Asahi Class, Kapal Destroyer JMSDF yang Diidamkan Militer Indonesia
TIMEMOMENTS.COM - Pada April 2025 lalu kapal destroyer Japan Maritime Self-Defense Force alias JMSDF berkunjung ke Indonesia.
Kapal destroyer JMSDF yang datang ke sini ialah JS Suzunami yang kala itu sandar di pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.
JS Suzunami merupakan kapal destroyer dari Takanami class bertonase 6.400 ton.
Takanami class terdiri dari lima kapal yakni, JS Takanami, Omani, Makinami, Sazanami dan Suzunami.
Kapal destroyer JMSDF yang datang ke sini ialah JS Suzunami yang kala itu sandar di pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.
JS Suzunami merupakan kapal destroyer dari Takanami class bertonase 6.400 ton.
Takanami class terdiri dari lima kapal yakni, JS Takanami, Omani, Makinami, Sazanami dan Suzunami.
Baca Juga : Indonesia Butuh Cepat Kapal Destroyer Masa Tunggu Pembuatan Type 052D Cukup Singkat
Sebetulnya bila dilihat dari komposisi kapal perang, JMSDF lebih banyak membuat destroyer ketimbang Fregat.
Fregat JMSDF hanya Mogami class yang nantinya dibuat sebanyak total 22 unit.
Destroyer modern JMSDF Asahi class cuma dibuat dua yakni JS Asahi dan JS Shiranui.
Tonasenya di kisaran 6.800 ton membuatnya cocok dioperasikan oleh Indonesia.
Jujur saja, Asahi class inilah salah satu kapal destroyer yang diidamkan Indonesia.
Lini persenjataannya cukup kuat ada rudal anti kapal Type 90 yang bisa dikonversi ke Exocet MM40.
Lantas ada CIWS Phalanx serta paling mewah ialah lini anti serangan udara yakni 32 sel peluncur vertikal Mk.41 yang bisa meluncurkan rudal RIM-162 hingga roket anti kapa selam RUM-139 ASROC.
Ada salah satu ciri khas dari Asahi class yakni penggunaan Galium Nitrida di teknologi radarnya.
Galium Nitrida membuat Asahi class mempunyai kepadatan sapuan radar, efisiensi, penyebaran termal dan cakupan frekuensi.
Hasilnya kinerja radar lebih optimal dan menghemat biaya operasional.
Sebetulnya bila dilihat dari komposisi kapal perang, JMSDF lebih banyak membuat destroyer ketimbang Fregat.
Fregat JMSDF hanya Mogami class yang nantinya dibuat sebanyak total 22 unit.
Entah alasan apa yang mendasari JMSDF tak begitu suka mengoperasikan fregat.
Kemungkinan mereka mengikuti doktrin US Navy yang tak mau nanggung operasikan fregat loncat saja langsung ke kapal destroyer.
Masalahnya bagi negara mana pun itu yang mau mengikuti doktrin US Navy mesti menyiapkan anggara besar.
Bayangkan saja satu unit Arleigh Burke class dibanderol Rp 21 triliun lebih.
Harganya memang sangat mahal karena apa yang diinstal di sana serba premium.
Tentu salah satunya sistem senjata Aegis yang tersohor paling canggih di dunia.
Tahun lalu Foreign Military Sales (FMS) dari AS menjual Aegis ke Jepang seharga 150 juta dolar AS atau sekiranya Rp 2,5 triliun.
Ini hanya sistem Aegisnya saja belum termasuk persenjataan hingga piranti tambahan lain.
"Penjualan yang diusulkan melalui kontraktor utama Lockheed Martin akan mencakup pembaruan perangkat lunak komputer AEGIS , integrasi sistem tempur, perjanjian layanan tahunan, dan sejumlah layanan dukungan," jelas Naval Technology.
Jepang membutuhkan Aegis dan AS tak sudi memberi transfer teknologi kepada mereka.
Padahal hampir semua kapal destroyer Jepang memakai Aegis.
Alasan JMSDF yang tak bisa lepas dari Aegis sebetulnya masuk akal.
Mereka mesti memprioritaskan keunggulan teknis di lapangan atas kapal perang PLAN China.
Kemajuan teknologi sistem pertahanan laut China terlalu menyilaukan bagi Jepang.
China mampu secara mandiri memproduksi 'Chinese Aegis' yakni radar empat panel Type 346A berjuluk Dragon Eye yang terpasang di destroyer Type 052D dan Type 055.
