Teknologi Su-35 Sudah Ketinggalan Zaman, Indonesia Disarankan Langsung Beli Su-57
TIMEMOMENTS.COM - Indonesia dan Rusia masih dalam agenda pembahasan pembelian Su-35.
Sebetulnya Indonesia sudah setuju membeli 11 unit Su-35.
Pembayaran Su-35 menggunakan skema imbal dagang antara Indonesia dan Rusia.
50 persen pembayaran menggunakan imbal dagang untuk menghindari pembayaran sepenuhnya dengan dolar AS.
Langkah ini sebetulnya membuat AS geram karena mata uangnya tak dipakai dalam transaksi internasional.
Su-35 sebetulnya untuk mengganti pensiunnya F-5 Tiger II.
Sampai saat ini pengganti definitif F-5 belum ada.
Pembelian Rafale lebih ditujukan untuk menambah skadron tempur dan penggantian BAE Hawk 209.
Langkah ini sebetulnya membuat AS geram karena mata uangnya tak dipakai dalam transaksi internasional.
Su-35 sebetulnya untuk mengganti pensiunnya F-5 Tiger II.
Sampai saat ini pengganti definitif F-5 belum ada.
Pembelian Rafale lebih ditujukan untuk menambah skadron tempur dan penggantian BAE Hawk 209.
Sehingga penggantian F-5 terasa sangat mendesak sekarang.
AS pun menawarkan F-15 Eagle II kepada Indonesia guna mengganti F-5.
AS pun menawarkan F-15 Eagle II kepada Indonesia guna mengganti F-5.
Penawaran F-15 Eagle II sungguh menggoda, jet tempur ini mampu melaksanakan berbagai misi tempur dalam sekali terbang.
Loadout F-15 terhitung banyak, melebihi muatan dari pesawat pembom nuklir Xian H-6.
Asalkan Indonesia membeli paket komplit, F-15 Eagle II bisa jadi kartu Truf paling diandalkan.
Asalkan Indonesia membeli paket komplit, F-15 Eagle II bisa jadi kartu Truf paling diandalkan.
Peran superioritas udara dan pembom tempur melekat di F-15 Eagle II.
Sementara itu Su-35 tengah menjadi sorotan karena mulai aktif terjun di perang Ukraina.
Sebab Super Flanker ternyata jadi bulan-bulanan di Ukraina.
Ketidakcakapan Su-35 akan mempengaruhi penjualannya di masa depan.
F-16 menjadi momok menakutkan bagi Su-35 karena berhasil menembaknya jatuh.
"Su-35 Rusia telah menderita kerugian yang signifikan dan tidak berkelanjutan di Ukraina, yang menyoroti kegagalan angkatan udaranya yang lebih luas untuk mencapai superioritas udara.
Sementara itu Su-35 tengah menjadi sorotan karena mulai aktif terjun di perang Ukraina.
Sebab Super Flanker ternyata jadi bulan-bulanan di Ukraina.
Ketidakcakapan Su-35 akan mempengaruhi penjualannya di masa depan.
F-16 menjadi momok menakutkan bagi Su-35 karena berhasil menembaknya jatuh.
"Su-35 Rusia telah menderita kerugian yang signifikan dan tidak berkelanjutan di Ukraina, yang menyoroti kegagalan angkatan udaranya yang lebih luas untuk mencapai superioritas udara.
Penembakan jatuh Su-35 oleh F-16 Ukraina menggunakan AIM-120 AMRAAM telah mengungkap kerentanan pesawat tersebut.
Terganggu oleh apa yang oleh beberapa ahli disebut sebagai kemampuan yang terlalu dibesar-besarkan dan ketidakmampuan untuk menggantikan kerugian tempur, kinerja Su-35 telah menjadi bencana," lapor nationalsecurityjournal.org pada 7 Agustus 2025.
Hal ini menjadi preseden buruk bagi Rusia karena mereka masih memiliki 114 unit Su-35S.
