Media China Khawatir Indonesia Gerogoti Sebagian Besar Armada Perang PLAN Lalu Bentuk Gugus Tempur Laut Kuat

KRI Silas Papare melakukan pengawasan dan pengamanan kepada kapal perang PLAN China (foto : Puspen TNI)


TIMEMOMENTS.COM - Sebetulnya modernisasi militer Indonesia membeli sebagian kapal perang dari People's Liberation Army Navy (PLAN) kurang tepat bila yang diakuisisi fregat Type 053H3 Jiangwei II class.

Level angkatan bersenjata Indonesia harus ditingkatkan kalau bisa setanding dengan PLAN China.

Namun bila arah modernisasi alutsista hanya mengakuisisi kapal perang bekas seperti Type 053H3 dirasa kurang tepat.

Alasannya kawasan Indo Pasifik merupakan arena adu kekuatan militer dan gengsi setiap negara yang berkepentingan di sana.

Baca JugaMedia China Justru Kabarkan Indonesia Mengincar Fregat Type 054 Jiangkai I Class

PLAN tahu mereka tak bisa terus menerus mengandalkan kapal perang tua yang teknologinya obsolete bila ingin menyaingi US Navy.

PLAN terus menerus berinovasi bagaimana taktik peperangan laut modern dijalankan, Blue Water Navy memang harus seperti ini.

Jadi, bagi negara terdampak klaim Nine Dash Line tak ada pengulangan bila penguatan angkatan bersenjatanya salah arah dengan membeli alutsista yang tak modern, ia bakal kalah sebelum perang selesai.

Armada PLAN Terkuat di Dunia

Status World Class Navy memang pantas disematkan kepada PLAN, Voyenno-morskoy flot Rossiyskoy Federatsii, US Navy, Marina Militare, Marina Nationale, JMSDF, Royal Navy, Armada hingga Indian Navy.

Mereka mendapat status World Class Navy bukan klaim diri sendiri melainkan pengakuan dari negara lain.

Status ini didapat atas ketelatenan mereka membangun industri pertahanan secara komprehensif, bertahap selama puluhan tahun.

Tak ada cap World Class Navy bagi sebuah angkatan laut bila rudal anti kapal saja masih impor.

PLAN mendapatkan kehormatan menjadi angkatan laut terkuat di dunia saat ini.

Siapa yang mengakui? ialah calon lawannya US Navy.

Angkatan laut AS itu menempatkan PLAN sebagai lawan yang harus diwaspadai menggeser Rusia saat ini.

Meski US Navy sendiri masih yakin bisa mengalahkan PLAN bila pertempuran laut meletus.

"China jauh melampaui semua pesaing angkatan laut sebelumnya, kecuali Amerika Serikat.

Meskipun kemampuan laut PLAN mengesankan jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, Angkatan Laut AS masih mengungguli PLAN untuk saat ini," jelas US Naval Institute pada Februari 2020.

Masalahnya PLAN berbeda dengan Kaigun era Kekaisaran Jepang pada Perang Pasifik.

Bila Jepang saat itu berperang dengan AS tak mempunyai industri pertahanan kuat, China sebaliknya.

Industri pertahanan China bisa dibilang setara dengan AS, membuatnya lebih sulit dikalahkan dalam pertempuran nyata.

Masih menurut US Naval Institute, Presiden China Xi Jinping menyampaikan dalam pidatonya bahwa pada 2035 PLAN harus bisa memenangi segala pertempuran siapa pun lawannya.

Artinya saat ini tinggal 10 tahun lagi jika sesuai rencana kita akan melihat postur sesungguhnya dari angkatan laut China.

Menurut perkiraan, PLAN akan membagi armadanya menjadidua Gugus Tempur Laut utama.

Armada pertama terdiri dari 144 buah kapal perang berbagai jenis untuk operasi pertahanan Tanah Air.

Ke-144 kapal perang ini tak boleh diikutkan dalam armada ofensif yang berperang di laut lepas, mereka hanya berkutat pada strategi defensif.

Armada perang PLAN China berlatih di Indo Pasifik

Sisanya yakni 258 unit kapal perang termasuk kapal selam nuklir dan kapal induk untuk armada ofensif yang bertugas bertempur di lautan lepas.

Armada ofensif inilah menghardik negara-negara lain yang dinilai tak sejalan dengan politik luar negeri Beijing.

Total PLAN akan mengoperasikan 435 kapal perang di tahun 2035, terbanyak di dunia.

Anomali Itu Bernama Indonesia

Setiap rencana yang sudah disusun matang PLAN mencakup berbagai jenis ancaman yang diprediksi akan menghadang.

Tentu rencana ini termasuk cara menanggulangi berbagai perang multidimensi melawan Sekutu.

Namun tetap saja dalam sebuah rencana matang, tersusun ada kemungkinan hadirnya Factor X, sebuah anomali yang mendadak merusak tatanan.

Ya, Indonesia bisa menjadi anomali menghadang kekuatan besar PLAN dengan arah modernisasi angkatan bersenjatanya asalkan tepat sasaran.

Malahan media China yakni military.china.com dalam artikelnya berjudul 'Does Indonesia want to buy Chinese frigates? The Navy's wish list revealed' pada 23 Oktober 2025 menjelaskan bahwa Jakarta sudah menyampaikan daftar keinginan pembelian alutsista kepada Beijing.

Meski membeli kapal perang bekas pakai dari PLAN, media tersebut khawatir Indonesia menggerogoti kemampuan tempurnya dari dalam.

"Daftar tersebut mencakup beragam peralatan China, termasuk 28 kapal rudal Tipe 022, 7 fregat rudal Type 053H3, 3 kapal selam Tipe 039A, jet tempur J-10, dan pesawat nirawak Rainbow-4.

Daftar keinginan ini masuk akal sekaligus berlebihan. Kelirunya terletak pada kenyataan bahwa jika semua peralatan dikirimkan, Angkatan Laut Indonesia akan setara dengan membeli seluruh armada dari China.

Rasionalitasnya terletak pada kenyataan bahwa sebagian besar peralatan yang ingin diperoleh Angkatan Laut Indonesia terdiri dari peralatan China lama yang telah beroperasi selama bertahun-tahun atau peralatan tempur non-garis depan.

Peralatan-peralatan ini masih kompetitif dalam hal kinerja dan harganya terjangkau," resahnya.

Dari sini bisa ditarik kesimpulan sederhana bahwa PLAN sebetulnya mewaspadai transformasi militer Indonesia di masa depan.

Harusnya pemerintah Indonesia mengakuisisi lebih banyak kapal perang canggih dari Eropa semisal FREMM plus Belharra class dalam jumlah relatif banyak dibarengi penambahan kapal selam berteknologi AIP maka menghadang laju PLAN di ZEE Natuna Utara semakin mudah.*

































Seto Ajinugroho
Seto Ajinugroho adalah seorang Wartawan yang berkecimpung di dunia Jurnalisme terutama menggeluti tentang informasi perkembangan teknologi pertahanan nasional dan internasional

Posting Komentar untuk "Media China Khawatir Indonesia Gerogoti Sebagian Besar Armada Perang PLAN Lalu Bentuk Gugus Tempur Laut Kuat"