Jakarta Tanpa Senjata Nuklir Bikin Pilot Rafale TNI AU Kehilangan 1 Fase Pendidikan Meski Kurikulumnya Mirip Prancis
![]() |
Jakarta Tanpa Senjata Nuklir Bikin Pilot Rafale TNI AU Kehilangan 1 Fase Pendidikan Meski Kurikulumnya Mirip Prancis (TNI AU) |
TIMEMOMENTS.COM- Jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation Prancis yang akan diterima Indonesia pada awal tahun 2026 membuat TNI AU bersiap untuk mengoperasikannya.
Indonesia memesan 42 Rafale F4 dari Dassault Aviation pada Februari 2022 senilai USD 8,1 miliar.
Konfigurasinya mencakup 30 pesawat berkursi tunggal (Rafale A) dan 12 pesawat berkursi ganda (Rafale B).
Dikutip Timemoments.com dari Avion Chasse edisi 14 Agustus 2025, Rafale pesanan Indonesia nantinya akan dikirim dalam tiga segmen pengiriman.
"Pengiriman awal enam pesawat, diikuti oleh dua tahap yang masing-masing terdiri dari delapan belas pesawat.
Pengiriman pertama diperkirakan akan dilakukan pada awal 2026 , sehingga armada dapat beroperasi secara bertahap," lapor media independen Prancis.
Empat pilot dan dua belas teknisi Indonesia dialporkan sedang menjalani program pelatihan di Prancis.
"Kurikulumnya menggabungkan teori, simulator, kerja di hanggar, dan penerbangan misi penuh.
Pelatihan ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Binggi Nobel.
Operasi praktik dimulai di pangkalan Saint-Dizier pada 20 Agustus dan berlanjut hingga 2025.
Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan komisioning perangkat yang cepat dan operasional.
Pendekatan ini mencerminkan strategi peningkatan kapasitas yang terstruktur," terang Avion Chasse.
Pendidikan pilot TNI AU di Prancis tak cuma agar Indonesia bisa mengoperasikan Rafale.
"Pelatihan di Prancis memenuhi beberapa persyaratan: memastikan pemeliharaan, menguasai rutinitas logistik, dan menjamin integritas operasional Rafale.
Keterampilan ini penting untuk komisioning yang efektif: pelatihan teknis teknisi di bidang avionik , sistem persenjataan, pemeliharaan terpadu , dan dukungan lapangan.
Bagi para pilot, penguasaan sistem, simulator, dan penerbangan di dunia nyata berkontribusi pada transisi yang lancar.
Persiapan ini memastikan skuadron pertama dapat beroperasi tanpa penundaan yang berlebihan," terang media Prancis itu.
Empat penerbang tempur TNI Angkatan Udara yang tergabung dalam Pilot Training Batch 1 dilaporkan TNI AU lewat unggahan akun Instagramnya pada 25 September 2025 berhasil terbang solo menggunakan pesawat tempur Rafale di Escadron de Transformation Rafale (ETR) 3/4 Aquitaine, Base AƩrienne 113, Saint-Dizier, Prancis.
"Keempat penerbang tersebut adalah Letkol Pnb Binggi Nobel, M.S.S., Mayor Pnb Eri Nasrul Mahlidar, Mayor Pnb Arie Prasetyo, dan Mayor Pnb Yusuf Atmaraga.
Seluruhnya telah berhasil terbang solo secara bertahap hingga 19 September 2025.
Keberhasilan ini menjadi pencapaian penting dalam rangkaian Pilot Training Batch 1 sekaligus menandai kesiapan personel TNI AU dalam mengoperasikan Rafale sebelum pesawat tersebut resmi memperkuat pertahanan udara Indonesia.
Capaian tersebut juga didukung oleh upaya TNI AU menyiapkan infrastruktur di tanah air.
Sejalan dengan program pelatihan di Prancis, pembangunan fasilitas Rafale di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, terus dimatangkan, mulai dari hanggar, area pemeliharaan, hingga training center, sehingga diharapkan dapat menunjang operasional Rafale ketika tiba di Indonesia.
Kehadiran pesawat tempur Rafale diharapkan tidak hanya meningkatkan kemampuan tempur, tetapi juga memperkuat sistem pertahanan udara nasional secara keseluruhan," terang TNI AU seperti dikutip Timemoments.com.
Penerbangan solo jet tempur Rafale oleh pilot TNI AU menjadi tonggak sejarah penting bagi Indonesia.
