Ternyata Insinyur Indonesia Sudah Kuasai Empat Teknologi Kunci Pembuatan Rudal Balistik

Insinyur Indonesia sudah kuasai empat teknologi pembuatan rudal balistik (Foto : PASMAR 1)


TIMEMOMENTS.COM - Pengoperasian rudal balistik yang baru-baru ini dilakukan Indonesia disebut membuat keamanan kawasan regional jomplang.

Sebab selama berdirinya ASEAN, kehadiran rudal balistik di negara anggotanya bukan suatu hal yang lumrah.

Memang ada Vietnam dan Myanmar yang mengoperasikan lebih dulu alutsista ini.

Namun keduanya mengakuisisi dalam waktu yang tak tepat, maksudnya saat situasi geopolitik kawsan masih dingin.

Beda dengan Indonesia, akuisisi KHAN dilakukan saat kawasan memanas karena adanya klaim Nine Dash Line China.

Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia di Natuna Utara menjadi salah satu teritori yang diserobot Nine Dash Line.

Beberapa analis pertahanan sepakat bahwa penguatan militer Indonesia ditujukan salah satunya untuk mengamankan wilayah tersebut.

Dalam latihan rutin multinasional Garuda Shield, dipraktekkan simulasi serangan amfibi dan lintas udara (Linud) merebut pulau yang telah diduduki musuh.

Hal ini menjadi bias tafsir, apakah Indonesia sudah menyadari bahwa akan ada wilayahnya yang dicaplok musuh atau hanya sekedar menajamkan naluri serangan pasukan Linudnya.

Untuk itu akuisisi rudal balistik jarak pendek (Short Range Ballistic Missile/SRBM) dianggap perlu sebagai rencana utama menghadang lawan sebelum masuk menduduki sebagian wilayah NKRI.

Business Standard dalam artikelnya pada 3 Agustus 2025 mengatakan bahwa pengoperasian SRBM sangat pas dalam konflik regional.

Alasannya simpel, karena murah dan mudah diintegrasikan dalam sistem pertahanan.

"Rudal balistik jarak pendek atau SRBM adalah jenis rudal balistik yang memiliki jangkauan 1.000 km atau kurang.

SRBM relatif murah dan mudah dikonfigurasi, sehingga penting secara strategis.

SRBM berguna dalam konflik regional. SRBM merupakan bagian dari kelompok rudal balistik teater yang luas, yang mencakup rudal balistik dengan jangkauan kurang dari 3.500 km," bebernya.

Contoh paling nyata di perang Ukraina.

Baik Rusia maupun Kyiv sama-sama memakai rudal balistik jarak pendek.

Ukraina diberi SRBM ATACMS yang mempunyai daya hancur luar biasa.

Sehingga terjadi saling jual beli serangan dengan senjata ini.

"Meskipun tidak terdaftar sebagai amunisi yang diberikan kepada Ukraina oleh Departemen Pertahanan AS (DoD), diketahui secara luas bahwa Pentagon telah memberikan sejumlah rudal ATACMS yang tidak diungkapkan kepada Ukraina," jelas Army Technology pada 18 November 2024.

Cara kerja ATACMS mirip seperti KHAN Indonesia, munisi ditempatkan dalam pod peluncur MLRS Himars, M142 atau M270.

Jarak tembaknya juga mirip, di kisaran 280-300 km termasuk muatan hulu ledaknya.

"Rudal balistik ini memiliki kendali yang ditingkatkan dengan sistem navigasi internal berkemampuan GPS, dan membawa hulu ledak fragmentasi ledakan WDU18 seberat 500 pon (230 kg), dengan jangkauan maksimum 300 km," jelasnya.

Sebenarnya Indonesia membeli KHAN karena ingin memproduksi sendiri rudal balistik di dalam negerinya.

Karena Roketsan, Turki, segera memberikan transfer teknologi rudal balistik kepada Indonesia.

Selain itu Indonesia diketahui sudah menguasai empat teknologi kunci pembuatan rudal balistik.

"Meskipun penelitian rudal balistik Indonesia masih dalam tahap awal, penelitian tersebut sangat penting.

Saat ini, Indonesia telah menguasai empat teknologi rudal: teknologi material, teknologi kendali, teknologi peledakan, teknologi elektromekanik, dan teknologi propulsi," jelas news.sina.com dalam artikelnya berjudul 'Indonesia will test a ballistic missile with a range of 100 to 900 kilometers next year' yang diterbitkan pada 29 Desember 2012.

Perlu diketahui bahwasanya Indonesia harus mempunyai kemampuan memproduksi sendiri rudal balistik kedepannya demi menjaga kedaulatan bangsa dari ancaman asing.***




Posting Komentar untuk "Ternyata Insinyur Indonesia Sudah Kuasai Empat Teknologi Kunci Pembuatan Rudal Balistik"