Duo Rudal Maut Supersonik BrahMos dan YJ-12 Bentuk Coastal Defense Modern Indonesia
![]() |
| Duo rudal supersonik BrahMos dan YJ-12 untuk coastal defense modern Indonesia |
Coastal Defense Indonesia akan diisi oleh rudal anti kapal permukaan dengan jarak tembak 280-300 km.
Jarak tembak rudal Coastal Defense ini untuk menekan sejauh mungkin elemen penyerang lawan dari pesisir wilayah Indonesia.
Mempunyai sistem Coastal Defense menguntungkan dalam beberapa hal.
Yakni sistem ini tak bisa ditenggelamkan karena baterai rudal ditempatkan pada sebuah pulau.
Kedua, biaya operasional terjangkau hanya menyediakan baterai rudal dengan awak operator tanpa perlu membangun sebuah kapal perang.
Disamping itu ada kekurangan, sistem ini tak mempunyai mobilitas tinggi.
Padahal dalam peperangan laut modern, mobilitas alutsista poin penting dalam taktik tempur.
Apalagi dengan luas perairan Indonesia seluas 3,25 juta km persegi, dibutuhkan banyak sekali kapal perang untuk menjaganya.
Namun bila memang dengan pembangunan coastal defense, harus dipastikan benar-benar mengeliminasi lawan di kesempatan serangan pertama.
Pertahanan Lapis Kedua
Bila menyimpulkan secara sederhana, sistem coastal defense yang tengah dibangun Indonesia merupakan pertahanan lapis kedua.
Lapis pertahanan pertama ialah armada perang RI dan skadron jet tempur untuk menyongsong musuh di ruang internasional.
Ya, militer Indonesia menyusun doktrin baru yakni preemptive strike, menyerang lawan di perairan internasional.
Task Force AL dan AU lah yang menyerang lawan di luar wilayah NKRI itu.
Bila serangan gagal melumpuhkan sasaran dan lawan masih mampu mendekati wilayah Indonesia maka coastal defense lah yang akan berbicara.
Pada Desember 2023 lalu, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali menjelaskan jika sistem pertahanan pesisir memang digunakan menghalau kekuatan laut lawan.
Juga menghalau serangan pendaratan amfibi musuh di pesisir pantai Indonesia.
Agar serangan lawan tak sampai masuk ke daratan Indonesia.
Meski demikian belum diketahui pangkalan mana yang akan diubah statusnya menjadi coastal defense.
Duo Rudal Supersonik
Sebelumnya para analis dalam maupun luar negeri tak menyangka taktik apa yang akan dilakukan Indonesia ini.
Indonesia benar-benar ingin mewujudkan sistem pertahanan pesisir yang mematikan bagi lawan.
Baru-baru ini Indonesia meneken kesepakatan pembelian rudal supersonik BrahMos buatan DRDO India.
Rudal turunan dari Yakhont buatan NPO Mashinostroyeniya Rusia ini disinyalir segera dioperasikan oleh coastal defense Indonesia.
Sebelum digunakan Indonesia, BrahMos lebih dulu dipakai Filipina.
Filipina menempatkan BrahMos, rudal dengan kecepatan mencapai 3 Mach ini di titik strategis kepulauan Spratly, membuat kapal perang PLAN China berpikir ulang bila mau mengganggunya.
Indonesia yang juga mengoperasikan Yakhont tak akan kesulitan mengintegrasikan BrahMos ke sistem pertahanannya.
![]() |
| BrahMos |
Selain BrahMos, Indonesia sudah sangat dekat dengan rudal anti kapal dan jelajah serang darat YJ-12 Eagle Strike buatan China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC).
YJ-12 yang diincar Indonesia tipe E, varian ekspor.
YJ-12 ditenagai dengan sistem propulsi ramjet yang membuatnya mampu melesat secepat 4 Mach.
Sebetulnya YJ-12 mampu menjangkau lawan sampai jarak 500 km.
Namun varian ekspor cuma dibatasi sampai jarak 280 km.
Keunggulan YJ-12 ialah adanya panduan terminal radar aktif.
Fungsinya kala rudal sudah diluncurkan dan mendadak ada target lain yang lebih diprioritaskan diserang dari sasaran awal, operator bisa mengubah arah trajektori rudal melalui tautan data.
Kemungkinan meleset alias Circular Error Probable (CEP) YJ-12 cukup dekat, cuma 5-7 meter dari sasaran.
Meski meleset sedemikian meter, impact ledakan YJ-12 masih sangat besar untuk menghancurkan lawan.
Harapannya BrahMos dan YJ-12 bakal menjadi taring utama coastal defense modern milik Indonesia.*


Posting Komentar untuk "Duo Rudal Maut Supersonik BrahMos dan YJ-12 Bentuk Coastal Defense Modern Indonesia"