Keduanya Bergelar Raja, Intip Perbandingan KRI Brawijaya Vs HTMS Bhumibol Adulyadej

Intip perbandingan KRI Brawijaya dan HTMS Bhumibol Adulyadej


TIMEMOMENTS.COM - Kemarin 4 September 2025 akhirnya KRI Brawijaya tiba di Tanah Air.

KRI Brawijaya tiba setelah Rally panjang dari galangan Fincantieri di La Spezia Italia pada 29 Juli 2025.

Dalam perjalanannya KRI Brawijaya beberapa kali bertemu dengan kapal perang negara lain.

Misal saat di laut Merah mereka bertemu dengan kapal destroyer ITS Ciao Duilio.

Baca Juga : Media Thailand Puji KRI Brawijaya Dinilai Korvet Rasa Fregat dengan Fleksibilitas Tinggi

Kemudian bertemu dengan ENS Tahya Misr di laut Mediterania.

Selain itu ia juga singgah di berbagai negara seperti Mesir, Sri Lanka, hingga Lebanon.

Kedatangan KRI Brawijaya disambut oleh KRI Sultan Thaha Syaifuddin di selat Sunda.

Tampak dalam sebuah video yang diunggah oleh akun instagram @1noov memperlihatkan KRI Brawijaya tengah melaju dalam kecepatan tinggi.

Wajar saja karena ia ditenagai oleh mesin Combination Diesel and Gas (CODAG) GE LM2500 dipadu dengan MTU 20V dan Man GenSets.

Sehingga bisa melaju secepat 31 knot bisa semua kombinasi mesin di atas diaktifkan.

Padahal panjang KRI Brawijaya mencapai 143 meter dengan lebar 16,5 meter.

Tonasenya mencapai 4.994 ton.

Indonesia membeli korvet PPA versi Light+ dimana secara konfigurasi masih di bawah Full.

Meski demikian ia dilengkapi beragam piranti lansiran Leonardo seperti Command Management System SADOC Mk4 yang terhubung dengan radar penjejak SPS-732 hingga dual radar band X/Ka.

Sayangnya KRI Brawijaya belum dipasangi Leonardo AESA 3D Dual Band Radar yang mampu menjejak sasaran lebih baik lagi.

Persenjataannya pun sangat komplit ada meriam Oto Melara Vulcano kaliber 127 mm, lebih besar dari meriam MBT Leopard 2, 120 mm.

Kemudian ada meriam Strales Sovraponte 76 mm dan Oerlikon KBA B06.

Kemudian untuk elemen anti serangan udara ada 8 sel peluncur DCNS Sylver A50 VLS yang berisi rudal Aster 30.

Uniknya sistem peluncur vertikal Sylver mampu menembakkan rudal jelajah Storm Shadow yang biasa dipasang di Rafale.

Juga ada rudal anti kapal permukaan dan torpedo yang nantinya akan diinstal karena belum diputuskan mau memakai jenis apa.

KRI Brawijaya saat ini menjadi flagship TNI AL layaknya HTMS Bhumibol Adulyadej milik Royal Thai Navy (RTN).

HTMS Bhumibol merupakan fregat terbaru Thailand yang dibeli dari DSME Korea Selatan.

Ia mulai bertugas di RTN pada 7 Januari 2019 dengan menempatkan nama dari trah keluarga Raja Thailand Bhumibol Adulyadej.

HTMS Bhumibol Adulyadej

Sebagai kapal kombatan utama RTN, HTMS Bhumibol cukup baik kapabilitasnya.

Dengan panjang 124 meter dan lebar 14,40 meter, dirinya bisa melaju secepat 33,3 knot.

Sebab ia juga memakai CODAG mesin diesel MTU-16V dan GE LM2500 sama seperti KRI Brawijaya.

Untuk piranti sensor dan radar, HTMS Bhumibol mengandalkan Saab.

Misal ada radar Saab Sea Giraffe 4A AESA dan penjejak 3D AMB.

Di sisi persenjataan ada meriam Oto Melara Super Rapid Gun 76 mm, jenis yang sama di Martadinata class Indonesia.

Kemudian ada CIWS Phalanx Blok-1B yang sudah cukup terkenal itu.

Di sisi rudal HTMS Bhumibol boleh dikata 'Amerika banget'

Ia punya rudal RGM-84L Block II, RIM-162 ESSM sebagai elemen pertahan udara hingga RUM-139C ASROC guna memerangi kapal selam.

Juga ada torepdo Mark 54 di kedua sisi kapal.

Jika ditilik dari kualitas sensor dan persenjataan maka KRI Brawijaya dan HTMS Bhumibol Adulyadej cukup seimbang.*







Posting Komentar untuk "Keduanya Bergelar Raja, Intip Perbandingan KRI Brawijaya Vs HTMS Bhumibol Adulyadej"