Prancis Jamin Rafale Indonesia Aman dari Embargo Militer

Prancis menamin Rafale Indonesia anti dari embargo militer


TIMEMOMENTS.COM - Indonesia menjadi negara kesekian yang mengoperasikan Rafale.

Jauh sebelum Indonesia ada India, negara di luar Prancis yang pertama kali mengoperasikan Rafale.

Setelah dipakai India, barulah Rafale dibeli Qatar, Uni Emirat Arab, Indonesia lalu Yunani.

Dassault Aviation Prancis tak mempromosikan Rafale dalam waktu semalam langsung laku terjual.

Baca Juga : Analis Militer Moskow : Indonesia Mungkin Dapat Menukar Rafale dengan J-10 yang Lebih Murah

Mereka terus menerus mempromosikan Rafale selama bertahun-tahun bahkan hampir putus asa menjualnya ke negara lain.

Namun usai berusaha bertahun-tahun, angin segar itu datang dari India yang pada 2011 mengumumkan program pengadaan jet tempur Indian MRCA competition.

Dasault hadir di sana yang langsung diberitahu bahwa Rafale mesti diujicoba langsung dalam dogfight melawan Su-30 AU India.

Tantangan ini disambut oleh Rafale yang dalam demonstrasi udara berhasil mengalahkan Su-30MKI yang dikenal sebagai varian canggih Flanker dibuat khusus India.

Pada April 2011, India mengumumkan bahwa pilihan jet tempur program MRCA sudah mengerucut antara Rafale atau Eurofighter Typhoon.

Untuk sekedar diketahui bahwa Rafale merupakan 'adik' dari Eurofighter Typhoon.

Awalnya Prancis bergabung dengan konsorium jet tempur Eropa membangun Eurofighter Typhoon.

Tetapi di tengah perjalanan mereka berselisih paham dengan Jerman, Spanyol, Italia dan Inggris dalam konfigurasi pesawat nantinya.

Prancis maunya pakai avionik jenis A, negara lainnya pilih B.

Kalah suara memaksa Prancis keluar dari program dengan meneruskan sendiri apa yang sudah mereka dapat dari sana untuk diaplikasikan ke Rafale.

Pengakuan bahwa Rafale lebih baik dari Typhoon dilakukan India setelah mereka mengumumkan pemenang program MRCA ialah Dassault pada 31 Januari 2012.

Kesepakatan awal India akan menerima 18 unit Rafale dalam kondisi siap terbang.

Sementara sisanya yakni 108 unit diproduksi oleh Hindustan Aeronautics Limited (HAL) dengan skema transfer teknologi.

Kontrak diteken senilai 20 miliar dolar AS.

Namun kesepakatan 108 unit Rafale batal karena Dassault ogah bertanggung jawab atas kualitas jet tempur bila dibangun sendiri oleh HAL.

Alasannya karena HAL dinilai tak mempunyai komponen lokal mumpuni untuk membangun Rafale di dalam negerinya.

Meski akhirnya kesepakatan itu batal, India tetap memesan tambahan Rafale hingga saat ini ada 36 unit jet tempur itu beroperasi di sana.

Bagi India, Rafale adalah nyawa utama kekuatan udaranya.

Bagaimana tidak, Rafale satu-satunya platform jet tempur yang diwaspadai oleh China di perbatasan Ladakh.

Ketika Rafale dikerahkan ke Ladakh, China langsung meresponnya dengan pengerahan J-20 ke Tibet.

Boleh dibilang ada kans sangat besar bagi Rafale menghadapi jet tempur siluman J-20 dan inilah yang ditunggu-tunggu para analis pertahanan seluruh dunia.

Untungnya kedua belah pihak menahan diri untuk tak terlibat duel udara di sana.

Meski mendapat atensi luar biasa dari China, namun pada konflik India-Pakistan beberapa waktu lalu Rafale menelan pil pahit.

Ia terbukti ditembak jatuh J-10 Pakistan, mencoreng nama baik Rafale di dunia.

Adanya insiden ini tak membuat Indonesia mengurungkan niat membeli Rafale, yang ada nambah lagi 24 unit total 66 buah.

Menteri Pertahanan Indonesia saat itu, Prabowo Subianto tengah berbincang dengan 
CEO Dassault Eric Trappier

Hal ini menjadikan Indonesia negara terbesar di luar Prancis yang mengoperasikan Rafale.

Indonesia yakin karena Prancis menjamin Rafale Indonesia bebas dari embargo militer.

"Teori Pilihan Rasional menggambarkan Indonesia dalam pengambilan keputusan berdasarkan keuntungan dan kerugian dalam memilih pesawat tempur Dassault Rafale karena dengan membeli Rafale terdapat keuntungan, yaitu kemudahan pasokan suku cadang dan tanpa embargo yang dijamin oleh Prancis.

Sehingga di masa depan Indonesia tak perlu khawair menggunakan pesawat tempur Dassault Rafale untuk mempertahankan kedaulatan nasional demi kepentingan nasional Indonesia," jelas jurnal Universitas Padjajaran berjudul 'Analysis of the Indonesian government's decision to buy Rafale Dassault Aircraft from France' Vol.9 No. 1, Januari 2024.

Embargo militer pernah jadi momok bagi Indonesia di tahun 1995-2005 saat itu AS sengaja melemahkan angkatan bersenjata Indonesia dengan sanksi ini.

Ketika Prancis memberi jaminan tersebut ke Rafale, Indonesia tak ragu membelinya.*

Posting Komentar untuk "Prancis Jamin Rafale Indonesia Aman dari Embargo Militer"