Militer Indonesia Targetkan Pembentukan 20 Skadron Tempur Jaga Penguasaan Ruang Udara Nasional

Militer Indonesia butuh pembentukan 20 skadron tempur (foto : TNI AU)


TIMEMOMENTS.COM - Militer Indonesia membutuhkan lebih banyak jet tempur saat ini.

Kesempatan untuk mengoperasikan 66 unit Rafale tak boleh dilewatkan begitu saja.

Rafale mengawali kiprah terbaru militer Indonesia dalam persiapannya mencapai target pembentukan 20 skadron tempur demi mengawal ruang udara nasional.

Seperti diketahui Rafale digunakan untuk menggantikan Hawk 109 dan 209.

Baca Juga : Prancis Jamin Rafale Indonesia Aman dari Embargo Militer

Jet tempur Hawk harus segera dipensiunkan karena kelangkaan suku cadang.

Jika terus dioperasikan malah membebani anggaran karena harga suku cadang yang langka semakin mahal.

Selain itu pengganti F-5 Tiger II juga belum datang yakni Su-35.

Kemudian ada kans Indonesia mendapat 1 skadron tempur J-10.

Padahal J-10 awalnya tak masuk rencana pengadaan jet tempur Indonesia.

Saat ini Indonesia total 17 skadron udara.

Namun tak semuanya skadron tempur karena ada angkut pasukan, intai, helikopter dan VVIP.

Sementara untuk skadron tempur ialah di bawah ini :

1. Skadron Udara 12


Skadron Udara 12 berada di pangkalan udara Pekanbaru dengan mengoperasikan Hawk 109 dan 209.

2. Skadron Udara 1

Skadron ini bermarkas di Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat yang mengoperasikan Hawk 109 dan 209.

Dua skadron inilah yang nantinya digantikan oleh Rafale.

3. Skadron Udara 3 Elang Biru

Memakai nama Elang Biru berarti skadron ini mengoperasikan F-16.

Markasnya berada di lanud Iswahjudi Maospati, Magetan, Jawa Timur.

4. Skadron Udara 14

Sama seperti Skadron Udara 3, Ska 14 berada di lanud Iswahjudi dengan alutsista utama F-5 Tiger II.

Namun jet tempur ini sudah dipensiunkan menunggu pengganti yang harusnya Su-35.

5. Skadron Udara 15 Team Jupiter

Skadron ini berada di lanud Iswahjudi berkekuatan Hawk Mk.53, jet tempur sudah dipensiunkan dan diganti dengan T-50i Golden Eagle.

6. Skadron Udara 11 Thunder

Satu-satunya Skadron Udara yang mengoperasikan Heavy Fighter saat ini di jajaran AU Indonesia dengan kekuatan Sukhoi komposit Su-27 dan Su-30.


Berkekuatan EMB-314 Super Tucano, pesawat Counter Insurgency (COIN) bukan skadron jet tempur yang berkedudukan di lanud Abdurachman Saleh, Malang, Jawa Timur.

Jika menilik data di atas, kesimpulan sederhananya Indonesia kekurangan 14 skadron tempur baru.

66 unit Rafale bisa membentuk enam skadron tempur baru bila per satu skadron diperkuat 11 unit jet tempur tersebut.

Atau lima skadron tempur baru bila per skadron diperkuat 12-13 Rafale.

Ukuran kekuatan jet tempur satu skadron militer Indonesia beragam, misal Skadron 14 yang berencana mengakuisisi 11 unit Su-35.

Biasanya ukuran kekuatan satu skadron berkisar 12-16 jet tempur tapi tetap bisa disesuaikan entah ditambah atau dikurangi.

Militer Indonesia butuh penambahan jet tempur baru (foto : TNI AU)

Ditambah satu skadron J-10 (bila jadi).

Kemudian ada penguatan dari 48 unit KF-21 Boramae.

Empat skadron tempur baru berkekuatan 12 unit KF-21 Boramae nampak realistis untuk saat ini.

Lantas ada 48 unit KAAN yang sudah diteken pembeliannya, tambah empat skadron tempur baru lagi.

Bila menilik perhitungan ini maka Indonesia bakal ketambahan 14 skadron tempur hingga tahun 2045, hitungan yang pas.

Tapi tunggu dulu, ada 33 unit F-16, 16 Su-27/30 dan 24 unit Hawk yang bakal dipensiunkan.

Juga F-5 yang belum dapat penggantinya saat ini.

Maka Indonesia masih membutuhkan setidaknya tambahan 2-3 skadron tempur baru yang berarti bakal ada penambahan jet tempur.

Bila mau cari aspek Commonality, harusnya penambahan jet tempur cuma berkisar di KF-21 Boramae, KAAN atau Rafale.

Melenceng sedikit bisa F-35 bila diperbolehkan AS membelinya.

Yang pasti target 20 skadron tempur harus tercapai karena menurut perhitungan ini merupakan jumlah ideal guna memastikan penguasaan udara republik sepenuhnya berada di tangan militer Indonesia.*

Posting Komentar untuk "Militer Indonesia Targetkan Pembentukan 20 Skadron Tempur Jaga Penguasaan Ruang Udara Nasional"