Super Garuda Shield Indonesia Dinilai Media China Sebagai Operasi Gabungan Aliansi AS
 |
| Super Garuda Shield bangun interoperabilitas |
Dalam gelaran kali ini Super Garuda Shield 2025 bertempat di Pusat Latihan Tempur TNI AD Baturaja, Sumatera Selatan.
Pada Rabu 3 September 2025 menjadi puncak latihan Super Garuda Shield.
Materi latihan puncak ialah melaksanakan serangan gabungan dari negara-negara peserta bertajuk Combined Arms Live Fire Exercise (CALFEX).
Baca Juga : Panglima Komando Indo Pasifik AS Tegaskan Super Garuda Shield Bersama Indonesia Unggulan di Kawasan
CALFEX memperagakan penembakan sistem artileri hingga serangan udara menggunakan helikopter untuk mendukung gerak maju pasukan infanteri.
Latihan seperti ini mempertajam naluri tempur prajurit serta membangun interoperabilitas dengan angkatan bersenjata negara sahabat.
Salah satu aksi serangan udara diperagakan oleh helikopter AH-64 Apache milik Indonesia dan US Army.
Juga melakukan penembakkan artileri gabungan HIMARS dan Astros II TNI AD.
"Personil TNI AD terlibat langsung dalam perencanaan, penentuan sasaran, hingga penembakan eksekusi bersama prajurit US Army.
Setiap prosedur dijalankan sesuai standar operasi gabungan, dengan disiplin tinggi dan mengutamakan faktor keamanan.
Dentuman roket yang menghantam tepat sasaran menjadi bukti kekuatan sekaligus akurasi Alutsista modern ini," lapor Puspen TNI.
Latihan ini memang berguna untuk melatih kerja sama antar negara peserta.
Termasuk mengintegrasikan operasi gabungan di tiga matra.
"Super Garuda Shield 2025 sendiri melibatkan ribuan prajurit dari berbagai negara sahabat dengan skenario operasi gabungan darat, laut, udara, dan siber.
Latihan ini tidak hanya menjadi ajang peningkatan kemampuan teknis, tetapi juga memperkuat kepercayaan dan solidaritas antar bangsa," ungkapnya.
CALFEX memperagakan penembakan sistem artileri hingga serangan udara menggunakan helikopter untuk mendukung gerak maju pasukan infanteri.
Latihan seperti ini mempertajam naluri tempur prajurit serta membangun interoperabilitas dengan angkatan bersenjata negara sahabat.
Salah satu aksi serangan udara diperagakan oleh helikopter AH-64 Apache milik Indonesia dan US Army.
Juga melakukan penembakkan artileri gabungan HIMARS dan Astros II TNI AD.
"Personil TNI AD terlibat langsung dalam perencanaan, penentuan sasaran, hingga penembakan eksekusi bersama prajurit US Army.
Setiap prosedur dijalankan sesuai standar operasi gabungan, dengan disiplin tinggi dan mengutamakan faktor keamanan.
Dentuman roket yang menghantam tepat sasaran menjadi bukti kekuatan sekaligus akurasi Alutsista modern ini," lapor Puspen TNI.
Latihan ini memang berguna untuk melatih kerja sama antar negara peserta.
Termasuk mengintegrasikan operasi gabungan di tiga matra.
"Super Garuda Shield 2025 sendiri melibatkan ribuan prajurit dari berbagai negara sahabat dengan skenario operasi gabungan darat, laut, udara, dan siber.
Latihan ini tidak hanya menjadi ajang peningkatan kemampuan teknis, tetapi juga memperkuat kepercayaan dan solidaritas antar bangsa," ungkapnya.
 |
| HIMARS US Army di Super Garuda Shield 2025 |
Sementara itu media China, guancha.cn dalam artikelnya berjudul 'US Military Briefing After September 3rd Parade: China and US Agree on Combat Concept, but There Are Fundamental Differences in the Ground Forces' pada 4 September 2025 menilai latihan semacam Super Garuda Shield, Balikatan dan Cobra Gold sebagai operasi aliansi AS.
"Faktanya, Angkatan Darat AS secara rutin mengerahkan ribuan tentara ke kawasan Indo-Pasifik untuk latihan militer, termasuk Cobra Gold Thailand, latihan Balikatan dan Saraknib Filipina, Ulchi Freedom Shield Korea Selatan, Super Garuda Shield Indonesia, dan Yama Sakura Jepang.
Latihan-latihan ini bertujuan untuk membangun kemitraan aliansi dan mencakup tugas-tugas seperti logistik gabungan amfibi, pertempuran dekat pantai, manuver pasukan darat, serta pelatihan gabungan artileri dan pertahanan udara," ungkapnya.
Diharapkan di masa mendatang Super Garuda Shield akan terus dilakukan.*
Posting Komentar untuk "Super Garuda Shield Indonesia Dinilai Media China Sebagai Operasi Gabungan Aliansi AS"