Tiba Saatnya Radar AESA RBE2-AA Rafale Indonesia Melawan AN APG-81 F-35 Singapura

Rafale dengan radar RBE2 AESA


TIMEMOMENTS.COM - Tahun depan, Rafale segera mendarat di Indonesia.

Pekanbaru, Riau bakal menjadi kandang pertama Rafale.

Penempatan Rafale di Pekanbaru yang langsung menghadapi selat Malaka merupakan sinyal.

Sinyal bahwa Indonesia siap mengerahkan Rafale ke selat Malaka di depan Malaysia dan Singapura.

Baca Juga : Prancis Jamin Rafale Indonesia Aman dari Embargo Militer

Memang angkatan bersenjata harus seperti ini, berani Show Off Force di depan negara lain.

Hal ini wajib dilakukan, pamer kekuatan guna mencegah intervensi asing ke Indonesia.

Di selat Malaka, TUDM mengandalkan Skuadron 18 di Butterworth, Penang.

Di sana ada F-18 Hornet sebanyak 8 unit.

Di atas kertas, Rafale jauh di atas F-18 Hornet, kecuali TUDM mempunyai Super Hornet.

Keberadaan Rafale di Pekanbaru mesti disiasati Malaysia bagaimana cara menangkalnya.

Akan tetapi lawan terberat Rafale Indonesia berasal dari Singapura.

Singapura segera menerima F-35 pertamanya pada 2030 untuk menggantikan F-16.

Penempatan F-35 pasti ada yang langsung ditugaskan menjaga selat Malaka.

Pantas F-35 dikerahkan di sana karena ia punya kemampuan menyapu sasaran dari jarak jauh menggunakan radar AESA AN APG-81.

Menurut produsen, Northrop Grumman, radar buatannya itu diklaim AESA tercanggih di dunia.

"Sensor AESA (Active Electronically Scanned Array) AN/APG-81 dari Northrop Grumman adalah sensor AESA terbaru dan tercanggih di dunia, serta menjadi fondasi rangkaian sensor canggih F-35 Lightning II. Radar multifungsi ini memberikan kesadaran situasional medan perang yang tak tertandingi, yang menghasilkan daya mematikan, efektivitas awak pesawat, dan kemampuan bertahan hidup.

Ia memiliki mode udara-ke-udara dan udara-ke-darat aktif dan pasif jarak jauh yang mendukung berbagai misi udara-ke-udara dan udara-ke-permukaan yang dilengkapi oleh fitur-fitur siluman beserta peperangan elektronika penting dan fungsi intelijen, pengawasan, dan pengintaian," jelas Northrop Grumman.

Klaim Grumman radar ini menyediakan kemampuan serangan jarak jauh.

Pilot bisa menembak sasaran dari jarak jauh sebelum musuh mendeteksi keberadaan F-35.

"Radar AN/APG-81 dapat mendeteksi, menemukan lokasi secara presisi, dan dengan bantuan mode pemetaan Synthetic Aperture Radar (SAR) beresolusi ultra-tinggi, dapat mengidentifikasi dan menyerang target militer dengan keandalan yang luar biasa," bebernya.

Radar AN APG-81 F-35

Lantas bagaimana dengan Rafale Indonesia?

Baru kali ini dalam sejarah Republik berdiri, Indonesia akhirnya mengoperasikan radar AESA yang dipasang di jet tempur.

Tentu menjadi tantangan tersendiri bagi militer Indonesia mengoperasikan radar AESA RBE2-AA Rafale.

RBE2 sendiri merupakan singkatan dari Radar a Balayage Electronique 2 plans.

Pengembangan radar ini pertama kali dilakukan tahun 1989 oleh Thomson-CF.

Setelahnya tongkat estafet dilanjutkan oleh Thales Group.

Thales mengubah spesifikasi RBE2 yang merupakan radar PESA ke AESA di RBE2-AA.

Pengembangan RBE2-AA dimulai 2002 setelah Delegation Generale pour l'Armement (DGA) memberikan kontrak kepada Thales.

Mirage 2000 menjadi pesawat yang mengujicoba radar ini.

Uji coba sukses maka RBE2-AA dipasangkan ke Rafale.

Kemampuan radar ini cukup komplit, dikutip dari Dassault Aviation berikut poin pentingnya.

1. Deteksi dan pelacakan semua aspek dari atas dan bawah beberapa target udara untuk pertempuran jarak dekat dan intersepsi jarak jauh di seluruh volume deteksi dan pelacakan, dalam segala cuaca dan di lingkungan gangguan parah,

2. Kemampuan untuk melacak target di dalam atau di luar domain pencarian, memberikan keuntungan utama dalam pertempuran udara,

3. Pembuatan peta tiga dimensi secara real-time untuk pelacakan medan di atas medan yang belum dipetakan dalam kondisi buta. Rafale adalah satu-satunya pesawat tempur generasi baru yang saat ini menawarkan fungsi tersebut.

4. Presentasi secara real-time kepada kru peta tanah 2D resolusi tinggi untuk deteksi, identifikasi dan penunjukan target darat dan untuk pembaruan navigasi,

5. Deteksi dan pelacakan beberapa target angkatan laut.

"RBE2-AESA sepenuhnya kompatibel dalam hal jangkauan deteksi dengan rudal udara-ke-udara METEOR jarak jauh. AESA menawarkan potensi pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya di masa depan," jelasnya.

Akan sangat menarik melihat perang radar AESA F-35 Singapura Vs Rafale Indonesia, boleh saja kedua belah pihak kelak mencobanya dalam sebuah latihan tempur udara.*




Posting Komentar untuk "Tiba Saatnya Radar AESA RBE2-AA Rafale Indonesia Melawan AN APG-81 F-35 Singapura"