Apalagi pendidikan pilot Rafale TNI AU terbilang tak mudah.
Meski memiliki kurikulum seperti pilot Prancis, tapi rupanya Indonesia tak menerima semua fase pelatihan secara utuh.
"Pilot Indonesia memiliki kurikulum yang dimodelkan seperti pilot Prancis, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Kurikulumnya tidak diringankan, melainkan diseimbangkan sesuai klausul kontrak penjualan pesawat tempur.
Misalnya, fase pelatihan terkait penangkalan nuklir telah dihapus, karena Jakarta tidak memiliki senjata nuklir," lapor media Prancis lainnya, Avions Legendaires edisi 26 September 2025 seperti dikutip Timemoments.com.
![]() |
Jakarta Tanpa Senjata Nuklir Bikin Pilot Rafale TNI AU Kehilangan 1 Fase Pendidikan Meski Kurikulumnya Mirip Prancis (TNI AU) |
Tapi hal ini tak memudarkan semanat belajar tim yang dikirim TNI AU.
"Sementara para mekanik mengasah pengetahuan mereka tentang Rafale di lapangan, para pilot berlatih untuk menguasainya.
Ini melibatkan kursus teori dan berjam-jam waktu simulasi penerbangan.
Dan tentu saja, pada suatu saat, mereka harus terbang, itulah sebabnya mereka naik ke kursi belakang Rafale B… dan terkadang kursi depan!
Pesawat tandem dua tempat duduk ini adalah tunggangan Aquitaine, karena fungsinya sebagai pesawat latihan," jelas media Prancis itu.
TNI AU mengirimkan sejumlah penerbang dan teknisi untuk mempelajari jet tempur Rafale di Prancis dalam beberapa bulan belakangan.
![]() |
Jakarta Tanpa Senjata Nuklir Bikin Pilot Rafale TNI AU Kehilangan 1 Fase Pendidikan Meski Kurikulumnya Mirip Prancis (TNI AU) |
Dikutip Timemoments.com dari unggahan akun Instagram resmi TNI AU pada 11 Agustus 2025, program pelatihan pilot ini diikuti oleh 16 personel pilihan, terdiri dari 4 penerbang dan 12 teknisi, yang seluruhnya berada dalam kondisi sehat dan siap melaksanakan seluruh tahapan pelatihan.
Tim pelatihan batch 1 ini dipimpin oleh Kasiopslat Disops Lanud Supadio Letkol Pnb Binggi Nobel, M.S.S., selaku Ketua Tim.
"Pelatihan ini menjadi bagian dari langkah strategis TNI AU dalam membangun sumber daya manusia yang adaptif, modern, profesional, unggul, dan humanis.
Kegiatan ini juga selaras dengan salah satu program prioritas TNI AU, yaitu modernisasi alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam), guna memperkuat daya tangkal udara nasional.
Upaya ini sekaligus menegaskan kesiapan Indonesia menghadapi spektrum ancaman modern yang menuntut kecepatan adaptasi, penguasaan teknologi mutakhir, dan integrasi kemampuan tempur.
Dalam kerangka tersebut, para teknisi mempelajari materi umum dan spesialisasi sesuai bidang masing-masing, yaitu Vector, Avionic, dan Armament.
Pembelajaran dilakukan di kelas dan hangar, dilanjutkan dengan on the job training di skadron operasional di Prancis.
Sementara itu, para penerbang memperdalam teori sistem dan prosedur pengoperasian Rafale sebelum melaksanakan tahapan simulator dan bina terbang.
Mulai 20 Agustus mendatang, para penerbang dijadwalkan melanjutkan pelatihan di Pangkalan Udara Saint-Dizier hingga Desember, untuk menguasai simulasi misi dan latihan terbang secara penuh.
Tahapan ini menjadi kunci memastikan kemampuan tempur yang optimal saat Rafale resmi memperkuat pertahanan udara Indonesia.
Dengan persiapan yang terukur dan terintegrasi, TNI AU menegaskan komitmennya membangun kekuatan udara yang modern, ditopang oleh personel unggul yang siap mengoperasikan alutsista generasi terbaru demi menjaga kedaulatan wilayah udara nasional," terang TNI AU dalam unggahannya kala itu.
***
Posting Komentar untuk "Jakarta Tanpa Senjata Nuklir Bikin Pilot Rafale TNI AU Kehilangan 1 Fase Pendidikan Meski Kurikulumnya Mirip Prancis"