Angkatan Bersenjata Indonesia Pelajari Jammer Guna Laksanakan Operasi Militer Offensif
![]() |
Angkatan bersenjata Indonesia dengan perangkat Jammer berlatih peperangan elektronika (foto : Pasmar 1) |
Sekarang zamannya modern warfare, bahkan sekelas ormas Houthi Yaman sudah mengaplikasikan ini saat memblokir laut Merah dan selat Bab El Mandeb dari kapal-kapal yang hendak menuju Israel.
Mereka menggunakan drone hingga rudal anti kapal dari jarak jauh menyerang Task Force USCENTCOM di sana.
USCENTCOM yang merupakan Komando Timur Tengah AS membalas serangan dengan cara modern warfare pula.
Baca Juga : Angkatan Bersenjata Indonesia Mengesankan Pakar Rusia Khawatir Selat Malaka Bisa Diblokir
Yakni mengantisipasi drone dan rudal anti kapal musuh menggunakan perangkat jammer atau jamming mengganggu sinyal komunikasi lawan.
Gampangnya jamming merupakan cara membuat buta dan tuli radar serta sistem komunikasi lawan.
Atau jika tidak membuat sensor lawan menjadi tuli dan buta, maka jamming memberikan informasi palsu dimana letak si penyerang.
Sehingga serangan balik lawan hanya mengarah ke target palsu yang tak ada apa-apa di sana, menghabiskan sumber daya secara sia-sia.
Di masa Perang Dunia II, aksi jamming sebetulnya sudah dilakukan.
Cara memberikan informasi palsu ke Jerman menjelang operasi Overlord dilakukan US Army di pesisir selat Channel.
Korps Sinyal US Army terus menerus menyuplai informasi yang sekiranya dikuping Abwehr di pesisir Prancis Pas de Calais.
Ini memungkinkan pelaksanaan serangan atau penarikan pasukan dengan efektif, sekaligus mengurangi kemampuan musuh untuk merespons dengan cepat," bebernya.
Jammer militer tidak hanya digunakan oleh matra darat saja, angkatan bersenjata Indonesia matra AL dan AU pun mempunyai kapabilitas jamming yang terus ditingkatkan belakangan ini untuk memproteksi NKRI dari ancaman peperangan elektronik.*
Yakni mengantisipasi drone dan rudal anti kapal musuh menggunakan perangkat jammer atau jamming mengganggu sinyal komunikasi lawan.
Gampangnya jamming merupakan cara membuat buta dan tuli radar serta sistem komunikasi lawan.
Atau jika tidak membuat sensor lawan menjadi tuli dan buta, maka jamming memberikan informasi palsu dimana letak si penyerang.
Sehingga serangan balik lawan hanya mengarah ke target palsu yang tak ada apa-apa di sana, menghabiskan sumber daya secara sia-sia.
Di masa Perang Dunia II, aksi jamming sebetulnya sudah dilakukan.
Cara memberikan informasi palsu ke Jerman menjelang operasi Overlord dilakukan US Army di pesisir selat Channel.
Korps Sinyal US Army terus menerus menyuplai informasi yang sekiranya dikuping Abwehr di pesisir Prancis Pas de Calais.
Jerman terus disuapi informasi palsu yang mengatakan bahwa pendaratan pasukan Sekutu dilakukan di pantai Calais.
Padahal sasaran sebenarnya ialah Normandia.
Padahal sasaran sebenarnya ialah Normandia.
Selain itu Korps Sinyal sekutu juga menguping dan mengacaukan komunikasi pusat komando kapal selam Jerman di Lorient meredam aksi U-Boat di Atlantik.
Pun di masa sekarang, Tim Tempur Brigade Infanteri ke-37 US Army Northern Strike yang bertugas di Camp Grayling, Michigan, dilatih sebagai pasukan jammer.
"Dalam peperangan modern, pertempuran tidak hanya dilakukan dengan senapan, tank, dan artileri.
Beberapa kemenangan paling menentukan diraih melalui spektrum elektromagnetik.
Para prajurit berlatih di lingkungan berintensitas tinggi yang melampaui batas peperangan elektromagnetik, atau EW.
Latihan ini menguji keterampilan mereka dalam skenario pertempuran yang realistis," jelas army.mil pada 13 Agustus 2025.
Tujuan mereka bukan menembak atau menghancurkan musuh secara fisik.
Tapi mengacaukan koordinasi, komunikasi serta sistem elektronik musuh.
"Di ruang kelas, spesialis peperangan elektromagnetik sering berlatih untuk mengganggu, atau mengacaukan, komunikasi musuh, mencegat sinyal, dan memindai ancaman.
Pengacauan ini bekerja dengan cara mengalahkan atau mengacaukan transmisi radio atau data musuh, sehingga mencegah mereka berkomunikasi atau berkoordinasi secara efektif," jelasnya.
Dengan hal ini diharapkan nantinya lawan tak bisa membalas serangan karena buyarnya koordinasi.
Hal-hal seperti ini ternyata juga dipelajari oleh militer Indonesia.
Meskipun saat ini menghadapi beberapa tantangan yakni keterbatasan alat dan teknologi jammer.
