Korsel Salah Mengira Indonesia Hanya Akan Membeli KF-21 Boramae Sejumlah 10 Unit Saja


TIMEMOMENTS.COM - KF-21 Boramae merupakan jet tempur yang dibangun oleh Indonesia dengan Korea Selatan.

Seiring perkembangannya, jet tempur buatan Korsel tersebut telah mendekati akhir dari produksinya.

Minat dan potensi ekspornya dikatakan juga semakin meningkat.

Namun, sebuah laporan mengungkapkan rencana pembelian Indonesia yang disebut tak sesuai dengan kesepakatan awal.

Menurut Bizhankook, pada 15 September 2025, memaparkan bahwa, muncul laporan yang mengklaim bahwa Indonesia, yang baru-baru ini menandatangani nota kesepahaman (MOU) untuk membeli 48 unit KF-21.

Dilaporkan hanya akan membeli 10 unit, yang seringkali dikaitkan dengan para ahli Indonesia. 

Namun, setelah diverifikasi langsung, hal ini tampaknya tidak benar.

Pakar pertahanan Indonesia, Alman Helvas Ali, menulis artikel berjudul "Menanti Kelanjutan Program Jet Tempur KF-21 (Menunggu Kelanjutan Program Pesawat Tempur KF-21)”.

 Artikel tersebut, yang dipublikasikan ke Korea, mengklaim bahwa Indonesia akan mengingkari janjinya untuk membeli 48 pesawat dan hanya membeli sekitar 10 unit.

 Dengan kata lain, dari kontribusi biaya pengembangan sebesar 1,6 triliun won yang harus dibayarkan hingga tahun 2026, Indonesia hanya akan membayar 600 miliar won dan membeli KF-21 dengan anggaran 1 triliun won yang telah dikurangi. 

Karena satu unit KF-21 berharga sekitar 100 miliar won, ini berarti Indonesia akan membeli sekitar 10 unit pesawat.

Terungkap pula bahwa lembaga-lembaga terkait gagal menanggapi permintaan pengembangan bersama, pemasaran bersama, dan pasokan prototipe kelima untuk KF-21 Blok 3 secara memadai. 

Jika benar, ini merupakan kesalahan serius dari Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) dan Industri Dirgantara Korea (KAI), kontraktor utama proyek tersebut. 

Laporan tersebut memang memicu protes luas dari netizen.

Namun, verifikasi media Korsel tersebut menunjukkan bahwa hal ini tidak benar. 

Artikel berbahasa Indonesia yang dimaksud tidak memuat informasi tersebut. Judul berita, "Menunggu Kelanjutan Program Pesawat Tempur KF-21", tidak menyebutkan persyaratan untuk membeli lebih dari 10 unit KF-21.

 Lebih lanjut, pakar yang menulis artikel tersebut, Alman Helbal Ali, adalah perwakilan Indonesia untuk IHS Janes, layanan analisis militer terbesar di dunia.

Serta penyedia layanan konsultasi profesional. Ia tidak terburu-buru membuat klaim atau berita yang provokatif.

Apa yang terjadi? menurut media Korsel dalam wawancara email langsung dengan Alman Helvas Ali, penulis artikel tersebut, untuk mengklarifikasi fakta dan kesalahpahaman. 

Alman akhirnya menyatakan kekhawatirannya bahwa kesalahpahaman muncul selama proses penerjemahan ke Bahasa Indonesia, dan bahwa konten yang tidak terkait dengan artikel dan pandangannya sendiri telah disebarluaskan di Korea.

Alman menentang pengurangan kontribusi Indonesia terhadap biaya pengembangan KF-21. Ia berpendapat bahwa negosiasi tidak seharusnya berakhir dengan pembayaran 600 miliar won pada tahun 2026, melainkan sisa 1 triliun won harus dibayarkan kepada Korea, meskipun terlambat. 

Namun, ia berpendapat bahwa dengan persetujuan Korea selama proses negosiasi, sisa 1 triliun won tersebut dapat dialihkan untuk pembelian KF-21 Indonesia.

Lebih lanjut, Alman tidak pernah menyebutkan bahwa Indonesia hanya akan membayar 1 triliun won untuk pembelian KF-21, dan ia menyatakan sikap positif terhadap pembelian 48 unit KF-21 oleh Indonesia. 

Ia menyatakan bahwa ia hanya menyarankan agar "biaya pengembangan 1 triliun won yang dikurangi" digunakan sebagai bagian dari "anggaran pembelian KF-21 Indonesia," dan tidak pernah mengatakan bahwa "Indonesia hanya akan membeli 10 unit KF-21."

Namun, Alman menyarankan bahwa pembelian 48 unit KF-21 (produksi berlisensi) oleh Indonesia memerlukan kontrak formal, karena nota kesepahaman (MOU) tidak memiliki kekuatan mengikat. Ia juga mendesak Korea Selatan dan Indonesia untuk memastikan negosiasi yang lancar selama proses ini.

 Ia bahkan menyarankan agar Korea Selatan berupaya mengamankan komitmen pembelian 48 unit KF-21 ketika Presiden Indonesia Subianto dan Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung bertemu di KTT APEC di Gyeongju pada akhir Oktober.

Dengan kata lain, pakar militer Indonesia, Alman, adalah pendukung setia pembelian KF-21 di Indonesia, dan sosok yang menentang opini publik yang negatif. 

Karena kesalahan penerjemahan, disalahartikan sebagai pendukung pengurangan KF-21. 

Meskipun dapat dikatakan bahwa Alman menulis email tersebut secara keliru, mengingat artikelnya merupakan sumber berita terbaru tentang pembelian 10 KF-21,, akan sulit bagi pihak yang bersangkutan untuk membantahnya secara logis.

Baca Juga : KF-21 Boramae Punya Teknologi yang Bikin AS Kaget Karena Baru Dikembangkan Negara Adidaya Tersebut

***

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M Saya merupakan penulis di website sejak 2017, sempat menulis di berbagai media seperti Intisari Online dan National Geographic dengan mengikuti berbagai isu terkini.

Posting Komentar untuk "Korsel Salah Mengira Indonesia Hanya Akan Membeli KF-21 Boramae Sejumlah 10 Unit Saja"