Rudal Balistik KHAN Ubah Strategi Pertahanan Indonesia dari Defensif Menjadi Ofensif

Rudal balistik KHAN jadikan strategi Indonesia ofensif


TIMEMOMENTS.COM - Mempunyai rudal balistik KHAN jadi keuntungan bagi Indonesia.

Dengan rudal balistik ini, militer Indonesia bisa menerapkan serangan balik ofensif secara cepat.

Misal ada wilayah Indonesia yang diserang lawan maka rudal balistik KHAN bisa cepat merespon membalas dimana musuh melancarkan serangan.

Respon cepat seperti ini hanya bisa dilakukan oleh rudal balistik.

KHAN mempunyai kecepatan hipersonik, 5 Mach dengan jarak tembak 280 km.

Di Asia Tenggara belum ada sistem pertahanan udara yang bisa menangkal serangan rudal balistik berkecepatan hipersonik.

Bahkan Singapura pun belum mempunyainya.

Nihilnya sistem pertahanan udara menghadapi rudal balistik di ASEAN membuat Indonesia punya kans untuk menang.

Kawasan ini memang cinta damai tapi memperkuat angkatan bersenjata guna menggandakan efek penggentar jelas sebuah kewajiban.

Jika tak melakukan hal demikian yang ada Indonesia dianggap remeh.

"Pengadaan ini menandai peningkatan signifikan dalam kemampuan serangan balik Indonesia, karena sebelumnya negara tersebut tidak memiliki rudal serang jarak jauh (LRS) yang mampu menyerang darat dengan jangkauan lebih dari 200 kilometer," jelas East Asia Forum pada 29 Agustus 2025.

Singapura juga tak mau ketinggalan, meski belum memiliki penangkal rudal balistik maka mereka membeli rudal hipersonik Blue Spear.

Gunanya untuk menyerang balik lawan.

"Selain Indonesia dan Filipina, Singapura juga sedang memperkuat kemampuan serangan jarak jauh (LRS) dengan mengakuisisi rudal antikapal Blue Spear yang mampu menyerang darat dan juga berencana untuk meningkatkan sistem roket peluncur ganda (MLR) nya," jelasnya.

Bagi Indonesia dan Singapura, membeli rudal balistik atau hipersonik membangun sebuah kemampuan pencegah agar meruntuhkan niat lawan menyerangnya.

Baca Juga : Ternyata Insinyur Indonesia Sudah Kuasai Empat Teknologi Kunci Pembuatan Rudal Balistik

Khusus Indonesia mempunyai rudal balistik guna mengamankan alur laut kepulauan yang menunjang perekonomian negara dari pertikaian China VS AS di Indo Pasifik.

Atau jangan sampai AS dan China menggunakan perairan Indonesia sebagai medan operasi militer mereka.

"Bagi Indonesia negara yang cenderung mengambil sikap non-blok rudal LRS memungkinkannya untuk mencegah pihak yang bertikai selama konflik mengganggu alur laut kepulauannya yang vital atau menggunakan wilayah maritim Indonesia sebagai teater militer," ungkapnya.

Sementara Singapura selalu memperhatikan dimana pertempuran akan terjadi.

Mereka akan mendorong perang menjauh darinya jangan sampai ada di selat Malaka atau Riau karena sekali lawan hit habis sudah Singapura yang wilayahnya cuma sebesar Kota Semarang itu.

"Singapura dan Indonesia keduanya bukan pihak penggugat dalam sengketa Laut Cina Selatan rudal jarak jauh juga berfungsi sebagai pencegah.

Bagi Singapura, kepemilikan rudal LRS meningkatkan kemampuan Angkatan Bersenjata Singapura dan memperkuat pilar pencegah dalam kebijakan pertahanannya," ungkapnya.

Dengan demikian patut kita sepakati slogan pertahanan terbaik ialah menyerang.

KHAN mengubah pola strategi Indonesia dari defensif jadi ofensif apalagi pemindahan IKN Nusantara di Kalimantan Timur sangat rawan diserang.

"Mengingat pemindahan ibu kota Indonesia ke Nusantara, Kalimantan Timur, dan terus meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan, pemindahan ini juga dapat dilihat sebagai perubahan sikap Indonesia dari sikap militer defensif awalnya menjadi sikap pencegahan yang lebih fleksibel dan berwawasan ke depan," jelas 8world.com pada 11 Agustus 2025.

Lambat laun memang setiap negara di Asia Tenggara membutuhkan rudal balistik jarak pendek, menengah bahkan jauh.*

Posting Komentar untuk "Rudal Balistik KHAN Ubah Strategi Pertahanan Indonesia dari Defensif Menjadi Ofensif"