"Keterbatasan dalam teknologi. Pemeliharaan sistem komunikasi dan perangkat lunak yang terus berkembang memerlukan investasi yang berkelanjutan. Peningkatan teknologi terkini menjadi penting untuk menghadapi ancaman cyber warfare, serta memastikan kelancaran dan keamanan komunikasi militer. Teknologi jammer memang tidak terlalu tinggi dalam nilai investasi, tetapi teknologi untuk anti jammer, butuh pembiayaan besar," jelas Jurnal Yudhagama TNI AD berjudul 'Peran Kritis Jammer dalam Operasi Militer Modern'
Selain merusak sistem komunikasi musuh, jammer juga berfungsi sebagai pelindung bagi komunikasi pasukan kawan.
Juga melacak keberadaan posisi pasukan musuh.
Sehingga bisa melakukan serangan balasan mengeliminasi ancaman.
"Sebagai proteksi dalam pertahanan terhadap ancaman serangan elektronik musuh. Dengan mengidentifikasi dan merespons terhadap ancaman sinyal musuh, jammer memungkinkan pasukan untuk mempertahankan integritas sistem komunikasi dan navigasi mereka sendiri.
Pun di masa sekarang, Tim Tempur Brigade Infanteri ke-37 US Army Northern Strike yang bertugas di Camp Grayling, Michigan, dilatih sebagai pasukan jammer.
"Dalam peperangan modern, pertempuran tidak hanya dilakukan dengan senapan, tank, dan artileri.
Beberapa kemenangan paling menentukan diraih melalui spektrum elektromagnetik.
Para prajurit berlatih di lingkungan berintensitas tinggi yang melampaui batas peperangan elektromagnetik, atau EW.
Latihan ini menguji keterampilan mereka dalam skenario pertempuran yang realistis," jelas army.mil pada 13 Agustus 2025.
Tujuan mereka bukan menembak atau menghancurkan musuh secara fisik.
Tapi mengacaukan koordinasi, komunikasi serta sistem elektronik musuh.
"Di ruang kelas, spesialis peperangan elektromagnetik sering berlatih untuk mengganggu, atau mengacaukan, komunikasi musuh, mencegat sinyal, dan memindai ancaman.
Pengacauan ini bekerja dengan cara mengalahkan atau mengacaukan transmisi radio atau data musuh, sehingga mencegah mereka berkomunikasi atau berkoordinasi secara efektif," jelasnya.
Dengan hal ini diharapkan nantinya lawan tak bisa membalas serangan karena buyarnya koordinasi.
Hal-hal seperti ini ternyata juga dipelajari oleh militer Indonesia.
Meskipun saat ini menghadapi beberapa tantangan yakni keterbatasan alat dan teknologi jammer.
"Keterbatasan dalam teknologi. Pemeliharaan sistem komunikasi dan perangkat lunak yang terus berkembang memerlukan investasi yang berkelanjutan. Peningkatan teknologi terkini menjadi penting untuk menghadapi ancaman cyber warfare, serta memastikan kelancaran dan keamanan komunikasi militer. Teknologi jammer memang tidak terlalu tinggi dalam nilai investasi, tetapi teknologi untuk anti jammer, butuh pembiayaan besar," jelas Jurnal Yudhagama TNI AD berjudul 'Peran Kritis Jammer dalam Operasi Militer Modern'
Selain merusak sistem komunikasi musuh, jammer juga berfungsi sebagai pelindung bagi komunikasi pasukan kawan.
Juga melacak keberadaan posisi pasukan musuh.
Sehingga bisa melakukan serangan balasan mengeliminasi ancaman.
"Sebagai proteksi dalam pertahanan terhadap ancaman serangan elektronik musuh. Dengan mengidentifikasi dan merespons terhadap ancaman sinyal musuh, jammer memungkinkan pasukan untuk mempertahankan integritas sistem komunikasi dan navigasi mereka sendiri.
Ini tidak hanya melibatkan pengacauan terhadap sinyal musuh, tetapi juga kemampuan untuk mendeteksi dan melacak sumber-sumber sinyal tersebut," ungkapnya.
Selain itu jammer militer berguna mendukung sebuah operasi militer ofensif.
Selain itu jammer militer berguna mendukung sebuah operasi militer ofensif.
Mengacaukan sensor lawan lalu menyerangnya dalam sekali pukul.
"Jammer militer menjadi senjata yang sangat efektif dalam operasi offensif. Dengan mengacaukan
sistem komunikasi dan navigasi musuh, pasukan yang menggunakan jammer dapat menciptakan kebingungan dan ketidakpastian di antara pasukan lawan.
"Jammer militer menjadi senjata yang sangat efektif dalam operasi offensif. Dengan mengacaukan
sistem komunikasi dan navigasi musuh, pasukan yang menggunakan jammer dapat menciptakan kebingungan dan ketidakpastian di antara pasukan lawan.
![]() |
Peralatan komunikasi dan Jammer (foto: Pasmar 1) |
Ini memungkinkan pelaksanaan serangan atau penarikan pasukan dengan efektif, sekaligus mengurangi kemampuan musuh untuk merespons dengan cepat," bebernya.
Jammer militer tidak hanya digunakan oleh matra darat saja, angkatan bersenjata Indonesia matra AL dan AU pun mempunyai kapabilitas jamming yang terus ditingkatkan belakangan ini untuk memproteksi NKRI dari ancaman peperangan elektronik.*
Posting Komentar untuk "Angkatan Bersenjata Indonesia Pelajari Jammer Guna Laksanakan Operasi Militer Offensif"