Militer Indonesia Butuh Waktu Tiga Sampai Enam Bulan Pelajari Cara Operasionalkan Kapal Perang
TIMEMOMENTS.COM - Dalam 10-15 tahun kedepan militer Indonesia akan terus memperbanyak kepemilikan kapal perang.
Rinciannya Indonesia hendak meningkatkan jumlah kapal perang miliknya mencapai angka 274 unit.
Angka ini didapat setelah menghitung secara cermat potensi ancaman serta taktik preemptive strike yang diusung militer Indonesia.
Indo Pasifik terutama laut China selatan situasinya semakin menghangat.
Untuk saat ini militer Indonesia memerlukan waktu tiga sampai enam bulan mempelajari dan mengoperasikan sebuah kapal perang.
"Akuisisi aset angkatan laut dari berbagai negara menghadirkan tantangan yang signifikan, karena personel Indonesia harus beradaptasi dengan berbagai sistem persenjataan, sehingga meningkatkan kompleksitas perawatan dan pelatihan.
Menurut Komandan Armada ke-2 TNI AL, dibutuhkan waktu tiga hingga enam bulan bagi personel angkatan laut untuk sepenuhnya menguasai manajemen tempur dan subsistem lainnya di setiap kapal," jelas rsis.edu.sg pada 10 Oktober 2024 dalam artikelnya berjudul 'Challenges Faced in Indonesia’s Naval Modernisation'
Dengan pengalaman bertahun-tahun rasanya tak ada masalah bagi militer Indonesia mempelajari lalu mengoperasikan kapal perang.*
Rinciannya Indonesia hendak meningkatkan jumlah kapal perang miliknya mencapai angka 274 unit.
Angka ini didapat setelah menghitung secara cermat potensi ancaman serta taktik preemptive strike yang diusung militer Indonesia.
Indo Pasifik terutama laut China selatan situasinya semakin menghangat.
Baca Juga : Pengamat Pertahanan Nilai Kondisi Kapal Perang Indonesia Banyak Dimakan Umur Perlu Modernisasi
Agresivitas China di kepulauan Spratly dan Scarborough, Filipina menjadi contoh kenapa Indonesia memperkuat pertahanannya.
Memang Indonesia tak punya gesekkan batas wilayah dengan China namun adanya China Coast Guard (CCG) di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Natuna Utara lain cerita.
China mengklaim sebagian ZEE Natuna Utara, bahkan melayarkan kapal CCG miliknya secara kontinyu ke sana.
ABC Australia pada 30 Oktober 2024 menjelaskan bahwa berlayarnya CCG di Natuna Utara dan tanggapan keras Indonesia menandakan adanya potensi konflik.
Indonesia tak akan berkompromi lebih jauh bila kedaulatannya diganggu oleh pihak lain.
"Indonesia mencoba memberi sinyal kepada China bahwa dalam hal integritas teritorial, itu adalah sesuatu yang benar-benar serius," jelas peneliti Abdul Rahman Yaacob dari program Asia Tenggara di Lowy Institute.
Untuk menetralisir ancaman semacam inilah Indonesia sadar bahwa meningkatan kapasitas angkatan bersenjata satu-satunya jawaban.
Negara sebesar China tak akan mempan dengan nota protes, memperkuat otot militer dan memamerkannya di Natuna Utara baru pesan itu sampai ke mereka.
Untuk itu Indonesia perlu membuat atau membeli kapal perang berkualitas guna meningkatkan kapabilitas operasi tempur laut.
Selain itu penyiapan sumber daya manusia yakni awak kapal juga perlu dilakukan.
Menambah kapal perang berarti juga memperbanyak jumlah awak kapal.
Agresivitas China di kepulauan Spratly dan Scarborough, Filipina menjadi contoh kenapa Indonesia memperkuat pertahanannya.
Memang Indonesia tak punya gesekkan batas wilayah dengan China namun adanya China Coast Guard (CCG) di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Natuna Utara lain cerita.
China mengklaim sebagian ZEE Natuna Utara, bahkan melayarkan kapal CCG miliknya secara kontinyu ke sana.
ABC Australia pada 30 Oktober 2024 menjelaskan bahwa berlayarnya CCG di Natuna Utara dan tanggapan keras Indonesia menandakan adanya potensi konflik.
Indonesia tak akan berkompromi lebih jauh bila kedaulatannya diganggu oleh pihak lain.
"Indonesia mencoba memberi sinyal kepada China bahwa dalam hal integritas teritorial, itu adalah sesuatu yang benar-benar serius," jelas peneliti Abdul Rahman Yaacob dari program Asia Tenggara di Lowy Institute.
Untuk menetralisir ancaman semacam inilah Indonesia sadar bahwa meningkatan kapasitas angkatan bersenjata satu-satunya jawaban.
Negara sebesar China tak akan mempan dengan nota protes, memperkuat otot militer dan memamerkannya di Natuna Utara baru pesan itu sampai ke mereka.
Untuk itu Indonesia perlu membuat atau membeli kapal perang berkualitas guna meningkatkan kapabilitas operasi tempur laut.
Selain itu penyiapan sumber daya manusia yakni awak kapal juga perlu dilakukan.
Menambah kapal perang berarti juga memperbanyak jumlah awak kapal.
![]() |
KRI Brawijaya, kapal perang baru Indonesia |
Untuk saat ini militer Indonesia memerlukan waktu tiga sampai enam bulan mempelajari dan mengoperasikan sebuah kapal perang.
"Akuisisi aset angkatan laut dari berbagai negara menghadirkan tantangan yang signifikan, karena personel Indonesia harus beradaptasi dengan berbagai sistem persenjataan, sehingga meningkatkan kompleksitas perawatan dan pelatihan.
Menurut Komandan Armada ke-2 TNI AL, dibutuhkan waktu tiga hingga enam bulan bagi personel angkatan laut untuk sepenuhnya menguasai manajemen tempur dan subsistem lainnya di setiap kapal," jelas rsis.edu.sg pada 10 Oktober 2024 dalam artikelnya berjudul 'Challenges Faced in Indonesia’s Naval Modernisation'
Dengan pengalaman bertahun-tahun rasanya tak ada masalah bagi militer Indonesia mempelajari lalu mengoperasikan kapal perang.*
Posting Komentar untuk "Militer Indonesia Butuh Waktu Tiga Sampai Enam Bulan Pelajari Cara Operasionalkan Kapal Perang"