Kemampuan Dragon Eye sudah diakui oleh NATO maka bisa dipastikan kedepannya semua kapal destroyer JMSDF tetap memakai Aegis.
Pun begitu dengan kapal destroyer Asahi class, ia juga memakai Aegis.
Kemungkinan mereka mengikuti doktrin US Navy yang tak mau nanggung operasikan fregat loncat saja langsung ke kapal destroyer.
Masalahnya bagi negara mana pun itu yang mau mengikuti doktrin US Navy mesti menyiapkan anggara besar.
Bayangkan saja satu unit Arleigh Burke class dibanderol Rp 21 triliun lebih.
Harganya memang sangat mahal karena apa yang diinstal di sana serba premium.
Tentu salah satunya sistem senjata Aegis yang tersohor paling canggih di dunia.
Tahun lalu Foreign Military Sales (FMS) dari AS menjual Aegis ke Jepang seharga 150 juta dolar AS atau sekiranya Rp 2,5 triliun.
Ini hanya sistem Aegisnya saja belum termasuk persenjataan hingga piranti tambahan lain.
"Penjualan yang diusulkan melalui kontraktor utama Lockheed Martin akan mencakup pembaruan perangkat lunak komputer AEGIS , integrasi sistem tempur, perjanjian layanan tahunan, dan sejumlah layanan dukungan," jelas Naval Technology.
Jepang membutuhkan Aegis dan AS tak sudi memberi transfer teknologi kepada mereka.
Padahal hampir semua kapal destroyer Jepang memakai Aegis.
Alasan JMSDF yang tak bisa lepas dari Aegis sebetulnya masuk akal.
Mereka mesti memprioritaskan keunggulan teknis di lapangan atas kapal perang PLAN China.
Kemajuan teknologi sistem pertahanan laut China terlalu menyilaukan bagi Jepang.
China mampu secara mandiri memproduksi 'Chinese Aegis' yakni radar empat panel Type 346A berjuluk Dragon Eye yang terpasang di destroyer Type 052D dan Type 055.
Kemampuan Dragon Eye sudah diakui oleh NATO maka bisa dipastikan kedepannya semua kapal destroyer JMSDF tetap memakai Aegis.
Pun begitu dengan kapal destroyer Asahi class, ia juga memakai Aegis.
![]() |
JS Asahi dengan adiknya JS Kongo dalam sebuah latihan tempur laut |
Destroyer modern JMSDF Asahi class cuma dibuat dua yakni JS Asahi dan JS Shiranui.
Tonasenya di kisaran 6.800 ton membuatnya cocok dioperasikan oleh Indonesia.
Jujur saja, Asahi class inilah salah satu kapal destroyer yang diidamkan Indonesia.
Lini persenjataannya cukup kuat ada rudal anti kapal Type 90 yang bisa dikonversi ke Exocet MM40.
Lantas ada CIWS Phalanx serta paling mewah ialah lini anti serangan udara yakni 32 sel peluncur vertikal Mk.41 yang bisa meluncurkan rudal RIM-162 hingga roket anti kapa selam RUM-139 ASROC.
Ada salah satu ciri khas dari Asahi class yakni penggunaan Galium Nitrida di teknologi radarnya.
Galium Nitrida membuat Asahi class mempunyai kepadatan sapuan radar, efisiensi, penyebaran termal dan cakupan frekuensi.
Hasilnya kinerja radar lebih optimal dan menghemat biaya operasional.
Lantas apakah Indonesia bisa memiliki Asahi class?
Tentu iya, kedua Asahi class dibangun oleh Mitsubishi Heavy Industries (MHI) Nagasaki, galangan yang juga membangun Mogami class yang pernah ditawarkan ke Indonesia.
Justru yang jadi masalah bukan hull Asahi class namun apakah Indonesia bisa mendapatkan sistem Aegis?
Diketahui harga kapal destroyer Asahi class JMSDF senilai 893 juta dolar AS atau sekitar Rp 14,9 triliun per unit.*
Tentu iya, kedua Asahi class dibangun oleh Mitsubishi Heavy Industries (MHI) Nagasaki, galangan yang juga membangun Mogami class yang pernah ditawarkan ke Indonesia.
Justru yang jadi masalah bukan hull Asahi class namun apakah Indonesia bisa mendapatkan sistem Aegis?
Diketahui harga kapal destroyer Asahi class JMSDF senilai 893 juta dolar AS atau sekitar Rp 14,9 triliun per unit.*
Posting Komentar untuk "Asahi Class, Kapal Destroyer JMSDF yang Diidamkan Militer Indonesia"