Sehingga masih ada kans bagi Ukraina menembak jatuh lebih banyak lagi.
"Meskipun diklaim memiliki kemampuan pesawat generasi ke-4++ , Su-35 dan aviasi Rusia telah menderita kerugian di langit Ukraina. Pasukan Dirgantara Rusia ( VKS ) telah gagal membangun superioritas udara di atas Ukraina.
Setidaknya delapan jet tempur Su-35 Rusia dilaporkan hilang dalam konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.
Beberapa sumber memperkirakan jumlahnya bisa lebih tinggi, dengan laporan yang belum dikonfirmasi memperkirakan lebih dari 25 kerugian," ungkapnya.
Dengan track record seperti ini apakah Indonesia masih mau melanjutkan pembelian Su-35?
Hal itu terserah pengambil keputusan, namun daripada nanggung mending sekalian kontrak Su-35 direvisi dengan membeli Su-57.
Secara kemampuan Su-57 unggul telak atas Su-35.
Bahkan menurut Military Watch Magazine pada 23 November 2024, Indonesia merupakan negara potensial membeli Su-57.
"Seiring Indonesia terus memperkuat hubungan pertahanan dengan Rusia, dengan permintaan akuisisi senjata baru yang dilaporkan dan latihan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetap ada kemungkinan besar bahwa negara tersebut akan mengakuisisi Su-57, alih-alih Su-35.
Upaya ekstensif untuk 'mengamankan sanksi' bagi perekonomian Indonesia telah membuka jalan bagi negara tersebut untuk dapat melakukan akuisisi semacam itu meskipun ada ancaman perang ekonomi dari Barat jika hal itu terjadi," jelasnya.
Terganggu oleh apa yang oleh beberapa ahli disebut sebagai kemampuan yang terlalu dibesar-besarkan dan ketidakmampuan untuk menggantikan kerugian tempur, kinerja Su-35 telah menjadi bencana," lapor nationalsecurityjournal.org pada 7 Agustus 2025.
Hal ini menjadi preseden buruk bagi Rusia karena mereka masih memiliki 114 unit Su-35S.
Sehingga masih ada kans bagi Ukraina menembak jatuh lebih banyak lagi.
"Meskipun diklaim memiliki kemampuan pesawat generasi ke-4++ , Su-35 dan aviasi Rusia telah menderita kerugian di langit Ukraina. Pasukan Dirgantara Rusia ( VKS ) telah gagal membangun superioritas udara di atas Ukraina.
Setidaknya delapan jet tempur Su-35 Rusia dilaporkan hilang dalam konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.
Beberapa sumber memperkirakan jumlahnya bisa lebih tinggi, dengan laporan yang belum dikonfirmasi memperkirakan lebih dari 25 kerugian," ungkapnya.
Dengan track record seperti ini apakah Indonesia masih mau melanjutkan pembelian Su-35?
Hal itu terserah pengambil keputusan, namun daripada nanggung mending sekalian kontrak Su-35 direvisi dengan membeli Su-57.
Secara kemampuan Su-57 unggul telak atas Su-35.
Bahkan menurut Military Watch Magazine pada 23 November 2024, Indonesia merupakan negara potensial membeli Su-57.
"Seiring Indonesia terus memperkuat hubungan pertahanan dengan Rusia, dengan permintaan akuisisi senjata baru yang dilaporkan dan latihan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetap ada kemungkinan besar bahwa negara tersebut akan mengakuisisi Su-57, alih-alih Su-35.
Upaya ekstensif untuk 'mengamankan sanksi' bagi perekonomian Indonesia telah membuka jalan bagi negara tersebut untuk dapat melakukan akuisisi semacam itu meskipun ada ancaman perang ekonomi dari Barat jika hal itu terjadi," jelasnya.
Apakah kini Indonesia mulai berpikir untuk mengganti Su-35 dengan Su-57 ? (*)
Posting Komentar untuk "Teknologi Su-35 Sudah Ketinggalan Zaman, Indonesia Disarankan Langsung Beli Su-57"