C-17 Globemaster III, Saingan Tangguh Bagi A400M Atlas Indonesia

C-17 Globemaster III


TIMEMOMENTS.COM - Indonesia segera mendapat unit pertama pesawat angkut berat A400M Atlas dari Airbus, Spanyol.

Baru-baru ini 12 personel TNI AU sudah menyelesaikan pelatihan mengoperasikan A400M Atlas di Airbus International Training Centre/ITC, Sevilla, Spanyol.

Rupanya para pengawak A400M Atlas sudah dikirim sejak 23 Juni 2025 dan selesai pada 15 September 2025 lalu.

Ada lima personel Skadron Udara 31, tiga personel dari Skadron Teknik 021, dua dari Saruan Pemeliharaan 23 serta dua personel lagi dari Satuan Pemeliharaan 15.

Baca Juga : Avionik & Electrical Pesawat Angkut Berat A400M Airbus Sudah Dikuasai Pemeliharaannya Sama 12 Teknisi TNI AU Indonesia

"Selama pelatihan, para peserta mengikuti dua tahap pembelajaran, yaitu teori dan praktik.

Materi tersebut dirancang untuk meningkatkan kemampuan teknis personel dalam pemeliharaan Airbus A400M," jelas TNI AU.

Jika dilihat dari spesifikasi, sebetulnya A400M dari segi dimensi di bawah sedikit dari Boeing C-17 Globemaster III.

Namun A400M dari segi daya angkut di atas C-130J Super Hercules.

Salah satu keunggulan A400M ialah kemampuannya lepas landas di berbagai kondisi landasan.

Landasan berpasir, berumput, aspal dan lain sebagainya bisa ia darati dan take off di sana.

Kemudian bisa lepas landas dalam jarak pendek.

Tentu keunggulan lain dari A400M ialah daya angkutnya yang besar.

"Ruang kargonya yang luas memungkinkan pengangkutan sebagian besar muatan berat dan berukuran besar berupa peralatan bantuan militer dan kemanusiaan yang sedang beroperasi, serta mengirimkannya ke landasan udara yang belum diaspal," jelas Airbus.

Berkecepatan 0,72 Mach mampu mencapai ketinggian 40 ribu dengan jangkauan 3.400 nautical mile bila mengangkut berat 20 ton.

Ruang kargo A400M mampu membawa IFV seperti Pandur II.

Cocok karena Indonesia mengoperasikan Pandur II yang membutuhkan wahana untuk mengesernya secara cepat ke medan operasi.

Selain A400M, Indonesia pernah mengincar C-17 Globemaster III.

Masalahnya produksi C-17 sudah dihentikan oleh Boeing.

Padahal customernya cukup banyak sebut saja ada Australia, Kanada, Qatar, India, Inggris dan Kuwait.

Penghentian produksi C-17 bukan karena ia tak laku melainkan efektivitas Boeing saja yang tak mengejar pasar pesawat militer angkut berat.

Juga melihat kedepan tak ada negara lain yang mau membelinya.

Tetapi baru-baru ini Boeing mempertimbangkan kembali membuka jalur produksi C-17.

"Boeing dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk melanjutkan produksi jet C-17 Globemaster III-nya, yang dihentikan produksinya pada tahun 2015.

Hal itu akan menjadi langkah yang cukup sulit karena pabrik pembuat pesawat tersebut di Long Beach, California, telah lama ditutup dan saat ini sedang dijual," jelas Jalopink pada 12 Juli 2025.

Rencana pembukaan kembali jalur produksi C-17 karena adanya potensi perang dalam waktu dekat.

Di Indo Pasifik, US Armed Forces dan Sekutu dihadapkan pada kondisi harus bisa menggeser pasukan berjumlah besar dalam waktu singkat.

Sehingga pesawat angkut berat C-17 dibutuhkan dalam jumlah banyak.

A400M take off dari landasan berpasir

Dari segi daya angkut, C-17 unggul dibanding A400M yakni mencapai 85 ton.

Sehingga ia lebih mampu memuat banyak muatan untuk segera dipindah ke satu titik lainnya.

Indonesia membutuhkan pesawat seperti ini untuk memaksimalkan pergeseran pasukan.

Juga untuk menerjunkan pasukan lintas udara yang jadi elemen penting bagi Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) Indonesia.

A400M pun juga bisa melakukannya ditambah kemampuan menjadi pesawat tanker dadakan guna mengisi bahan bakar Rafale di udara.*

Posting Komentar untuk "C-17 Globemaster III, Saingan Tangguh Bagi A400M Atlas Indonesia"