Indonesia Baru Mau Beli Tapi China Berencana Hentikan Produksi J-10 Fokus Membuat J-20

Produksi J-10 akan dihentikan fokus pada J-20


TIMEMOMENTS.COM - Indonesia sudah sangat dekat untuk membeli jet tempur J-10 buatan Chengdu Aircraft Corporation (CAC) China.

Hadirnya J-10 menambah khazanah jet tempur Indonesia.

Bila jadi datang, J-10 akan bahu membahu dengan 'lawannya' yakni Rafale yang ia tembak jatuh di pertempuran India Vs Pakistan.

Namun di Indonesia J-10 dan Rafale diberi tugas mulia, menegaskan penguasaan ruang udara nasional demi tegaknya kedaulatan NKRI.

Baca Juga : Shenyang J-13, Jet Tempur Modern China Lebih Tangguh dari J-10 Namun Batal Diproduksi

Tak ada alasan bagi jet tempur manapun itu bila sudah dibeli militer Indonesia hanya ada satu kata : siap operasional.

Negeri ini tak mau bila jet tempur yang dibelinya masih harus menyesuaikan beradaptasi karena kita tidak tahu kapan perang meletus.

Pembelian J-10 juga menegaskan bahwa Jakarta masih menganut asas Non Blok, Bebas Aktif menjalin kerja sama pertahanan dengan berbagai negara.

Selain itu keberagaman jet tempur menghindari embargo militer yang pernah terjadi di tahun 1995-2005.

Indonesia tak akan pernah lupa dengan embargo militer tersebut, bakal diungkit terus menerus apabila hendak membeli alutsista dari AS agar mendapat jaminan hal serupa tak terjadi kembali di masa kini.

J-10 Opsi Hemat Biaya


Salah satu faktor yang menyebabkan Indonesia membeli J-10 ialah hematnya biaya operasional jet tempur tersebut.

Selain itu harganya relatif terjangkau.

Untuk varian paling canggih yakni J-10C dihargai 60 juta dolar AS atau sekiranya Rp 994 miliar per unit.

Kemudian biaya terbang per jam J-10 lebih murah dari F-16.

Selain itu China berani memberikan jaminan anti embargo militer bagi Indonesia.

Beijing tak peduli J-10 mau dibuat apa oleh Indonesia bahkan untuk menjaga Natuna Utara dari klaim Nine Dash Line pun dipersilahkan.

"J-10 merupakan opsi yang hemat biaya dengan kemampuan deteksi radar yang luar biasa, rudal udara-ke-udara yang kuat, dan secara luas diyakini telah teruji dalam pertempuran," jelas pakar urusan militer China Zhang Junshe dikutip dari Global Times pada 16 Oktober 2025.

Menurut Zhang, Indonesia tak mau menempatkan semua telur di dalam satu keranjang.

Sehingga pembelian J-10 masuk akal bagi strategi pertahanan udara nasional.

Sementara itu Pemerintah China belum membuat pernyataan resmi mengenai pembelian J-10 oleh Indonesia.

China Fokus Produksi J-20

Sampai saat ini CAC sudah berhasil memproduksi total 400 unit J-10 berbagai varian.

Produksi J-10 difokuskan ke seri C dan CE, versi paling canggih jet tempur tersebut.

Namun lini produksi J-10 nampaknya semakin diperkecil volumenya.

PLAAF China merasa sudah cukup dengan J-10 karena mereka masih punya J-11 dan J-16.

Terlebih adanya J-20 dan J-35 mengubah persepsi PLAAF mengenai pertempuran udara modern.

PLAAF menginginkan peningkatan kemampuan skuadron jet tempur siluman termasuk dalam hal kuantitas.

Fokus produksi J-35 dan J-20 pasti dilakukan bahkan sudah digagas sejak lama.

Produksi J-10 ternyata mengurangi bahan baku pembuatan J-20, harus ada yang dikorbankan.

J-10 bakal dihentikan produksinya

"Pada akhirnya, mengingat kekurangan jet tempur canggih di dalam negeri yang signifikan dan ketidakmampuan untuk meningkatkan produksi J-20 secara cepat.

Dalam konteks ini, J-10C, yang awalnya ditujukan sebagai model transisi dan yang akan menekan sumber daya produksi J-20, tentu saja akan menjadi yang pertama dari tiga pesawat tempur terkemuka yang dihentikan dari layanan domestik," jelas situs berbahasa Mandari xinghuozhiku.com dalam artikelnya berjudul 'After exporting 36 J-10CEs, will Chengdu Aircraft Corporation stop production of the J-10C to focus on the J-20?' pada 26 Juni 2022.

Namun J-10 versi C, CE akan terus diproduksi bila ada pesanan ekspor guna memperpanjang nafasnya.

Bila pesanan ekspor mandek walhasil tak akan ada lagi J-10.

Sebab PLAAF tak lagi memesan J-10 sama sekali saat ini karena sudah dijelaskan di awal bahwa mereka cuma mau membentuk skuadron jet tempur siluman baru berkisar di antara J-20 atau J-35.

Dengan hal ini praktis posisi J-10 sudah tergantikan di tubuh PLAAF.

"Dengan hampir tidak ada pesanan domestik untuk J-10C saat itu, mencari pembeli internasional baru adalah satu-satunya cara untuk menjaga lini produksi tetap berjalan.

Akankah Iran, Mesir, dan Aljazair, negara-negara yang dianggap sebagai calon pembeli J-10CE, pada akhirnya memesan sebelum produksi dihentikan?," tanyanya.

Lantas bagaimana pesanan Indonesia akan J-10 versi BD? saat ini Chengdu hanya memproduksi versi C dan CE.*

Seto Ajinugroho
Seto Ajinugroho adalah seorang Wartawan yang berkecimpung di dunia Jurnalisme terutama menggeluti tentang informasi perkembangan teknologi pertahanan nasional dan internasional

Posting Komentar untuk "Indonesia Baru Mau Beli Tapi China Berencana Hentikan Produksi J-10 Fokus Membuat J-20"