Bentuk Coastal Defence, Indonesia Siap Boyong Rudal Balistik Hipersonik yang Ditakuti NATO Yakni YJ-21

Rudal balistik hipersonik YJ-21 Eagle Strike


TIMEMOMENTS.COM - Rudal balistik berkecepatan hipersonik merupakan mainan yang belum dimiliki oleh militer Indonesia.

Setelah mendapat rudal balistik KHAN, nampaknya Indonesia butuh membangun Coastal Defence yang mampu menghalau serangan dari laut.

Wajar saja Indonesia ingin membangun Coastal Defence karena geografisnya kepulauan dengan garis pantai mencapai 99.904 km perlu dijaga dengan rudal balistik hipersonik.

Meski dalam pengertian kuno Coastal Defence ialah membangun pertahanan di pesisir pantai dengan Fortification alias benteng yang kaku, militer Indonesia akan memodifikasinya.

Baca Juga : Ternyata Insinyur Indonesia Sudah Kuasai Empat Teknologi Kunci Pembuatan Rudal Balistik

Yakni membuat platform rudal digotong truk militer sehingga lebih mobile bisa dipindah kesana kemari bahkan antar pulau.

Rudal balistik ini nantinya harus bisa diangkut menggunakan kapal laut atau pesawat sejenis C-130J dan A400M Atlas.

Namun mendapatkan rudal balistik hipersonik bukan perkara mudah bagi Indonesia serta negara lain di dunia yang tak punya development alutsista jenis ini.

Selain Turki, negara yang mau menjual rudal balistik ke Indonesia ialah China.

China pada Indo Defence 2025 menawarkan rudal balistik anti-kapal hipersonik CM-401 atau YJ-21.

Versi ekspornya yakni YJ-21E sudah ditawarkan ke Indonesia.

"Indo Defence 2025: China mempromosikan rudal antikapal CM-401 sebagai pertahanan pantai bagi pelanggan asing," jelas Army Recognition pada 12 Juni 2025.

China menawarkan YJ-21 sebagai jawaban ingin menata ulang lanskap pertahanan laut negara yang membelinya.

Bermodal YJ-21, Indonesia bisa merespon sangat cepat ancaman yang datang dari arah laut.

Kecepatan respon ini akan membuat lawan berpikir ulang bila ingin mendekati wilayah pesisir Indonesia.

"Hal ini menandakan dorongan baru untuk mempromosikan senjata tersebut kepada klien asing. Meskipun rudal skala penuh tidak ada, kehadiran visual model CM-401 menarik perhatian para pengamat pertahanan.

Tampilan strategis ini, yang bentuknya halus namun berani dalam tujuannya, menunjukkan tujuan China untuk membingkai ulang lanskap ancaman angkatan laut, terutama bagi negara-negara yang ingin memperkuat pertahanan pesisir dengan sistem presisi respons cepat," jelasnya.

YJ-21 sebetulnya singkatan dari Yingji Eryao 21 atau dalam bahasa Indonesianya 'Serangan Elang'

YJ-21 tidak diketahui sejak tahun berapa dikembangkan oleh pabrikan China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC).

Rudal ini diperkenalkan ke publik pada tahun 2022.

Cara pengenalannya pun cukup mendapat perhatian kala itu karena dipasang langsung di Hard Point sayap pesawat pembom nuklir Xian H-6 yang membuat pengamat pertahanan meyakini bahwa YJ-21 sebagai senjata mematikan bagi lawan.

YJ-21 di Hard Point pesawat Xian H-6

Kemudian pada 2024, CASIC memperkenalkan platform baru dari YJ-21 yakni KD-21 sebagai rudal jelajah serang darat.

Saking berbahayanya YJ-21, NATO sampai memberikannya kode CH-AS-X-13.

Apabila NATO sudah memberikan kode ke sebuah alutsista maka dipastikan ia bisa menimbulkan ancaman serius baginya.

Menurut missilethreat.csis.org, YJ-21 mempunyai jangkauan 290 km dengan kecepatan mencapai 6 Mach.

Selain bisa diluncurkan dari pesawat H-6, YJ-21 merupakan senjata utama Cruiser Type 055 PLAN.

"Rudal tersebut kemungkinan akan diintegrasikan ke kapal perusak Tipe 055 Tiongkok. Menurut perwakilan CASIC, rudal tersebut akan tersedia untuk diekspor ke luar negeri," jelasnya.

Akan sangat berguna bagi Coastal Defence Indonesia jika dilengkapi rudal balistik hipersonik YJ-21.*




Posting Komentar untuk "Bentuk Coastal Defence, Indonesia Siap Boyong Rudal Balistik Hipersonik yang Ditakuti NATO Yakni YJ-21"