagian lambung KD Rencong rusak di beberapa bagian, sedangkan KRI Tedong Naga lambung kapal cuma tergores saja catnya.

Setelah itu KD Rencong memilih kabur menuju pangkalannya di Tawau.

Dua hari setelahnya KRI Tedong Naga ditemani KRI Hiu kembali patroli di Ambalat, siap 'gelut' lagi bila ditantang kapal Malaysia.

Batang hidung KD Rencong kali ini tak kelihatan, yang ada Malaysia cuma mengirimkan kapal patroli kecil dari kepolisian tanpa berani melanggar kedualatan NKRI di Ambalat.(*)

Posting Komentar untuk "Ngeyel Ganggu Mercusuar Karang Unarang Indonesia, Kisah KD Rencong Malaysia Kabur Usai Diseruduk KRI Tedong Naga"