Rudal FIM-92 Stinger yang Ditembakkan di Super Garuda Shield 2025 Indonesia Rupanya Jagal Helikopter Tempur Mi-24 Rusia

Rudal FIM-92 Stinger yang Ditembakkan di Super Garuda Shield 2025 Indonesia  Jagal Helikopter Tempur Mi-24 Rusia


TIMEMOMENTS.COM- Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) inisiasi Indonesia dan Amerika Serikat (AS) Super Garuda Shield 2025 yang dimula sejak Senin 25 Agustus 2025 rupanya melibatkan rudal jagal pesawat FIM-92 Stinger.

Dikutip Timemoments.com dari rilis resmi TNI pada 27 Agustus 2025, Super Garuda Shield 2025 di Baturaja diwarnai dengan pelaksanaan latihan penembakan rudal Stinger oleh prajurit United States Army dari 1-24 Infantry Battalion.

Kegiatan tersebut digelar di Drop Zone (DZ) 300 meter Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Baturaja, Sumatera Selatan, Selasa (26/8/2025).

Latihan ini merupakan bagian dari anti-drone exercise yang memanfaatkan Alutsista pertahanan udara Stinger sebagai man-portable air-defense system (MANPADS).

Sistem tersebut digunakan untuk mensimulasikan pertahanan udara jarak dekat dalam menghadapi ancaman pesawat maupun wahana udara nirawak (drone) musuh.

Pelaksanaan latihan turut disaksikan oleh Wakil Komandan Kodiklat TNI Marsda TNI Bambang Gunarto, Dirlat Kodiklat TNI Brigjen TNI Rudy Hermawan, serta sejumlah pejabat dari TNI dan US Army.

Kehadiran para pejabat tersebut menegaskan pentingnya latihan gabungan ini dalam memperkuat interoperabilitas dan membangun saling percaya antara Indonesia dan Amerika Serikat, sekaligus menjadi ajang pertukaran pengalaman dalam taktik serta prosedur tempur modern.

"Latihan penembakan Stinger ini juga memperlihatkan kesiapan pasukan dalam menghadapi ancaman kontemporer, termasuk serangan udara berkecepatan tinggi.

Melalui live firing exercise tersebut, para prajurit tidak hanya mengasah keterampilan teknis, tetapi juga meningkatkan pemahaman bersama dalam menghadapi tantangan operasi gabungan di medan tempur sesungguhnya.

Latgabma Super Garuda Shield 2025 berlangsung sejak 25 Agustus hingga 4 September 2025, melibatkan 17 negara dengan total 6.501 personel, serta mencakup berbagai latihan operasi udara, laut, dan darat di sejumlah lokasi strategis di Indonesia," ujar TNI dalam rilisnya.

Dikutip Timemoments.com dari keterangan yang diunggah Antara Foto pada 26 Agustus 2025, pesawat nirawak outlaw G2 diposisikan sebagai musuh saat latihan penembakan dengan menggunakan rudal FIM-92 Stinger di Latgabma Super Garuda Shield 2025 di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Baturaja, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.

FIM-92 “Stinger” adalah sistem pertahanan udara portabel jarak pendek (MANPADS).

Dikutip Timemoments.com dari situs Missile Defense Advocacy, Stinger dirancang untuk memberikan kemampuan pertahanan udara bagi pasukan AS dan sekutu saat dikerahkan di garis depan, sehingga menghilangkan kebutuhan langsung akan dukungan udara jika pesawat musuh mengancam pasukan.

Stinger mulai beroperasi pada tahun 1978 setelah hampir 10 tahun pengembangan dan penundaan.

Sejak saat itu, Stinger telah mengalami berbagai peningkatan dan modifikasi.

FIM-92 Stinger sendiri berfungsi sebagai pengganti FIM-43 Redeye.

Stinger juga telah dimodifikasi untuk digunakan dalam sistem pertahanan udara berbasis darat seperti M1097 “Avenger” dan diadaptasi ke platform berbasis udara seperti helikopter AH-64 “Apache”.

Stinger telah terbukti menjadi alat yang sangat berguna bagi pasukan Ukraina yang menghadapi invasi Rusia, terutama saat bertahan melawan helikopter dan drone.

Dalam satu kejadian pada 5 Maret 2022, pasukan Ukraina dilaporkan menggunakan stinger untuk menembak jatuh helikopter tempur Mi-24 Rusia.

alam kejadian lain pada 22 April, marinir dan pasukan terjun payung Ukraina menghancurkan dua helikopter angkut dan tempur Mi-8 Rusia dengan stinger.

Stinger menyediakan pertahanan udara bagi elemen seukuran peleton infanteri ringan (yang tidak dilindungi oleh kendaraan lapis baja) selama misi dan aktivitas "di luar garis pertahanan".

Rudal ini terutama diproduksi oleh Raytheon Missile Systems dan diproduksi di bawah lisensi oleh EADS di Jerman dan oleh ROKETSAN di Turki, dengan total 70.000 rudal telah diproduksi.

Dari catatan pengoperasiannya, sistem Rudal Stinger diakui sebagai sistem senjata portabel yang sangat efektif untuk menembak jatuh pesawat.

Kemampuan ini memungkinkan pertahanan udara di tingkat taktis, menawarkan pasukan AS dan sekutu cara untuk mempertahankan diri dari serangan udara, sekaligus memberikan mobilitas yang dibutuhkan unit infanteri ringan untuk menjalankan misinya.

Tanpa stinger, peleton tidak akan mampu mempertahankan diri dari serangan udara tanpa kendaraan lapis baja atau tank.

***

Posting Komentar untuk "Rudal FIM-92 Stinger yang Ditembakkan di Super Garuda Shield 2025 Indonesia Rupanya Jagal Helikopter Tempur Mi-24 Rusia"