Pertajam Taring Sukhoi Su-27 dan Su-30, Indonesia Incar Rudal Jelajah UMPB D-30 dari Rusia
TIMEMOMENTS.COM - Saat ini Indonesia mengoperasikan skadron komposit Sukhoi yang terdiri dari Su-27 dan Su-30.
Sebagai pesawat buru sergap, Sukhoi Su-27 dan Su-30 mestilah memiliki tingkat readiness tinggi.
Adanya potensi Black Flight dari pesawat asing baik militer maupun sipil tentu jadi perhatian tersendiri.
Selain sebagai buru sergap, Sukhoi Indonesia bisa menjadi jet tempur superioritas udara.
Perannya yang mampu membawa muatan bom cukup banyak membuatnya cocok dipakai untuk misi bombing.
Hal itu pernah dipraktekan militer Indonesia saat latihan Sikatan Daya 2024.
"Jet tempur SU-27/30 dari Skadron Udara 11 membawa persenjataan sebanyak 24 bomb dengan berat total mencapai 2400 kg.
Tiga jet tempur SU-27/30 memiliki misi pengeboman pada target landasan pacu yang pada latihan Sikatan Daya tahun 2024 disimulasikan dengan target berukuran 45 m x 300 m.
Banyaknya jumlah persenjataan yang mampu dibawa oleh Jet tempur Sukhoi-27/30 membuat gentar musuh," jelas tni-au.mil.id pada 9 Juli 2024.
Ketangkasan Su-27 dan Su-30 tentu membuat militer mempunyai kans menjaga superioritas udara langit Indonesia.
Namun tetap saja moderniasi dibutuhkan baik dari pesawat itu sendiri maupun persenjataannya.
Diyakini masa dinas militer Sukhoi masih panjang.
Tak ayal proses moderniasi persenjataan terus diupayakan.
Salah satunya ialah pembelian rudal jelajah untuk mempertajam taring Su-27 dan Su-30.
Pada 28 Juli 2025, Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Sjafrie Sjamsoeddin melawat ke Belarusia.
Sjafrie bertemu dengan Chief of the General Staff and First Deputy Minister of Defence of the Republic of Belarus H.E. Major General Pavel Nikolaevich Muraveyko.
"Dalam kesempatan ini disampaikan juga bahwa Indonesia menyambut baik undangan partisipasi dalam MILEX-2025, pameran persenjataan dan teknologi militer terbesar di Belarusia.
Partisipasi Indonesia melalui Atase Pertahanan yang terakreditasi untuk Federasi Rusia dan Belarus ini diharapkan menjadi pintu pembuka bagi penguatan kerja sama industri pertahanan, khususnya dalam bidang transfer teknologi, pengembangan sistem senjata, serta peningkatan kapasitas industri nasional," jelas Kemhan RI pada 31 Juli 2025.
Ada kabar Indonesia ingin membeli rudal jelajah buatan Rusia, UMPB D-30 untuk mempersenjatai armada Sukhoinya.
Merunut defence.ua, Sukhoi AU Rusia sangat aktif menggunakan bom ini di palagan Ukraina.
Bahkan jarak tembak rudal jelajah ini lumayan jauh berkisar 50-90 km.
"Jangkauan terbang otonom UMPB D-30SN akan mencapai sekitar 90 km.
Jika dipadukan dengan bom FAB-500 seberat 500 kilogram, dapat terbang secara independen sejauh 60 hingga 65 km ketika diluncurkan dari ketinggian tinggi," jelasnya.
Namun tetap saja moderniasi dibutuhkan baik dari pesawat itu sendiri maupun persenjataannya.
Diyakini masa dinas militer Sukhoi masih panjang.
Tak ayal proses moderniasi persenjataan terus diupayakan.
Salah satunya ialah pembelian rudal jelajah untuk mempertajam taring Su-27 dan Su-30.
Pada 28 Juli 2025, Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Sjafrie Sjamsoeddin melawat ke Belarusia.
Sjafrie bertemu dengan Chief of the General Staff and First Deputy Minister of Defence of the Republic of Belarus H.E. Major General Pavel Nikolaevich Muraveyko.
"Dalam kesempatan ini disampaikan juga bahwa Indonesia menyambut baik undangan partisipasi dalam MILEX-2025, pameran persenjataan dan teknologi militer terbesar di Belarusia.
Partisipasi Indonesia melalui Atase Pertahanan yang terakreditasi untuk Federasi Rusia dan Belarus ini diharapkan menjadi pintu pembuka bagi penguatan kerja sama industri pertahanan, khususnya dalam bidang transfer teknologi, pengembangan sistem senjata, serta peningkatan kapasitas industri nasional," jelas Kemhan RI pada 31 Juli 2025.
Ada kabar Indonesia ingin membeli rudal jelajah buatan Rusia, UMPB D-30 untuk mempersenjatai armada Sukhoinya.
Merunut defence.ua, Sukhoi AU Rusia sangat aktif menggunakan bom ini di palagan Ukraina.
Bahkan jarak tembak rudal jelajah ini lumayan jauh berkisar 50-90 km.
"Jangkauan terbang otonom UMPB D-30SN akan mencapai sekitar 90 km.
Jika dipadukan dengan bom FAB-500 seberat 500 kilogram, dapat terbang secara independen sejauh 60 hingga 65 km ketika diluncurkan dari ketinggian tinggi," jelasnya.
Sementara itu defence-blog.com pada 24 uli 2025 menjelaskan UMPB merupakan smart bom yang jarang meleset dari target.
Padahal ia ditembakkan dari jarak aman yang tak terdeteksi sistem pertahanan udara lawan.
![]() |
UMPB D-30 |
"Bom berpemandu ini dilaporkan menggabungkan permukaan kendali aerodinamis dan sistem navigasi inersia untuk meningkatkan akurasi.
Analis pertahanan Ukraina mengatakan hal ini memungkinkan amunisi meluncur menuju sasarannya setelah dilepaskan, memperluas jangkauannya sekaligus mempertahankan daya rusak yang tinggi," ungkapnya.
Sebuah tingkatan besar apabila Su-27 dan Su-30 Indonesia dilengkapi rudal jelajah UMPD D-30 asal Rusia.*
Posting Komentar untuk "Pertajam Taring Sukhoi Su-27 dan Su-30, Indonesia Incar Rudal Jelajah UMPB D-30 dari Rusia"