Militer Indonesia Ingin Bangun Armada Kapal Selam yang Mampu Blokade Selat Malaka

Armada kapal selam Indonesia (foto : TNI AL)


TIMEMOMENTS.com - Sangat penting bagi Indonesia memiliki armada kapal selam yang mumpuni.

Dengan armada kapal selam modern, militer Indonesia dapat berbuat banyak bila dihadapkan pada sebuah ancaman.

Apalagi di Asia mulai terjadi perlombaan senjata termasuk lini kapal selam.

Korea Selatan mulai mengoperasikan KSS-III Dosan Ahn Changho class yang mampu menembakkan rudal jelajah.

Baca Juga : Mantan Presiden China Hu Jintao Beberkan Indonesia Pegang 'Senjata Rahasia' untuk Lumpuhkan Negaranya

Jepang juga semakin memperkuat armada kapal selamnya dengan Taigei class.

Taigei meski diesel elektrik namun ia punya kecanggihan baterai Lithium-ion yang mampu membuatnya menyelam lebih lama.

Sehingga serasa mempunyai kapal selam nuklir.

Kemudian, China.

Ya, jika berbicara mengenai China, negeri Tirai Bambu ini merupakan negara pemilik armada kapal selam terbanyak dan terkuat di Asia secara teori.

China mempunyai sekitar 65 unit kapal selam.

Mereka punya kapal selam nuklir yakni Jin class, Xia class, Shang class dan Han class.

China memperbesar kemampuan armada kapal selam miliknya bukan tanpa sebab.

Klaim Nine Dash Line yang mereka gelorakan mengundang penolakan dari Asia Tenggara.

Bukan cuma itu klaim tersebut juga mengancam eksistensi AS di Indo Pasifik.

PLAN China menargetkan bahwa mereka mesti mengamankan jalur perdagangan yang menopang perekonomiannya.

Jalur perdagangan ini dikenal dengan mama Belt and Road Initiative (BRI).

Pemerintah China 1000 persen bakal mempertahankan BRI mati-matian.

BRI dibagi menjadi dua bagian, yakni jalur Sutera yang melewati darat mirip seperti perdagangan Tiongkok di masa kuno.

Lalu BRI yang melewati laut.

Dua jalur ini nantinya bisa terhubung atau bertemu di Kolkata, India dan Teheran, Iran.

Perairan Indonesia dilewati oleh BRI laut yang berasal dari lima kota besar di China yakni Haikou, Zhanjiang, Guangzhou, Quanzhou dan Fuzhou.

Kapal dagang China nantinya melewati Natuna dan Selat Malaka.

BRI akan berakhir di kota Roterrdam, Belanda.

Presiden ke-6 China, Hu Jintao pada 2003 mengemukakan pernyataan yang amat penting dicermati.

Ia berkata bahwa ada satu ancaman yang membuat BRI atau One Belt One Road (OBOR) gagal, menyebabkan 30 persen perekonomian China lumpuh.

Hu menjulukinya 'Dilema Malaka'

Dilema Malaka ialah di saat Indonesia tengah marah maka angkatan bersenjata republik bisa menutup akses jalur pelayaran ini.

Paling gawat bagi China, 80 persen impor minyak mentahnya melewati selat Malaka.

Ditutupnya selat ini oleh Indonesia menimbulkan masalah serius bagi kesiapan tempur People's Liberation Army (PLA) China.

Bayangkan ratusan jet tempur dan kapal perang China bertenaga konvensional tak punya bahan bakar buat beroperasi.

Bisa diibaratkan seperti Singa buas namun tak punya kaki buat berlari, menerkam atau menghindar dari serangan musuh.

Belt and Road Initiative China

Dan akhirnya Indonesia menyadari keunggulan taktis ini, makanya memperbesar armada kapal selam untuk memblokade selat Malaka apabila keadaan mengharuskan demikian.

"Pembangunan kekuatan kapal selam Indonesia dilaksanakan berdasarkan beberapa analisis, coverage area pada area operasi kapal selam pada corong strategis dan employment cycle. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan area operasi kapal selam meliputi kedalaman laut, traffic dencity, konflik regional (pengembangan lingkungan strategis) dan analisis ancaman.

Negara China merupakan operator kapal selam terbesar di Asia Pasifik, pengerahan kekuatan kapal
selamnya untuk mengamankan jalur transportasi dan logistik lautnya dari Afrika dan Asia Barat melewati Samudera Hindia, dengan potensi penutupan akses Selat Malaka jika eskalasi konflik meningkat, maka China harus mengantisipasi rute alternatif (Perairan Teritorial Indonesia)," jelas majalah Ghora Wira Madya Jala Koarmada II berjudul Satsel edisi 2, September 2024.

Selain selat Malaka, China punya kepentingan menjaga jalur perdagangannya di selat Sunda dan selat Lombok.

Tak ada alasan bagi Indonesia bila tidak memperkuat armada kapal selam, harus ditingkatkan kualitasnya dari tenaga konvensional menjadi nuklir.*
Seto Ajinugroho
Seto Ajinugroho adalah seorang Wartawan yang berkecimpung di dunia Jurnalisme terutama menggeluti tentang informasi perkembangan teknologi pertahanan nasional dan internasional

Posting Komentar untuk " Militer Indonesia Ingin Bangun Armada Kapal Selam yang Mampu Blokade Selat Malaka"