China Telah Lama Incar Indonesia Hal Inipun Disebut Dimanfaatkan Indonesia Untuk Memodernisasi Alutsistanya

TIMEMOMENTS.COM - Indonesia terus melakukan diversifikasi persenjataannya dengan sejumlah alutsista baru.

Terbaru Indonesia berencana mendatangkan sejumlah alutsista dari China.

Menurut keterangan EurAsian Times, pada 17 Oktober 2025, Indonesia terus mendiversifikasi pembelian persenjataannya untuk menghindari ketergantungan yang berlebihan pada satu pemasok. 

Strategi pertahanan pragmatis dan non-blok yang tercermin dalam rencana pengadaan Indonesia memberikan fleksibilitas yang cukup besar bagi negara untuk mengupayakan perjanjian militer dengan berbagai mitra.

Sejalan dengan strategi tersebut, Menteri Pertahanan Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, baru-baru ini mengumumkan bahwa Indonesia dapat memperoleh jet tempur J-10 dari Tiongkok.

 "Jet-jet tempur itu akan segera terbang di atas Jakarta," ungkap Sjamsoeddin, tanpa mengungkapkan detail lebih lanjut.

Tak cuma itu saja, sesuai dokumen, termasuk surat dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Indonesia kepada Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang diberikan kepada Janes.

Dengan total pinjaman sebesar  3,1 miliar dollar AS telah disetujui, khususnya untuk pembelian pesawat serba guna J-10B, pesawat serang cepat Houbei, dan rudal antikapal pantai CM-302.

Indonesia kemungkinan juga disebut mengincar 7 kapal perang tipe fregat 053H dari China.

Pengungkapan tersebut, yang dengan cepat mendapat perhatian di berbagai media dan platform sosial.

Memicu perdebatan sengit di antara pengamat pertahanan regional mengenai strategi maritim Jakarta, pengaruh China di Asia Tenggara, dan keseimbangan kekuatan angkatan laut yang berkembang di seluruh Indo-Pasifik.

Modernisasi Alutsista Indonesia dan Pengaruh China.

Menurut Defence Security Asia, kampanye modernisasi angkatan laut Indonesia, yang diintensifkan sejak awal 2020-an, dipandu oleh doktrin Kekuatan Pokok Minimum (MEF), yang berupaya membangun kemampuan pencegahan yang kredibel dan memastikan kontrol maritim di 17.000 pulau Indonesia dan tiga jalur komunikasi laut utama (SLOC).

Doktrin tersebut membayangkan suatu struktur kekuatan bertingkat yang menyeimbangkan aset berteknologi tinggi dan maju dengan platform sekunder yang hemat biaya untuk memastikan kehadiran dan cakupan pengawasan yang berkelanjutan di seluruh kepulauan.

Akuisisi baru-baru ini, seperti dua fregat kelas PPA buatan Italia, KRI Brawijaya (320) dan KRI Prabu Siliwangi (321), merupakan contoh investasi Indonesia dalam kapal perang mutakhir yang mampu melakukan peperangan anti-udara, anti-kapal selam, dan permukaan.

Sejalan dengan ini, kolaborasi Indonesia dengan Turki telah menghasilkan program fregat kelas Istif, sementara pembuat kapal dalam negeri PT PAL Indonesia terus mengembangkan lini Fregat Merah Putih , sebuah inisiatif dalam negeri yang bertujuan untuk memperkuat kemampuan pembuatan kapal lokal dan mengurangi ketergantungan pada pemasok asing.

Dalam konteks ini, potensi penyertaan tujuh fregat Tipe 053H dari China dapat berfungsi sebagai solusi sementara untuk meningkatkan kapasitas patroli dan pelatihan tanpa mengalihkan dana dari program modernisasi kapal induk.

Langkah seperti itu juga akan melengkapi upaya Indonesia untuk mempertahankan kehadiran maritim berkelanjutan di zona-zona dengan ancaman rendah, seperti Laut Jawa dan Selat Makassar.

Dengan mengerahkan kembali kapal fregat dan korvet modernnya ke wilayah-wilayah yang lebih diperebutkan seperti Laut Natuna dan wilayah timur dekat Laut Cina Selatan.

Namun, kemungkinan transfer fregat Tipe 053H akan mencerminkan kebijakan pengadaan pragmatis Indonesia dan dorongan berkelanjutan  Beijing untuk memperluas ekspor pertahanan dan pengaruh maritimnya di Asia Tenggara.

Tiongkok telah lama berupaya memperkuat hubungan pertahanannya dengan Indonesia melalui kombinasi penjualan perangkat keras, pertukaran pelatihan, dan kemitraan industri.

Dalam dua dekade terakhir, Jakarta telah membeli rudal antikapal C-705 dan C-802 buatan China untuk diintegrasikan ke dalam pertahanan pantai dan platform angkatan lautnya, bersama dengan sistem artileri roket dan kerja sama radar terbatas.

Pada tahun 2024, diskusi dilaporkan mencakup potensi transfer teknologi dalam sistem tak berawak dan otomatisasi pembuatan kapal.

Menandakan niat Beijing untuk memposisikan dirinya sebagai mitra pertahanan utama bagi ekspansi maritim Indonesia.

Namun, dinamika ini terjadi di tengah lanskap geopolitik yang rumit yang ditentukan oleh proyeksi kekuatan yang bersaing di Indo-Pasifik.

Indonesia, meskipun mempertahankan kebijakan luar negeri yang tidak berpihak, semakin dituntut untuk menyeimbangkan hubungan antara kekuatan-kekuatan besar.

Terutama karena ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat meningkat terkait Laut Cina Selatan, Taiwan, dan operasi kebebasan navigasi.

Baca Juga : Pengamat Pertahanan Ungkap Indonesia Kesulitan Rawat Jet Tempurnya Tapi Masih Nekat Beli J-10

***


Afif Khoirul M
Afif Khoirul M Saya merupakan penulis di website sejak 2017, sempat menulis di berbagai media seperti Intisari Online dan National Geographic dengan mengikuti berbagai isu terkini.

Posting Komentar untuk " China Telah Lama Incar Indonesia Hal Inipun Disebut Dimanfaatkan Indonesia Untuk Memodernisasi Alutsistanya"