Menunggu Reaksi F-15 Eagle II Usai Indonesia Membeli J-10 dari China
![]() |
| F-15 Eagle II bakal memperkuat Indonesia meski sudah beli J-10 |
Dua jet tempur yang sangat berbeda dalam rancang bangun serta kemampuan tempur, F-15 Eagle II itu truk bom, Heavy Fighter sejati berpadu dengan J-10 dengan predikat penembak jatuh Rafale.
Karena memang setelah menembak jatuh Rafale lah nama J-10 meroket mengalahkan popularitas F-15 Eagle II.
Tentunya Indonesia tak menyangka Rafale India bisa jatuh ditembak J-10.
Baca Juga : Indonesia Baru Mau Beli Tapi China Berencana Hentikan Produksi J-10 Fokus Membuat J-20
Tentang F-15 Eagle II, penawaran jet tempur ini sudah dilakukan sejak Februari 2022 lalu.
Defense Security Cooperation Agency alias DSCA yang membidangi penjualan F-15 Eagle II resmi ke Indonesia melontarkan tawaran cukup mahal.
Mereka memasukkan paket komplit F-15 Eagle II sebanyak 36 unit.
Harganya buat kepala Kementerian Keuangan Indonesia lumayan puyeng, mencapai 13,9 miliar dolar AS atau Rp 199,3 triliun.
Tawar Menawar
Karena harganya amat tinggi, Indonesia tak terlalu bernafsu mendatangkan sesegera mungkin F-15 Eagle II.
Bahkan Indonesia pada Agustus 2023 meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan Boeing menyikapi pembelian F-15 Eagle II.
Indonesia menawar harga F-15 menjadi Rp 1,2 triliun per unit.
Juga menurunkan jumlah pembelian menjadi 24 unit yang berarti ada niatan Indonesia membentuk dua skadron tempur baru berisikan F-15 Eagle II.
Meski demikian Kementerian Pertahanan Indonesia belum merinci lebih lanjut total dana yang akan dikeluarkan untuk 24 unit F-15.
Selain itu juga belum diketahui kelengkapan apa saja yang didapat Indonesia dengan paket ini.
Seperti diketahui bahwasanya proses pembelian F-15 semakin lambat.
Kemungkinan terbesar karena Presiden Donald Trump menaikkan tarif impor dari Indonesia sebesar 19 persen.
Jakarta tentu tak sudi terlalu terbuka mengenai pembelian F-15 sampai benar-benar ada keuntungan nyata yang didapat dari akuisisi ini.
Menunggu Respon AS
Justru yang paling dinanti dari pembelian J-10 oleh Indonesia ialah respon Pemerintah AS.
Menurut AS, Indonesia berkelit terus menerus menyoal F-15 Eagle II, namun ringan tangan membayar J-10.
Apakah ini merupakan taktik sengaja mengulur waktu bahwa Indonesia tak butuh-butuh amat F-15 Eagle II?
Atau ini murni sikap Non Blok Indonesia tak mau bergantung pada alutsista blok Barat saja.
Tentang F-15 Eagle II, penawaran jet tempur ini sudah dilakukan sejak Februari 2022 lalu.
Defense Security Cooperation Agency alias DSCA yang membidangi penjualan F-15 Eagle II resmi ke Indonesia melontarkan tawaran cukup mahal.
Mereka memasukkan paket komplit F-15 Eagle II sebanyak 36 unit.
Harganya buat kepala Kementerian Keuangan Indonesia lumayan puyeng, mencapai 13,9 miliar dolar AS atau Rp 199,3 triliun.
Tawar Menawar
Karena harganya amat tinggi, Indonesia tak terlalu bernafsu mendatangkan sesegera mungkin F-15 Eagle II.
Bahkan Indonesia pada Agustus 2023 meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan Boeing menyikapi pembelian F-15 Eagle II.
Indonesia menawar harga F-15 menjadi Rp 1,2 triliun per unit.
Juga menurunkan jumlah pembelian menjadi 24 unit yang berarti ada niatan Indonesia membentuk dua skadron tempur baru berisikan F-15 Eagle II.
Meski demikian Kementerian Pertahanan Indonesia belum merinci lebih lanjut total dana yang akan dikeluarkan untuk 24 unit F-15.
Selain itu juga belum diketahui kelengkapan apa saja yang didapat Indonesia dengan paket ini.
Seperti diketahui bahwasanya proses pembelian F-15 semakin lambat.
Kemungkinan terbesar karena Presiden Donald Trump menaikkan tarif impor dari Indonesia sebesar 19 persen.
Jakarta tentu tak sudi terlalu terbuka mengenai pembelian F-15 sampai benar-benar ada keuntungan nyata yang didapat dari akuisisi ini.
Menunggu Respon AS
Justru yang paling dinanti dari pembelian J-10 oleh Indonesia ialah respon Pemerintah AS.
Menurut AS, Indonesia berkelit terus menerus menyoal F-15 Eagle II, namun ringan tangan membayar J-10.
Apakah ini merupakan taktik sengaja mengulur waktu bahwa Indonesia tak butuh-butuh amat F-15 Eagle II?
Atau ini murni sikap Non Blok Indonesia tak mau bergantung pada alutsista blok Barat saja.
![]() |
| MoU antara Pemerintah Indonesia dan Boeing menyoal rencana pembelian F-15 Eagle II (foto : Kemhan RI) |
Selain itu AS hanya mau menjual F-15 Eagle II ke negara-negara tertentu.
Pasalnya F-15 lambang supremasi USAF pernah pada pemerintahan Presiden Carter ia dilarang diekspor secara sembarangan.
Hanya Israel, Jepang dan Australia yang saat itu diperbolehkan mengoperasikan F-15.
Berakhirnya Perang Dingin dan lahirnya F-35 membuat pembatasan ekspor F-15 longgar.
"Negara-negara seperti Indonesia dan Polandia juga dianggap sebagai operator potensial F-15 Eagle II," jelas Simple Flying pada 8 Juli 2025.
Dari sini bisa ditegaskan bahwa meski Indonesia membeli J-10, AS bakal terus menyodorkan F-15 Eagle II, ini lebih dari sebuah jual beli tapi sebagai tolok ukur sejauh mana Washington menegaskan niatnya pada Free and Open Indo Pacific.*


Posting Komentar untuk "Menunggu Reaksi F-15 Eagle II Usai Indonesia Membeli J-10 dari China"