Fincantieri Keberatan Alih Teknologi Fregat Berujung Pembelian FREMM Indonesia Tersendat
TIMEMOMENTS.COM - Nomenklatur penyebutan fregat FREMM di lingkungan militer Indonesia sedikit rancu.
Bagi Indonesia sekarang, Brawijaya class yang sebetulnya Korvet PPA dinilai sebagai fregat sejenis FREMM.
Padahal penyebutan FREMM di sistem persenjataan angkatan laut Italia dan Prancis disebut fregat Bergamini class dan Aquitaine class.
FREMM sendiri ialah singkatan dari Fregate Europeenne Multi-Mission bagi bahasa Prancis.
Bagi Indonesia sekarang, Brawijaya class yang sebetulnya Korvet PPA dinilai sebagai fregat sejenis FREMM.
Padahal penyebutan FREMM di sistem persenjataan angkatan laut Italia dan Prancis disebut fregat Bergamini class dan Aquitaine class.
FREMM sendiri ialah singkatan dari Fregate Europeenne Multi-Mission bagi bahasa Prancis.
Baca Juga : Indonesia Harus Beli Fregat ke Eropa Karena Produksi Kapal Perang di Galangan Dalam Negeri Membeludak
Sementara Italiano menyebutnya Fregata Europea Multi-Missione.
FREMM merupakan proyek bersama Naval Group dan Fincantieri yang dimulai pada 2009.
Kedua negara sama-sama melihat kebutuhan kapal perang anti serangan udara.
Selain itu bagi Prancis mereka mesti mengganti George Leygues class dan Cassard class yang sudah menua.
Sementara Italia perlu mengganti Mastrale class dan Lupo class.
Awalnya kedua negara sepakat hendak membuat destroyer Horizon class dengan spesifikasi masing-masing guna mengganti semua fregat yang disebutkan di atas.
Namun Prancis tetap membutuhkan kapal perang jenis fregat karena mereka punya program FREgates de Defense Aeriennes (FREDA).
Maka mereka terus menekan Italia untuk sama-sama dalam pengadaan FREMM.
Uniknya dalam FREDA, Prancis ingin membuat FREMM mempunyai kemampuan menangkal serangan rudal balistik.
Sebuah kemampuan yang sangat spesial mengingat ini merupakan fregat bukan Cruiser seperti Ticonderoga class, Kirov class atau Type 055.
Usulan ini disambut baik namun untuk menghemat biaya pengembangan program FREMM penangkis serangan rudal balistik ditangguhkan.
FREMM dirancang untuk menghalau segala jenis serangan udara.
Bahkan saat ini Marina Militare mengirim FREMM mengawal Global Sumud Flotilla yang mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Sebelumnya Global Sumud Flotilla diserang drone Israel dan pengiriman FREMM di sana untuk melindunginya.
"Italia dan Spanyol telah memutuskan minggu ini untuk mengirimkan kapal angkatan laut guna membantu Armada Global Sumud dalam perjalanannya untuk menerobos pengepungan Israel di Gaza.
Langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendukung armada yang menuju daerah kantong Palestina ini terjadi setelah serangan berulang kali terhadap armada Sumud, termasuk serangan pesawat tak berawak pada Rabu pagi," lapor Al Jazeera pada 25 September 2025.
Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto menegaskan jika pengiriman armada FREMM ke sana sebagai upaya negara melindungi warganya.
Diketahui ada WN Italia ikut dalam Global Sumud Flotilla.
"Ini bukan tindakan perang. Ini bukan provokasi. Ini adalah tindakan kemanusiaan, yang merupakan kewajiban negara terhadap warganya," tegas Crosetto di depan Parlemen Italia.
Kepercayaan Italia berkali-kali mengirim FREMM ke medan operasi membuktikan bahwa fregat tersebut mumpuni.
Adalah hal yang wajar apabila Indonesia sampai membeli enam unit FREMM.
Harapannya fregat FREMM benar-benar diwujudkan, bukan dengan tambahan penyebutan sejenis.
Sementara itu Fincantieri menyebutkan beberapa waktu lalu bahwa ada kans bagi Indonesia membeli FREMM pada perencanaan pertahanan periode depan.
Jadi, korvet PPA merupakan awal karena Fincantieri masih berharap FREMM tetap dijual ke Indonesia sekalian kapal selam Todaro class.
Salah satu alasan kenapa pembelian FREMM tersendat karena Fincantieri keberatan alih teknologi fregat itu ke Indonesia.
Indonesia ingin Fincantieri membagi produksi enam unit FREMM di dalam negeri Indonesia.
Nampaknya mereka masih tak mau akan hal ini.
Sementara Italiano menyebutnya Fregata Europea Multi-Missione.
FREMM merupakan proyek bersama Naval Group dan Fincantieri yang dimulai pada 2009.
Kedua negara sama-sama melihat kebutuhan kapal perang anti serangan udara.
Selain itu bagi Prancis mereka mesti mengganti George Leygues class dan Cassard class yang sudah menua.
Sementara Italia perlu mengganti Mastrale class dan Lupo class.
Awalnya kedua negara sepakat hendak membuat destroyer Horizon class dengan spesifikasi masing-masing guna mengganti semua fregat yang disebutkan di atas.
Namun Prancis tetap membutuhkan kapal perang jenis fregat karena mereka punya program FREgates de Defense Aeriennes (FREDA).
Maka mereka terus menekan Italia untuk sama-sama dalam pengadaan FREMM.
Uniknya dalam FREDA, Prancis ingin membuat FREMM mempunyai kemampuan menangkal serangan rudal balistik.
Sebuah kemampuan yang sangat spesial mengingat ini merupakan fregat bukan Cruiser seperti Ticonderoga class, Kirov class atau Type 055.
Usulan ini disambut baik namun untuk menghemat biaya pengembangan program FREMM penangkis serangan rudal balistik ditangguhkan.
FREMM dirancang untuk menghalau segala jenis serangan udara.
Bahkan saat ini Marina Militare mengirim FREMM mengawal Global Sumud Flotilla yang mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Sebelumnya Global Sumud Flotilla diserang drone Israel dan pengiriman FREMM di sana untuk melindunginya.
"Italia dan Spanyol telah memutuskan minggu ini untuk mengirimkan kapal angkatan laut guna membantu Armada Global Sumud dalam perjalanannya untuk menerobos pengepungan Israel di Gaza.
Langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendukung armada yang menuju daerah kantong Palestina ini terjadi setelah serangan berulang kali terhadap armada Sumud, termasuk serangan pesawat tak berawak pada Rabu pagi," lapor Al Jazeera pada 25 September 2025.
Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto menegaskan jika pengiriman armada FREMM ke sana sebagai upaya negara melindungi warganya.
Diketahui ada WN Italia ikut dalam Global Sumud Flotilla.
"Ini bukan tindakan perang. Ini bukan provokasi. Ini adalah tindakan kemanusiaan, yang merupakan kewajiban negara terhadap warganya," tegas Crosetto di depan Parlemen Italia.
Kepercayaan Italia berkali-kali mengirim FREMM ke medan operasi membuktikan bahwa fregat tersebut mumpuni.
Adalah hal yang wajar apabila Indonesia sampai membeli enam unit FREMM.
Harapannya fregat FREMM benar-benar diwujudkan, bukan dengan tambahan penyebutan sejenis.
Sementara itu Fincantieri menyebutkan beberapa waktu lalu bahwa ada kans bagi Indonesia membeli FREMM pada perencanaan pertahanan periode depan.
Jadi, korvet PPA merupakan awal karena Fincantieri masih berharap FREMM tetap dijual ke Indonesia sekalian kapal selam Todaro class.
Salah satu alasan kenapa pembelian FREMM tersendat karena Fincantieri keberatan alih teknologi fregat itu ke Indonesia.
Indonesia ingin Fincantieri membagi produksi enam unit FREMM di dalam negeri Indonesia.
Nampaknya mereka masih tak mau akan hal ini.
"Kementerian Pertahanan Indonesia kemungkinan besar merasa ada kesenjangan operasional yang mendesak dan perlu diisi.
Dalam hal ini, lebih bijaksana untuk membeli daripada melalui proses negosiasi yang memakan waktu untuk produksi lokal.
Dengan kata lain, tuntutan strategis dan operasional diprioritaskan daripada mandat pengembangan untuk memberikan peran kepada perusahaan pertahanan lokal dalam produksi.
Fincantieri akan menyediakan pelatihan sebagai bagian dari kesepakatan, tetapi, sebisa mungkin, Indonesia menginginkan kontraktor pertahanan lokal untuk mendapatkan bagian produksi.
Dalam kesepakatan ini, hal itu tidak terjadi," jelas S. Rajaratnam School of Internationat Studies (RSIS) dalam artikelnya berjudul 'Analysing the Indonesian Navy’s Recent Frigate Procurement: A Pivot Towards Europe?' pada 13 Februari 2025.
Apakah fregat FREMM akan benar-benar dibeli Indonesia? harapannya Fincantieri mau memperbarui proposal penawarannya untuk alih teknologi.*
Dalam hal ini, lebih bijaksana untuk membeli daripada melalui proses negosiasi yang memakan waktu untuk produksi lokal.
Dengan kata lain, tuntutan strategis dan operasional diprioritaskan daripada mandat pengembangan untuk memberikan peran kepada perusahaan pertahanan lokal dalam produksi.
Fincantieri akan menyediakan pelatihan sebagai bagian dari kesepakatan, tetapi, sebisa mungkin, Indonesia menginginkan kontraktor pertahanan lokal untuk mendapatkan bagian produksi.
Dalam kesepakatan ini, hal itu tidak terjadi," jelas S. Rajaratnam School of Internationat Studies (RSIS) dalam artikelnya berjudul 'Analysing the Indonesian Navy’s Recent Frigate Procurement: A Pivot Towards Europe?' pada 13 Februari 2025.
Apakah fregat FREMM akan benar-benar dibeli Indonesia? harapannya Fincantieri mau memperbarui proposal penawarannya untuk alih teknologi.*
Posting Komentar untuk " Fincantieri Keberatan Alih Teknologi Fregat Berujung Pembelian FREMM Indonesia Tersendat"